Polisi menjaga keamanan saat pelipatan dan penyortiran surat suara Pemilu Legislatif 2014 di Kantor Pos Pusat, Bandung, Jawa Barat, Jumat (7/3). Pelipatan dan penyortiran diperkirakan selesai 18 Maret dan akan sampai di masing-masing TPS maksimal pada 8 April. TEMPO/Prima Mulia
TEMPO.CO, Sumenep - Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur Inspektur Jenderal Unggung Cahyono memberikan tugas tambahan kepada seluruh anggota kepolisian di Jawa Timur yang bertugas mengamankan tempat pemungutan suara (TPS) pada pilpres 9 Juli 2014.
"Keamanan tugas utama, tapi setiap anggota harus mencatat dan memfoto perolehan suara di tiap TPS," kata Unggung di Sumenep, Selasa, 8 Juli 2014. (Baca: Hadiah Rp 2 Juta buat Pelapor Kecurangan Pilpres)
Catatan dan foto perolehan suara tersebut, kata Unggung, bisa jadi alat penunjang jika di kemudian hari terjadi gugatan atas perolehan suara di TPS tersebut. "Akan memudahkan kerja polisi juga jika ada sengketa," ujar dia.
Selain itu, Unggung juga meminta polisi menjaga netralitas selama pilpres berlangsung, demi terciptanya suasana yang kondusif di masyarakat. "Kekuatan personel di Jatim untuk pilpres sebanyak 28 ribu personel ditambah 9 ribu lebih personel TNI AD," katanya.
Khusus untuk Madura, Unggung menambahkan, kekuatan personel di empat polres di Madura yaitu Sumenep, Pamekasan, Sampang, dan Bangkalan, akan dipertebal dengan menambah 1 kompi Sabhara dan Brimob di tiap polres. "Madura rawan gugatan pemilu, jadi personel harus ditambah," pungkasnya.
DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024
22 Desember 2021
DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024
Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.