Tim Sukses Janji Tertib di Masa Tenang  

Reporter

Sabtu, 5 Juli 2014 05:28 WIB

Sejumlah kendaraan melintas di bawah Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) yang dipasangi spanduk caleg dan bendera partai di Lenteng Agung, Jakarta (23/3). Pemasangan alat peraga kampanye di JPO merupakan bentuk pelanggaran berkampanye sesuai dengan Peraturan KPU Nomor 15 tahun 2013 yang melarang pemasangan atribut partai atau caleg di sarana umum. ANTARA/Indrianto Eko Suwarso

TEMPO.CO, Jakarta - Tim Sukses dari kedua kandidat di hadapan gugus tugas penyelenggara pemilu sepakat tak akan merusak momen masa tenang 6 Juli nanti. Keduanya berjanji memberi kesempatan pemilih yang belum menentukan keputusannya (undecided voters) untuk berpikir jernih.

"Akan kami sampaikan kepada tim media kami untuk agar menjaga situasi kondusif," kata Wakil Ketua Tim Pemenangan Prabowo-Hatta, Purnawirawan Laksamana Madya Moekhlas Sidik di kantor Badan Pengawas Pemilu, Jumat 4 Juli 2014.

Ketua Tim Media Centre Jokowi-Jusuf Kalla, Saur Hutabarat mengatakan pemilihan presiden kali ini merupakan ajang pertama yang diikuti oleh hanya dua kandidat. Karena hanya satu putaran, kata dia, masa tenang menjadi penting untuk pemilih bisa merefleksikan diri memilih sesuai hati nurani. "Harus kita hormati. Terlebih ini adalah bulan puasa," kata dia.

Anggota Badan Pengawas Pemilu, Nasrullah mengingatkan agar di masa tenang tak ada lagi pemberitaan fitnah dan kampanye hitam. "Sudah waktunya kita mempertontonkan teladan kepada masyarakat," kata dia. "Tak elok seorang kontestan membiarkan kontestan yang lain tercederai."

Bawaslu juga meminta kepada para saksi kedua calon presiden agar ikut menyaksikan saat perhitungan dan rekapitulasi suara di tiap jenjang. "Jangan sampai muncul pemilih siluman," kata dia.

Wakil Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Idi Muzayat mengatakan lembaganya akan selalu menghimbau lembaga penyiaran televisi dan radio menyiarkan berita secara berimbang. "Terutama dalam hal pemberitaan," kata dia. Menurut dia, dari sisi pemeritaan banyak stasiun yang melanggar kaidah jurnalistik, Seperti tak ada konfirmasi dan klarifikasi. "Tak cover both side."

Idi menghimbau agar dalam masa tenang nanti para media menampilkan berita secara netral dan seadil-adilnya. "Karena kalau keliru membangun opini bisa membuat konflik horizontal."

Adapun Wakil Ketua Komisi Informasi Pusat John Fresly mengatakan agar pasangan calon tak memberikan informasi menyesatkan kepada publik. Ia menghimbau agar segala informasi yang menjadi trending topic di masyarakat segera dijawab. "Agar tak mengarah ke prasangka dan fitnah."

MUHAMMAD MUHYIDDIN

Berita Terpopuler:

Ahok Ditolak Masuk ke Masjid di Jakarta
Menteri Hidayat Usul Pajak Tas Hermes Dihapus

Jokowi-JK Banjir Dukungan Lewat Lagu

Diskriminasi, Muslim di Xinjiang Dilarang Berpuasa

Cerita Tiga Komedian Dukung Jokowi-JK Lewat Lagu

Berita terkait

Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

27 Desember 2021

Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

Dalam survei tersebut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar hanya dipilih 0,1 persen responden.

Baca Selengkapnya

DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

22 Desember 2021

DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.

Baca Selengkapnya

Aksi Romy PPP di Kubu Jokowi: Dekati Ulama, Tepis Isu Obor Rakyat

17 Maret 2019

Aksi Romy PPP di Kubu Jokowi: Dekati Ulama, Tepis Isu Obor Rakyat

Pada pertengahan Desember 2018, Romy PPP menguak fakta-fakta di balik terbitnya tabloid Obor Rakyat pada pilpres 2014.

Baca Selengkapnya

Siapa Konsultan Asing Prabowo? Kubu Jokowi Sebut Nama Ini

6 Februari 2019

Siapa Konsultan Asing Prabowo? Kubu Jokowi Sebut Nama Ini

Badan Pemenangan Nasional Prabowo - Sandiaga Uno membantah tengara kubu Jokowi soal keterlibatan konsultan asing dalam pemilihan presiden kali ini.

Baca Selengkapnya

PPP Bersedia Mendukung PDIP di Pilgub Sumut dengan 4 Syarat

10 Januari 2018

PPP Bersedia Mendukung PDIP di Pilgub Sumut dengan 4 Syarat

PDIP butuh dukungan PPP untuk menggenapi syarat mengusung calonnya di pilgub Sumut.

Baca Selengkapnya

PDIP Tunjuk Ahmad Basarah Ketua Tim Pemenangan Gus Ipul-Puti

10 Januari 2018

PDIP Tunjuk Ahmad Basarah Ketua Tim Pemenangan Gus Ipul-Puti

Sebelumnya nama Ahmad Basarah sempat disebut bakal dicalonkan sebagai wakil gubernur dari PDIP.

Baca Selengkapnya

PDIP Sambut Baik Keputusan Gerindra Dukung Gus Ipul

10 Januari 2018

PDIP Sambut Baik Keputusan Gerindra Dukung Gus Ipul

Dengan bergabungnya Gerindra ke kubu Gus Ipul, maka koalisi ini merupakan koalisi pertama antara Partai Gerindra dan PDIP dalam pilkada 2018.

Baca Selengkapnya

Gus Ipul-Puti Guntur Soekarno, PKS Tetap Bergabung dengan PDIP

10 Januari 2018

Gus Ipul-Puti Guntur Soekarno, PKS Tetap Bergabung dengan PDIP

Presiden PKS Sohibul Iman menegaskan partainya tetap mendukung Gus Ipul dan Puti Guntur Soekarno di Pilgub Jatim 2018.

Baca Selengkapnya

PDIP Resmi Usung Puti Guntur Soekarno Dampingi Gus Ipul

10 Januari 2018

PDIP Resmi Usung Puti Guntur Soekarno Dampingi Gus Ipul

PDIP memutuskan untuk mengusung Puti Guntur Soekarno setelah mendapat masukan dari Gus Ipul serta pesan dari kiai, alim ulama, dan tokoh masyarakat.

Baca Selengkapnya

Di HUT PDIP, Jokowi Ingatkan Pejabat Tak Tergiur Tawaran Politik

10 Januari 2018

Di HUT PDIP, Jokowi Ingatkan Pejabat Tak Tergiur Tawaran Politik

Presiden Jokowi mengatakan bahwa kader PDIP dan pejabat pemerintah masih harus bekerja keras karena banyak tugas yang belum usai.

Baca Selengkapnya