Lembaga Survei Nakal Akan Dijatuhi Sanksi

Reporter

Kamis, 10 Juli 2014 11:06 WIB

Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri bersama pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla, Ketua Bapilu Puan Maharani dan Ketua umumPartai Nasdem Surya Paloh menyaksikan pesan Ibunda Jokowi, Sujiatmi Notomihardjo melalui televisi terkait hasil hitung cepat Pemilihan Presiden, di Kebagusan, Jakarta Selatan, Rabu 9 Juli 2014. Menurut hasil hitung cepat (quick count) Pemilihan Umum Presiden 2014 dari sejumlah lembaga survei pasangan capres cawapres nomor urut 2 Joko Widodo-Jusuf Kalla meraih 52,88 persen suara mengungguli pasangan Capres Cawapres nomor urut 1 Prabowo Subianto-Hatta Rajasa meraih 47,40 persen suara. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Dewan Etik Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepsi), Hamdi Muluk, menegaskan Dewan Etik akan menjatuhkan sanksi bagi lembaga survei yang terbukti melakukan pelanggaran. Dalam waktu dekat perhimpunan akan melakukan audit terhadap semua lembaga survei yang merilis hasil quick count dan exit poll.

“Dewan Etik akan bertindak tegas pada lembaga survei yang tak menggunakan metodologi yang benar,” ujar Hamdi kepada Tempo, Kamis, 10 Juli 2014.

Hamdi menegaskan perhimpunan akan mengumumkan kepada publik nama-nama lembaga survei yang terbukti nakal. Sehingga publik dapat mengetahui lembaga survei yang dapat dipercaya dan kredibel. Cara ini diyakini Hamdi dapat memberikan efek jera serta menjaga integritas lembaga survei yang lain.

Sanksi lain yang akan diberikan adalah berupa teguran tertulis kepada lembaga survei yang terbukti melanggar. Teguran, kata Hamdi, bersifat mengingatkan lembaga survei tersebut untuk melakukan koreksi survei. Namun apabila lembaga survei yang sudah ditegur tidak melakukan koreksi maka perhimpunan akan mencabut keanggotaan dari Persepi.

Hamdi menjelaskan perhimpunan akan mengaudit metodologi yang dipakai lembaga survei dalam melakukan exit poll dan quick count. Audit, kata Hamdi, akan berfokus pada prosedur bagaimana data tersebut diambil. Audit akan melihat ketepatan pengambilan sampel, apakah ada orang yang di lapangan atau melalui telepon, apakah ketersediaan data di polling centre cukup, sampai pada ketepatan pengelolaan data. (Baca: Pengamat: Klaim Menang Boleh, Tapi Jangan Curang)

Tindakan ini dipandang perlu oleh Dewan Etik karena ada beberapa lembaga yang membentuk opini publik yang tidak wajar. Lembaga-lembaga tersebut juga diduga menyalahi kode etik lembaga survei dan mengingkari pakta integritas yang telah ditandatangani oleh lembaga survei tersebut. Menurut Hamdi, lembaga yang terbukti salah berdasarkan hasil audit terbukti tidak kredibel dan patut dipertanyakan integritasnya.

DINI PRAMITA

Berita lainnya:
Jokowi-JK Menang, Munas Golkar Lebih Dinamis
Aburizal Klaim Koalisi Permanen Positif
PKB Jawa Tengah: Jokowi Menang di Semua Basis NU
Jokowi Menang, Indeks Bisa Tembus 5.200

Berita terkait

Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

27 Desember 2021

Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

Dalam survei tersebut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar hanya dipilih 0,1 persen responden.

Baca Selengkapnya

DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

22 Desember 2021

DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.

Baca Selengkapnya

Setya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019  

27 Maret 2017

Setya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019  

Setya Novanto mengungkap hitung-hitungan apabila Jokowi kembali berhadapan dengan Prabowo dalam pilpres 2019.

Baca Selengkapnya

Pilkada Jawa Barat, Survei: Elektabilitas Ridwan Kamil Tertinggi  

23 Maret 2017

Pilkada Jawa Barat, Survei: Elektabilitas Ridwan Kamil Tertinggi  

Menurut Direktur Indo Barometer M. Qodari, survei itu dilaksanakan di seluruh wilayah Provinsi Jawa Barat yang meliputi 26 kota/kabupaten.

Baca Selengkapnya

Gagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019

22 Maret 2017

Gagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019

Qodari mengatakan masyarakat cukup mengenal figur Agus Yudhoyono atau AHY ini

Baca Selengkapnya

Survei Poltracking: Ahok Pemimpin Paling Tegas dan Berwibawa  

2 Februari 2017

Survei Poltracking: Ahok Pemimpin Paling Tegas dan Berwibawa  

Agus dan Anies menempati peringkat kedua dan ketiga.

Baca Selengkapnya

Jika Pilkada DKI Hari Ini, Ahok Jadi Gubernur Lagi

26 Januari 2017

Jika Pilkada DKI Hari Ini, Ahok Jadi Gubernur Lagi

Agus menempati peringkat kedua, dan Anies ketiga.

Baca Selengkapnya

Tiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses

16 Januari 2017

Tiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses

RUU Permilu Diperkirakan selesai sekitar bulan empat ke depan.

Baca Selengkapnya

Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?

10 September 2015

Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?

Ada spekulasi bahwa Demokrat memunculkan sindrom I Want SBY Back untuk mempersiapkan Ani Yudhoyono.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tak Butuh, Relawan Bakal Membubarkan Diri

28 Oktober 2014

Jokowi Tak Butuh, Relawan Bakal Membubarkan Diri

Sampai saat ini mereka masih menunggu kepastian dari Jokowi.

Baca Selengkapnya