Jokowi Netralisasi Fitnah di Basis NU

Reporter

Sabtu, 28 Juni 2014 18:55 WIB

Jokowi memperlihatkan tabloid Obor Rahmatan Lil'alamin saat berkunjung ke pondok pesantren Babussalam, Malang,27 Juni 2014. TEMPO/Dian Triyuli Handoko

TEMPO.CO, Jombang - Calon presiden Joko Widodo kembali turun ke basis-basis Nahdlatul Ulama (NU). Untuk kedua kalinya, Jokowi datang ke Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Kali ini Jokowi datang ke pondok pesantren Mambaul Ma'arif, Desa Denanyar, Kecamatan/Kabupaten Jombang, Sabtu sore, 28 Juni 2014.

Di hadapan ribuan guru, ustaz, dan ustazah NU, Jokowi menepis isu atau fitnah yang ditujukan pada dirinya dan Jusuf Kalla. "Ada isu jika Jokowi-JK jadi presiden dan wakil presiden, tunjangan sertifikasi guru akan dihapus, itu bohong," katanya disambut tepuk riuh hadirin.

Jokowi juga membantah isu penghapusan tunjangan kesejahteraan daerah dan beras warga miskin jika ia dan JK terpilih. "Raskin katanya akan dihapus juga tidak betul," katanya. Sebaliknya, Jokowi menjanjikan peningkatan tunjangan dan perbaikan kualitas raskin. "Kalau anggaran naik justru jumlah dan kualitasnya ditambah," katanya.

Jokowi mengatakan sudah kenyang dengan isu dan fitnah yang menjelek-jelekkan dirinya. "Selalu saya katakan, saya akan balas dengan kesabaran dan kebaikan," katanya disambut tepuk tangan hadirin.

Jokowi juga menepis isu suku, agama, ras, antar golongan yang ditujukan padanya. Ia juga menyinggung pihak-pihak yang meremehkan kapasitasnya sebagai calon presiden. "Saya dianggap bodoh enggak apa-apa. Meskipun wajah saya ndeso, tapi otak saya internasional," katanya.

Usai sambutan, Jokowi kepada wartawan menyampaikan bahwa ia ingin mengulang kebersamaan kalangan nasionalis dan Nahdliyin dalam membangun bangsa. "Sejak dulu nasionalis dan Nahdliyin sama-sama membangun, sekarang kita bangun kembali," ujarnya. (Baca: Jokowi Dukung Penetapan Hari Santri Nasional).

Sementara itu, pengasuh pondok pesantren Mambaul Ma'arif KH Abdussalam Sokhib menyatakan dukungannya untuk Jokowi-JK. "Yang punya hubungan historis ideologi dengan NU cuma pak JK. Makanya kami mendukung Jokowi-JK," katanya. (Baca juga: 150 Pesantren di Tuban Lumbung Suara Jokowi-JK).

Ulama muda NU yang akrab dipanggil Gus Salam ini mengatakan selain faktor JK yang memang orang NU, juga karena karakter kepemimpinan Jokowi selama ini yang baik. "Jokowi orangnya egaliter," tuturnya.

Selain itu menurutnya, dalam sejarah bangsa Indonesia, kaum Marhaen dan warga Nahdliyin hidup berdampingan dan bekerja sama dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan sebagaimana dilakukan tokoh-tokoh bangsa terdahulu.

"Nahdlliyin dan marhaen itu sama-sama masyarakat di tataran menengah ke bawah sehingga koalisi semacam ini akan lebih mudah," kata Wakil Rois Syuriah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Jombang ini.

Selain mengunjungi pesantren Mambaul Ma'arif di Denanyar, Jombang, Jokowi juga menemui pimpinan tarikat Shiddiqiyyah di pondok pesantren Majma'al Bahrain, Desa Losari, Kecamatan Ploso, Jombang. Dalam kunjungannya, Jokowi didampingi Ketua Dewan Pengurus Wilayah Partai Kebangkitan Bangsa Halim Iskandar dan Ketua Dewan Pengurus Pusat PKB Marwan Ja'far.

ISHOMUDDIN


Berita utama:
Anggota TNI Akui Bakar Juru Parkir Monas
Politikus Demokrat Diteror dengan Air Keras
Tunggu Kampanye Jokowi, Kader PDIP Madiun Adu Jotos

Berita terkait

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

17 menit lalu

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

Jokowi menyebut pemerintah baru mampu mencetak 2.700 dokter spesialis per tahun. Sementara pemerintah membutuhkan 29 ribu dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

2 jam lalu

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

Presiden Joko Widodo atau Jokowi berharap Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025 sesuai dengan program pembangunan yang telah direncanakan

Baca Selengkapnya

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

3 jam lalu

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

Presiden Jokowi menyayangkan daerah kepulauan maupun daerah terpencil dia tak menemukan tenaga dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Ingatkan Potensi Separatisme Akibat Konflik Tambang, Minta Jokowi Diadili

3 jam lalu

Faisal Basri Ingatkan Potensi Separatisme Akibat Konflik Tambang, Minta Jokowi Diadili

Faisal Basri menyinggung soal opsi mekanisme peradilan melalui Mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmillub) untuk menjerat Jokowi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

4 jam lalu

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

Presiden Jokowi meminta Indonesia menyiapkan fondasi yang kuat untuk pembangunan masa depan.

Baca Selengkapnya

Ditunggu Setengah Jam untuk Wawancara Cegat, Jokowi: Besok Aja

4 jam lalu

Ditunggu Setengah Jam untuk Wawancara Cegat, Jokowi: Besok Aja

Presiden Jokowi nge-prank jurnalis yang sudah menuggu sekitar setengah jam untuk sesi wawancara cegat atau doorstop.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

5 jam lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Dirut PLN Paparkan Kesiapan Ekosistem Kendaraan Listrik

5 jam lalu

Dirut PLN Paparkan Kesiapan Ekosistem Kendaraan Listrik

PLN mendukung pengembangan ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) di tanah air

Baca Selengkapnya

Jokowi Luncurkan 6 Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

6 jam lalu

Jokowi Luncurkan 6 Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Presiden Jokowi menyoroti pentingnya infrastruktur kesehatan negara dalam jangka panjang.

Baca Selengkapnya

Jokowi Disebut Ajukan Budi Gunawan Masuk Kabinet Prabowo

7 jam lalu

Jokowi Disebut Ajukan Budi Gunawan Masuk Kabinet Prabowo

Pengajuan nama Budi Gunawan oleh Jokowi, kata narasumber yang sama, bertujuan untuk meluluhkan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Sukarnoputri.

Baca Selengkapnya