Foto gabungan ekspresi mantan ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar ketika menggunakan hak pilih di Rutan KPK Jakarta, 9 Juli 2014. Sebanyak 18 tahanan KPK menggunakan hak politiknya pada Pemilihan Presiden 2014. ANTARA/Wahyu Putro A
TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar menggunakan hak pilihnya dalam pemilihan presiden 2014 di tempat pemungutan suara Rumah Tahanan KPK, Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan. Saat menuju TPS di halaman Rutan, Akil yang mengenakan kaus berkerah hitam itu langsung melempar senyum sumringahnya. (Baca: Minta Cabut Kewarganegaraan, AkilMochtar Nyoblos)
Saat ditanya akan memilih pasangan calon presiden nomor urut 1 atau 2, Akil malah mengepalkan tangan kirinya sambil diacungkan ke atas. "Ini saja, ya (sambil mengepalkan tangan). Wartawan pilih Jokowi semua, pasti," kata Akil di Rutan KPK, Jakarta Selatan, 9 Juli 2014.
Selain Akil, politikus Partai Demokrat Andi Alifian Mallarangeng juga bergiliran menggunakan hak pilihnya. Andi hanya tersenyum dan tak menjawab pertanyaan wartawan. Setelah Andi, disusul orang dekat bekas Presiden Partai Keadilan Sejahtera Luthfi Hasan Ishaaq, Ahmad Fathanah, Anggoro Widjojo, dan Bupati Bogor Rachmat Yasin.
Rachmat yang merupakan politikus Partai Persatuan Pembangunan itu juga tak menjawab pertanyaan wartawan. Setelah memasukkan surat suara, dia langsung mengacungkan jari telunjuk tangan kirinya dan dua jari tangan kanannya. (Lihat pula: 18 Tersangka Korupsi Mencoblos di KPK)
TPS di Rutan KPK merupakan bagian dari TPS 18 Kelurahan Karet, Jakarta Selatan. Sekitar 18 tahanan dari Guntur maupun C1 KPK menggunakan hak pilih mereka. Tahanan yang menggunakan hak pilihnya lebih dulu adalah Luthfi, bekas Deputi Gubernur Bank Indonesia Budi Mulya, bekas Wakil Rektor Universitas Indonesia Tafsir Nurchamid, Heru Sulaksono, Syahrul Sampurnajaya, dan Bupati Biak Yesaya Sombuk.