Seorang pengendara sepeda melintas di depan spanduk ucapan selamat atas terpilihnya pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa sebagai presiden dan wakil presiden yang terpasang di jalan Kertajaya Indah, Surabaya, Sabtu 12 Juli 2014. Meski Komisi Pemilihan Umum Pusat belum mengeluarkan hasil rekapitulasi akhir suara hasil Pemilu Presiden 2014, pendukung pasangan ini tetap memasang spanduk kemenangan di sejumlah titik jalan di kota Surabaya sejak kemarin. TEMPO/Fully Syafi
TEMPO.CO, Jakarta - Mundurnya Prabowo Subianto dari proses rekapitulasi suara pemilu presiden 2014 dinilai politikus Partai Amanat Nasional, Wanda Hamidah, memecah hubungan dengan Hatta. Wanda menilai politikus PAN cenderung berpikiran rasional dalam menyikapi kejanggalan proses rekapitulasi suara nasional. (Baca: Ada Apa dengan Hatta Rajasa dan Prabowo?)
"Pasti akan ada perpecahan antara Prabowo dan Hatta. Saya meyakini bahwa PAN adalah partai yang sangat rasional. Pendukungnya juga rasional. Partai ini juga didirikan oleh orang-orang yang punya akal sehat. Saya rasa, pasti dilema buat mereka untuk tidak mengakui hasil KPU," ujar Wanda saat ditemui di Teater Salihara, Selasa, 22 Juli 2014. (Baca: Prabowo Dibisiki Tolak Pilpres oleh Tokoh Ini)
Wanda mengaku dapat merasakan hal tersebut. Dia pun bersyukur karena partai yang dicintainya tidak ikut serta menolak hasil pilpres. "Sebelum bertarung aja sudah mundur. Tahu kalah langsung mundur. Ini sangat-sangat tidak kesatria dan bukan contoh yang baik bagi masyarakat."
Bagi wanda, potensi kecurangan bukan berada di kubu pasangan presiden dan wakil presiden nomor urut 2. "Saya mencoba memahami bahwa PAN tidak punya pilihan lain untuk mendukung Prabowo. Tapi keputusan itu tidak bisa saya terima. Makanya, saya dukung Jokowi. Bang Hatta juga terlihat bingung itu." (Baca: Prabowo Melawan, Kredibilitas Hatta Bisa Merosot)