TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Dinas Penerangan Umum Tentara Nasional Indonesia Mayor Jenderal Fuad Basya mengatakan TNI Angkatan Udara akan meniadakan gelar pesawat tempur jika dirasa mengganggu pelaksaan pemilihan presiden pada Rabu, 9 Juli 2014. Menurut Fuad, TNI pada intinya akan mensukseskan gelaran pemilihan presiden.
"Enggak mungkin dilaksanakan gelar pesawat saat hari H (pilpres)," kata Fuad saat dihubungi, Senin, 7 Juli 2014.
Fuad mengatakan siang tadi empat unit F-16 Fighting Falcon terbang rendah di sekitar Senayan, Jakarta, sebagai bagian dari gelar pasukan TNI mempersiapkan pemilihan presiden. Kebetulan, kata Fuad, TNI AU juga melaksanakan latihan rutin. "Sekalian demonstasi karena di bawah banyak pasukan juga," ujar Fuad.
Siang tadi, kata Fuad, TNI menggelar 3 ribu pasukan dari tiga matra sebagai latihan kesiapan pemilihan presiden. Seluruh pasukan terkonsentrasi di parkir timur Senayan.
Tempo yang sedang berada di kompleks gedung DPR menyaksikan empat F-16 Fighting Falcon terbang rendah di langit kompleks gedung DPR siang tadi sekitar pukul 14.30 WIB. Saking rendahnya, ketika dua F-16 bermanuver menuju Senayan--yang tak jauh dari gedung DPR--sejumlah mobil yang terparkir di depan Gedung Nusantara 1 DPR (gedung kura-kura) security alarm-nya berbunyi. Sejumlah orang yang berada di situ lantas berhamburan melihat kejadian tersebut.
Selain empat unit F-16, terlihat pula dua unit helikopter yang terbang rendah di lokasi yang sama. Menurut Fuad, dua helikopter itu salah satunya ditumpangi Panglima TNI Jenderal Moeldoko yang balik dari Madiun untuk meninjau gelar pasukan di Parkir Timur Senayan, Jakarta.
DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024
22 Desember 2021
DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024
Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.