TEMPO.CO , Jakarta - Tim kampanye Joko Widodo-Jusuf Kalla memperkirakan Jawa Timur, termasuk Madura akan menjadi wilayah dengan tingkat manipulasi suara yang tinggi. Sekretaris Tim Kampanye, Andi Widjajanto, mengatakan berdasarkan informasi yang dihimpun di lapangan, Jawa Timur akan menjadi titik utama maraknya pencurian suara. (Baca: Jokowi Yakin Hasil Quick Count dan Real Count Sama)
"Pertarungan utamanya Jawa Timur, termasuk Madura. Dilaporkan akan dibagi sejumlah uang untuk individu-individu penyelenggara di semua level," kata dia kepada Tempo di Jakarta, Ahad, 13 Juli 2014. Selain Jawa Timur, kubu Jokowi-Kalla juga menyebut titik rawan manipulasi yaitu di luar negeri seperti Arab Saudi dan Malaysia.
Andi menyebut beberapa modus yang diantisipasi tim yaitu pertama, politik uang kepada petugas di tingkat kecamatan, kabupaten hingga tingkat pusat. "Tapi, ini tidak akan bermanfaat kalau mereka tidak menemukan instrumen sah yaitu formulir C1 untuk diotak-atik," katanya. Modus kedua adalah sistem tabulasi di kecamatan, kabupaten hingga KPU. "Modus lain adalah sistem teknologi informasi atau IT. Tapi yang utamanya adalah manual C1," katanya.
Kubu Jokowi-Kalla, kata Andi, memperkirakan pesaingnya setidaknya harus mencuri 6,4 juta suara agar bisa unggul. Ia memprediksi dengan pola yang terjadi sekarang kubu lawan bisa mencuri sekitar 800 ribu suara hingga proses penghitungan selesai. (Baca: Kisruh Pilpres, Jokowi Akui Belum Bertemu Prabowo)
"Kalau kecurangan dilakukan, mereka harus mendapatkan sampai 6,4 juta suara. Itu luar biasa beratnya dilakukan dalam waktu sepekan dan 10 hari, kalaupun itu dilakukan pasti itu testruktur dan masif. Mereka mungkin bisa mendapatkan 800 ribu suara dari manipulasi," katanya. (Baca: Jokowi-JK Menang di Jawa Timur)
ANANDA TERESIA
Terpopuler:
KPK: DPR Tak Mendukung Pemberantasan Korupsi
Main Sinetron Lagi, Deddy Mizwar Dinilai Tak Etis
Ternyata Mencium Bau Kentut Ada Manfaatnya