Calon presiden pasangan nomor urut satu Prabowo Subianto (kiri) berjabat tangan dengan calon presiden pasangan nomor urut dua Joko Widodo (tengah) disaksikan moderator Hikmahanto Juwana (kanan) pada acara Debat Capres 2014 putaran ketiga di Jakarta, 22 Juni 2014. ANTARA /Widodo S. Jusuf
TEMPO.CO , Jakarta - Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari mengatakan Jawa Barat menjadi penentu kemenangan calon presiden sehingga paling diperebutkan. Dia beralasan Jawa Barat merupakan provinsi dengan pemilih terbesar se-Indonesia.
Berdasarkan survei Indo Barometer, kata Qodari, pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa unggul dibandingkan Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Di Jawa Barat, elektabilitas Prabowo-Hatta 55,2 persen sementara Jokowi-Kalla 38,6 persen.
Qodari menuturkan langkah yang dilakukan oleh Jokowi sebaiknya menepis kampanye hitam terutama terkait isu agama. Warga Jawa Barat, ujar dia, keagamaannya kuat sehingga menjadi penyebab tergerusnya suara Jokowi.
Di sisi lain, kata Qodari, rendahnya suara Jokowi karena partai utama pengusung yakni Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan kurang maksimal. "Partai yang kerja keras malah bukan PDI Perjuangan," ucapnya.
Karena itulah, Qodari menuturkan semua partai pengusung harus bekerja keras terjun langsung untuk memenangkan Jokowi-Kalla.
Sedangkan dari segi Prabowo-Hatta, ujar Qodari, kuat karena memang Jawa Barat basis partai pendukungnya yakni Gerindra, Golkar dan Partai Keadilan Sejahtera. Adanya Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mampu mendongkrak suara.
Koordinator pemenangan PDI Perjuangan Jawa Barat, Tubagus Hasanuddin menepis pasangan nomor urut dua ini kalah di kandangnya. Dia yakin suara tetap tinggi dibandingkan Prabowo-Hatta. Hasanuddin mengatakan kunjungan Jokowi ke Jawa Barat pekan ini juga untuk semakin memantapkan kemenangan. (Baca: WNI di Cina Deklarasi Dukung Jokowi)
DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024
22 Desember 2021
DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024
Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.