TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Dewan Etik Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepsi), Hamdi Muluk, menegaskan Dewan Etik akan menjatuhkan sanksi bagi lembaga survei yang terbukti melakukan pelanggaran. Dalam waktu dekat perhimpunan akan melakukan audit terhadap semua lembaga survei yang merilis hasil quick count dan exit poll.
“Dewan Etik akan bertindak tegas pada lembaga survei yang tak menggunakan metodologi yang benar,” ujar Hamdi kepada Tempo, Kamis, 10 Juli 2014.
Hamdi menegaskan perhimpunan akan mengumumkan kepada publik nama-nama lembaga survei yang terbukti nakal. Sehingga publik dapat mengetahui lembaga survei yang dapat dipercaya dan kredibel. Cara ini diyakini Hamdi dapat memberikan efek jera serta menjaga integritas lembaga survei yang lain.
Sanksi lain yang akan diberikan adalah berupa teguran tertulis kepada lembaga survei yang terbukti melanggar. Teguran, kata Hamdi, bersifat mengingatkan lembaga survei tersebut untuk melakukan koreksi survei. Namun apabila lembaga survei yang sudah ditegur tidak melakukan koreksi maka perhimpunan akan mencabut keanggotaan dari Persepi.
Hamdi menjelaskan perhimpunan akan mengaudit metodologi yang dipakai lembaga survei dalam melakukan exit poll dan quick count. Audit, kata Hamdi, akan berfokus pada prosedur bagaimana data tersebut diambil. Audit akan melihat ketepatan pengambilan sampel, apakah ada orang yang di lapangan atau melalui telepon, apakah ketersediaan data di polling centre cukup, sampai pada ketepatan pengelolaan data. (Baca: Pengamat: Klaim Menang Boleh, Tapi Jangan Curang)
Tindakan ini dipandang perlu oleh Dewan Etik karena ada beberapa lembaga yang membentuk opini publik yang tidak wajar. Lembaga-lembaga tersebut juga diduga menyalahi kode etik lembaga survei dan mengingkari pakta integritas yang telah ditandatangani oleh lembaga survei tersebut. Menurut Hamdi, lembaga yang terbukti salah berdasarkan hasil audit terbukti tidak kredibel dan patut dipertanyakan integritasnya.
DINI PRAMITA
Berita lainnya:
Jokowi-JK Menang, Munas Golkar Lebih Dinamis
Aburizal Klaim Koalisi Permanen Positif
PKB Jawa Tengah: Jokowi Menang di Semua Basis NU
Jokowi Menang, Indeks Bisa Tembus 5.200
Berita terkait
Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang
27 Desember 2021
Dalam survei tersebut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar hanya dipilih 0,1 persen responden.
Baca SelengkapnyaDPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024
22 Desember 2021
Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.
Baca SelengkapnyaSetya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019
27 Maret 2017
Setya Novanto mengungkap hitung-hitungan apabila Jokowi kembali berhadapan dengan Prabowo dalam pilpres 2019.
Baca SelengkapnyaPilkada Jawa Barat, Survei: Elektabilitas Ridwan Kamil Tertinggi
23 Maret 2017
Menurut Direktur Indo Barometer M. Qodari, survei itu dilaksanakan di seluruh wilayah Provinsi Jawa Barat yang meliputi 26 kota/kabupaten.
Baca SelengkapnyaGagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019
22 Maret 2017
Qodari mengatakan masyarakat cukup mengenal figur Agus Yudhoyono atau AHY ini
Baca SelengkapnyaSurvei Poltracking: Ahok Pemimpin Paling Tegas dan Berwibawa
2 Februari 2017
Agus dan Anies menempati peringkat kedua dan ketiga.
Baca SelengkapnyaJika Pilkada DKI Hari Ini, Ahok Jadi Gubernur Lagi
26 Januari 2017
Agus menempati peringkat kedua, dan Anies ketiga.
Baca SelengkapnyaTiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses
16 Januari 2017
RUU Permilu Diperkirakan selesai sekitar bulan empat ke depan.
Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?
10 September 2015
Ada spekulasi bahwa Demokrat memunculkan sindrom I Want SBY Back untuk mempersiapkan Ani Yudhoyono.
Baca SelengkapnyaJokowi Tak Butuh, Relawan Bakal Membubarkan Diri
28 Oktober 2014
Sampai saat ini mereka masih menunggu kepastian dari Jokowi.
Baca Selengkapnya