TNI Bantah Intimidasi Pendukung Jokowi di Garut
Editor
Eko Ari Wibowo
Minggu, 29 Juni 2014 06:02 WIB
TEMPO.CO , Garut - Komando Distrik Militer (Kodim) di Kabupaten Garut, Jawa Barat, membatah adanya intimidasi terhadap para pendukung Presiden nomor urut dua, Joko Widodo-Jusuf Kalla.
"Kami tidak pernah melakukan intimidasi, mungkin itu salah persepsi saja," ujar Komandan Kodim 0611 Garut, Letkol Inf. Bungkus Hadi Suseno, kepada Tempo, Sabtu 28 Juni 2014. (Baca: Relawan Jokowi Garut Merasa Diintimidasi Aparat)
Sebelumnya, kegiatan deklarasi Aliansi Masyarakat Sipil untuk Indonesia Hebat atau Almisbat mendapatkan intimidasi dari berbagai pihak. Salah satunya dari aparat kemananan yakni TNI dan Polri. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Lapangan Nagrog, Kecamatan Karawangpawitan, pada Sabtu, 28 Juni 2014.
Menurut dia, pelarangan pemasangan atribut kampanye di sekitar lingkungan kantor TNI merupakan sesuai dengan peraturan. TNI dan Polri harus bersikap netral dalam setiap pemilihan termasuk pemilihan Presiden. Namun pada kejadian di Karangpawitan, lingkungan kantor Koramil berada tidak jauh dari sekitar tempat kegitan deklarasi berlangsung.
"Mungkin cara penyampaiannya yang diterima kurang baik. Anggota itu hanya mengingatkan saja dan patuh terhadap perintah karena takut disangka tidak netral," ujarnya.
Namun meski begitu, Bungkus mengaku pihaknya akan melakukan penyelidikan akan kasus ini. Langkah tersebut dilakukan agar kejadian seperti ini tidak terulang kembali. "Saya pasti mengecek ke bawah, jangan sampai ada persepsi yang lain-lain terhadap kami. TNI itu netral," ujarnya.
Kepala Satuan Intelejen Polres Garut, Ajun Komisaris Polisi Saefullah, membantah bila anggotanya melakukan intimidasi. Menurut dia, surat pernyataan yang di sodorkan polisi merupakan hal yang biasa dilakukan bila setiap ada kegiatan yang dilakukan masyarakat. Baik kegiatan biasa di masyarakat maupun yang berbau politik.
"Kemarin saja waktu ada Pak JK (Jusuf Kalla) datang ke Garut juga kami melakukan hal yang sama. Barangkali mereka tidak tahu dan tidak memahami karena baru melakukan kegiatan seperti ini pertama kali," ujarnya.
Saeful mengaku, langkah tersebut merupakan penegakan peraturan tetap atau protap sesuai dengan Peraturan Kapolri nomo 6 tahun 2002, tentang pemberitahuan kegiatan masyarakat. Tujuannya untuk meminimalisir potensi kerawanan keamanan agar semua pihak menyadari kemaanana ini bukan hanya milik polisi tapi semua kalangan.
"Kami tidak mendiskriminasi salah satu pihak, kami melakukan sama," ujarnya.
Sementara disinggung terkait adanya anggota Intel yang mendatangi sekretariat Almisbat, Saeful mengaku bahwa hal itu merupakan upaya kepolisian untuk mendapatkan informasi secara langsung mengenai kegiatan tersebut. Selain itu juga memberikan arahan mengenai teknis di lapangan agar menjaga keamanan dan ketertiban.
"Kami juga tadi melakukan pengamanan di lokasi, karena takut disalahkan kalau terjadi apa-apa," ujarnya.
Sementara itu, Juru Bicara PLN Garut, Wahyudin mengatakan, bahwa pihaknya tidak melakukan sabotase dalam kegiatan tersebut. Menurut dia, pada tadi siang memang terjadi pemadaman di daerah Kecamatan Karangpawitan.
Alasannya karena adanya kawat putus pada penyulang Cikurai di tiang 10. "Pemadamannya sore, tapi saya masih melakukan pengecekan di lapangan penyebabnya apa kalau pemadaman tadi pagi," ujarnya.
SIGIT ZULMUNIR
Berita Lain
Polisi: Anak Tentara Bandung Dibunuh Pembantu
Ini Spesifikasi All New Honda Jazz
Politikus Demokrat Diteror dengan Air Keras