Telat, WNI di Hong Kong Tak Bisa Gunakan Hak Pilih

Reporter

Senin, 7 Juli 2014 07:07 WIB

Surat suara Pemilu Presiden yang rusak saat penyortiran di kantor KPUD kota Batu, Jawa Timur, Senin 23 Juni 2014. TEMPO/Aris Novia Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Sekitar 500 warga negara Indonesia di Hong Kong berunjuk rasa lantaran tak dapat mengikuti pemilihan presiden yang digelar pada Ahad, 6 Juli 2014. Arista Devi, salah satu peserta unjuk rasa, mengatakan dia dan sejumlah warga negara Indonesia lainnya tak dapat menggunakan hak pilihnya. "Bukan hanya beberapa orang, tapi jumlah yang terdaftar mencapai ribuan," katanya ketika dihubungi Tempo, Senin, 7 Juli 2014.

Dia mengatakan saat pemilihan calon anggota legislatif lalu, kekisruhan sudah terjadi.
Waktu yang terbatas, kata Arista, menjadi alasan hilangnya hak suara WNI. "Alasannya dari panitia adalah keterbatasan waktu. Mereka harus menutup pagar atau pintu TPS pukul 05.00 sore," ujar Arista.

Dia mengakui saat pemilihan digelar sejumlah WNI terlambat memberikan hak pilihnya karena berdiri jauh dari lokasi tempat pemungutan suara. Saat itu, kata dia, cuaca panas sehingga para WNI yang sedang berpuasa berlindung di bawah pohon. "Ketika panitia mengumumkan pintu TPS akan ditutup, kami tidak mendengar. Setelah pintu ditutup sekitar 20 menit, kami datang dan meminta pintu dibuka," katanya.

Meski sudah bernegosiasi, permintaan ini tetap tak dipenuhi panitia pemilihan luar negeri. Mereka tetap tak diperbolehkan memilih dengan alasan di dalam TPS sedang dilakukan rekapitulasi suara.

Saat dihubungi secara terpisah, Ketua Panitia Pemilihan Luar Negeri Wahid Supriyadi membantah adanya kekurangan surat suara di luar negeri. Hingga saat ini pihaknya belum mendapat laporan soal kekurangan logistik atau terjadinya kecurangan di luar negeri. "Saya berharap sih tak ada," kata dia.

Selain di Hong Kong, pemilihan presiden di luar negeri berlangsung pada 4-6 Juli 2014 di 130 kota. Meskipun pencoblosan berlangsung lebih awal, penghitungan perolehan suara akan dilakukan bersamaan pemilih di dalam negeri, yakni pada Rabu, 9 Juli 2014.

AISHA SHAIDRA

Topik terhangat:
Jokowi-Kalla | Prabowo-Hatta | Piala Dunia 2014 | Tragedi JIS

Berita terpopuler lainnya:
Pengamat Nilai Sikap SBY Berlebihan
Debat, Hatta Keliru Sebut Harga Baru Gas Tangguh
Netizen Dukung Jokowi-Kalla di Semua Segmen Debat


Berita terkait

Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

27 Desember 2021

Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

Dalam survei tersebut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar hanya dipilih 0,1 persen responden.

Baca Selengkapnya

DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

22 Desember 2021

DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.

Baca Selengkapnya

Setya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019  

27 Maret 2017

Setya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019  

Setya Novanto mengungkap hitung-hitungan apabila Jokowi kembali berhadapan dengan Prabowo dalam pilpres 2019.

Baca Selengkapnya

Gagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019

22 Maret 2017

Gagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019

Qodari mengatakan masyarakat cukup mengenal figur Agus Yudhoyono atau AHY ini

Baca Selengkapnya

Tiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses

16 Januari 2017

Tiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses

RUU Permilu Diperkirakan selesai sekitar bulan empat ke depan.

Baca Selengkapnya

Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?

10 September 2015

Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?

Ada spekulasi bahwa Demokrat memunculkan sindrom I Want SBY Back untuk mempersiapkan Ani Yudhoyono.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tak Butuh, Relawan Bakal Membubarkan Diri

28 Oktober 2014

Jokowi Tak Butuh, Relawan Bakal Membubarkan Diri

Sampai saat ini mereka masih menunggu kepastian dari Jokowi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dilantik, Relawan Jokowi-JK Berevolusi

13 Oktober 2014

Jokowi Dilantik, Relawan Jokowi-JK Berevolusi

Relawan Jokowi-JK turut mengontrol realisasi program pemerintah di pedesaan.

Baca Selengkapnya

Fahri: Koalisi Pro-Prabowo Tidak Berencana Pilpres MPR  

9 Oktober 2014

Fahri: Koalisi Pro-Prabowo Tidak Berencana Pilpres MPR  

"Enggak ada agenda itu. Makanya, tidak perlu ditanyakan,"
kata


Fahri Hamzah soal agenda mengubah pemilihan presiden dari



langsung menjadi lewat MPR.

Baca Selengkapnya

Giman Membawa Ratusan Pesan untuk Jokowi

30 September 2014

Giman Membawa Ratusan Pesan untuk Jokowi

Dalam perjalanannya, pria yang kesehariannya berjualan kue putu keliling itu membawa buku catatan yang berisi ratusan pesan ditulis tangan.

Baca Selengkapnya