TEMPO.CO, Jakarta - Dua pasangan calon presiden-wakil presiden, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla, akan melakukan debat putaran terakhir, Sabtu, 5 Juli 2014, pukul 20.30 WIB. Meskipun helatan debat sudah empat kali dilakukan, performa komunikasi para capres-cawapres dinilai masih belum maksimal. Prabowo-Hatta dan Jokowi-Kalla disebut belum menguasai pemirsa penonton acara itu melalui televisi.
"Pemirsa di rumah tidak akan merasa 'diajak bicara' oleh para calon kalau tidak bertatapan mata. Maka, penting sekali bagi para calon untuk menatap kamera, terutama di sesi closing statement," kata dosen komunikasi Universitas Padjadjaran, Dede Mulkan, saat dihubungi, Sabtu, 5 Juli 2014. (Baca: Debat Cawapres Tak Signifikan Dorong Elektabilitas)
Acara debat yang disiarkan secara langsung dan menasional itu bisa jadi tak menguntungkan para calon. Menurut Dede, berdebat secara baik bakal percuma kalau lupa faktor penonton. "Maka, para calon harus memperhatikan kamera yang menyala. Mata harus sering menatap kamera," kata Dede.
Dede menilai para calon harus berhati-hati dalam memadukan kata-kata dan gestur tubuh. Sebab, selama ini mereka kurang menguasai kamera. "Padahal itu cara ampuh supaya rakyat atau pemirsa terpikat," ujarnya. (Baca: Rektor Undip Moderator Debat Capres Putaran Terakhir)
Menurut Dede, empat putaran debat cenderung hanya memperlihatkan "perang" capres-cawapres. Dari sudut pandang komunikasi, calon yang mampu menguasai "perang" tak berarti mampu "menjual diri" secara optimal. "Para calon hanya berpikir bagaimana menjatuhkan lawan supaya rakyat tak memilih dia. Mereka lupa kalau pemilih belum tentu memilih dia," ujarnya.
MUHAMAD RIZKI
Berita lainnya:
Temui Prabowo, SBY Ternyata Netral
Tim Prabowo Sebut Hendropriyono Pintar Mengarang
Polisi dan Tentara Kampanye Damai Pilpres di Yogya