TEMPO.CO, Jakarta - Politikus senior Partai Demokrat, Amir Syamsuddin, menyatakan bahwa partainya tetap berada dalam posisi netral. "Sudah jelas posisinya seperti yang disampaikan Ketua Umum di YouTube," ujarnya saat ditemui Tempo di lobi kantor Direktorat Jenderal Imigrasi, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa, 12 Agustus 2014. (Baca juga: Demokrat dan Golkar Mulai Merapat ke Jokowi-JK)
Video YouTube yang dimaksud adalah video hasil Rapat Pimpinan Nasional Demokrat 18 Mei 2014 yang menampilkan pernyataan Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono. SBY menyatakan Demokrat tak akan berpihak atau bergabung dengan kubu calon presiden mana pun. (Baca: Kadernya Pilih Jokowi, Demokrat Merapat?)
Posisi netral ini, menurut Amir, akan terus dijaga hingga putusan Mahkamah Konstitusi terkait dengan presiden baru keluar. "Pegangan kami sampai saat ini adalah kata-kata Ketua Umum. Demokrat akan menjadi partai penyeimbang," kata Amir yang juga Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Dia mempersilakan anggota Demokrat lainnya bersikap berbeda. Menurut Amir, kader Demokrat bisa saja mendukung presiden dan wakil presiden terpilih, Joko Widodo dan Jusuf Kalla, atau Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa secara individu. Amir mengaku tak memiliki kecondongan pada pihak mana pun. "Saya selalu jadikan pegangan apa yang disampaikan oleh Ketua Umum."
Demokrat sebelumnya ikut mendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Namun hasil rekapitulasi perolehan suara pemilihan presiden oleh Komisi Pemilihan Umum adalah Jokowi-JK menang atas Prabowo-Hatta.
DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024
22 Desember 2021
DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024
Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.