TEMPO.CO, Jakarta - Agung Setiarso, saksi dari pasangan calon presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, meminta KPU menggelar pemilihan ulang di Jakarta Barat. Dia mengklaim pencoblosan ulang diperlukan karena banyak kesalahan dan kelalaian penyelenggara pemilu. "Kami minta pemilihan ulang di sekitar 400 TPS di Jakarta Barat," ujarnya di Palmerah, Jakarta, 16 Juli 2014. (Baca di sini: Suara Jokowi-JK di Jakarta Barat 60 Persen)
Empat ratusan TPS itu, kata Agung, tersebar hampir di seluruh wilayah. Namun, dia menganggap pelanggaran pemilu paling banyak terjadi di Kecamatan Palmerah, Grogol Petamburan, dan Cengkareng. "Seperti di Kelurahan Kemanggisan yang ditengarai ada semacam mobilisasi massa tepatnya di TPS 42," kata dia. (Baca juga: PDIP Klaim Jokowi Menang di Jakarta)
Dia juga menunjuk jumlah pemilih khusus tambahan yang terlalu banyak. Menurut dia, jumlah pemilih khusus tambahan sebanyak 74.009 itu terlalu besar dan mencurigakan. "Selisih 74 ribu suara itu sangat signifkan. Harus diperjelas apakah mereka memang berhak atau tidak," ujarnya.
Selain itu, dia juga mengklaim adanya pemilih ganda di TPS 103 Tegal Alur, Kalideres. Pemilih itu, kata dia, berhasil terdeteksi oleh tim saksi Prabowo-Hatta karena ikut mencoblos sebanyak dua kali. Apalagi, namanya juga tercantum jelas dalam daftar pemilih.
Saksi Jokowi-JK, Siegvrieda Lauw, puas dengan kinerja KPU. Siegvrieda mengklaim tidak menemukan kejanggalan. "Semuanya normal-normal saja," katanya.
Sementara itu, Ketua Panwaslu Abdul Rouf menyatakan sudah menerima sejumlah aduan kecurangan tersebut. Namun, Panwaslu belum menerima aduan terkait dengan daftar pemilih ganda seperti yang diklaim saksi Prabowo-Hatta. "Kami belum menerima laporan tersebut," ujar dia.
Abdul menyatakan ada beberapa temuan yang diduga melanggar aturan pelaksanaan kampanye. Salah satunya adalah keputusan panitia pemungutan suara memperbolehkan pemilih khusus tambahan memilih tanpa membawa formulir A5. "Kalau itu bisa dianggap pelanggaran, dan sudah ada rekomendasi kepada KPU terkait petugas yang bersangkutan," ujar dia.
Komisi Pemilihan Umum Daerah Jakarta Barat menyatakan pasangan calon presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla unggul atas pesaingnya, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Pasangan yang diusung koalisi pimpinan PDIP itu berhasil meraih 742.103 suara. Sedangkan pasangan Prabowo-Hatta mendapatkan 479.815 suara.
DIMAS SIREGAR
Topik terhangat:
Jokowi-Kalla | Prabowo-Hatta | Piala Dunia 2014 | Tragedi JIS
Berita terpopuler:
Saking Miskinnya, Nenek Ginem Makan Bangkai
NASA: Kami Akan Temukan Kehidupan di Luar Bumi
Singgung Rasul, Ini Klarifikasi Quraish Shihab
Berita terkait
Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang
27 Desember 2021
Dalam survei tersebut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar hanya dipilih 0,1 persen responden.
Baca SelengkapnyaDPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024
22 Desember 2021
Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.
Baca SelengkapnyaDitugaskan Prabowo Jadi Jurkam ke Jateng, Ini Janji Sandiaga Uno
5 Maret 2018
Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno mengatakan telah mendapat izin Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menjadi juru kampanye di Pilkada tiap hari Minggu.
Baca SelengkapnyaFadli Zon Akui Ada Utusan Ajak Prabowo Jadi Cawapres Jokowi
2 Maret 2018
Fadli Zon mengatakan tawaran agar Prabowo menjadi cawapres Jokowi ditolak karena akan menimbulkan oligarki.
Baca SelengkapnyaKetika Prabowo Hati-hati Tanggapi Usulan Jadi Cawapres Jokowi
1 Maret 2018
Prabowo mengatakan dirinya akan mendengarkan suara partai soal pencalonannya maju dalam pemilihan presiden dan wakil presiden.
Baca SelengkapnyaPilkada 2018, Prabowo Bakal Berkampanye untuk Sudrajat-Syaikhu
1 Maret 2018
Prabowo mengatakan akan mendatangi kampanye sebanyak mungkin di Pilkada 2018 Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaSoal Deklarasi Prabowo Jadi Capres, Fadli Zon: Masih Lama
27 Februari 2018
Meski Gerindra sudah bergerilya, Prabowo masih belum menyatakan diri akan maju kembali di pilpres 2019.
Baca SelengkapnyaGerindra Masih Cari Tanggal Deklarasi Prabowo sebagai Capres
26 Februari 2018
Fadli Zon juga menuturkan pencalonan Prabowo sebagai capres merupakan harga mati bagi Partai Gerindra.
Baca SelengkapnyaBambang Soesatyo: Jokowi-Prabowo Pasangan Ideal
26 Februari 2018
Menurut Bambang Soesatyo, pertarungan antara Jokowi dan Prabowo pada pemilihan presiden 2014 sempat menimbulkan gangguan dalam kinerja pemerintahan.
Baca SelengkapnyaJokowi Diprediksi Melenggang jika Head to Head dengan Prabowo
24 Februari 2018
Pemilihan presiden 2019 diperkirakan akan membentuk dua poros, yaitu poros Jokowi dan Prabowo.
Baca Selengkapnya