TEMPO.CO, Jakarta - Hasil survei Pusat Data Bersatu (PDB) menyatakan elektabilitas calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Joko Widodo alias Jokowi, memang belum tertandingi hingga saat ini. Namun pasca-dideklarasaikan sebagai calon presiden pada 14 Maret lalu, elektabilitas Gubernur DKI Jakarta itu malah turun.
"Dari 31,8 persen responden yang memilih Jokowi pada Februari 2014, turun menjadi 29, 8 persen responden pada Maret lalu," ujar Agus Herta, peneliti dari Pusat Data Bersatu, saat memaparkan hasil survei lembaganya di Grand Sahid Jaya Hotel, Jakarta, Rabu, 2 April 2014. (Baca: Jokowi: Tak Dikawal pun Saya Merasa Aman).
Menurut Agus, perbandingan elektabilitas Jokowi itu berdasarkan survei PDB pada Februari 2014 dengan metodologi serupa. Namun ia menyatakan belum bisa mendeteksi penyebab turunnya elektabilitas Jokowi setelah dideklarasikan. "Kami belum sepenuhnya melakukan penelitian tentang itu," ucapnya. (Baca: Ini Cara Jokowi Menggaet Ibu Rumah Tangga).
Meski begitu, Jokowi memiliki elektabilitas jauh di atas rata-rata calon presiden lainnya. Prabowo Subianto, calon presiden dari Partai Gerindra, berada di urutan kedua dengan elektabilitas 11,6 persen. Artinya, Prabowo harus mendapat 18 persen dukungan bila ingin mengejar Jokowi. Bila dibandingkan dengan hasil survei Prabowo pada Februari, yakni 12,8 persen, terjadi penurunan pada Maret ini lebih 1 persen. (Baca: Nyaris Separuh Pemilih Inginkan Jokowi Presiden).
Jokowi tetap unggul lantaran responden menilai mantan Wali Kota Solo itu merupakan tokoh pembawa perubahan yang lebih baik untuk Indonesia. Adapun tokoh yang digadang menjadi calon presiden di bawah Jokowi dan Prabowo adalah Wiranto dengan elektabilitias 5,0 persen, Dahlan Iskan 3,8 persen, Aburizal Bakrie 3,7 persen, Mahfud Md. 3,0 persen, dan Jusuf Kalla 3,0 persen. (Baca: Ternyata, Pemilih Ibu-ibu Tak Suka Rhoma Irama)
PDB menggelar survei pada 7-14 Maret 2014 dengan 1.500 responden. Responden yang didominiasi masyarakat wilayah perkotaan atau kelas menengah itu diwawancara melalui telepon. Nomor telepon responden diambil acak dari buku petunjuk PT Telkom. Margin of error survei ini sekitar 2,5 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
TRI SUHARMAN