TEMPO.CO, Jambi - Joko Widodo, calon presiden dari poros koalisi PDI Perjuangan, mengatakan semestinya kader Partai Golkar memilih mantan ketua umumnya dalam pemilihan presiden dan wakil presiden 9 Juli nanti.
“Logika saya Golkar harusnya memilih (calon) yang mantan ketua umumnya. Masak memilih yang tidak ada hubungannya," katanya pada Selasa, 24 Juni 2014, seusai berkampanye di Jambi.
Jusuf Kalla, calon wakil presiden pendamping Jokowi, adalah Ketua Umum Golkar periode 2004-2009 setelah mengalahkan Akbar Tandjung dalam musyawarah nasional di Bali pada Desember 2004. Ketika itu, JK baru sekitar dua bukan menjabat wakil presiden mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Namun, Jokowi menyatakan tak akan mengintervensi keputusan partai yang dipimpin Aburizal Bakrie itu. "Itu urusan internal Golkar, dan saya menghargai” ucap Gubernur DKI Jakarta nonaktif ini. Walau begitu, Jokowi kembali mengulangi pernyataannya bahwa seharusnya kader Golkar lebih memilih calon yang dekat dengan mereka ketimbang orang lain.
Jokowi mengatakan belum ada pembicaraan apakah mereka yang baru didepak dari Golkar akan bergabung dengan partai lain pendukung Jokowi-Kalla. "Nanti, kan kami ketemu dulu," katanya. (Baca: Din Apresiasi Jokowi Dukung Palestina Merdeka)
Jokowi menanggapi pertanyaan pers mengenai pemecatan tiga kader Golkar gara-gara mereka menyokong pasangan Jokowi-Jusuf Kalla. Padahal, Golkar resmi mendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Tiga orang itu bergabung dengan tim sukses Jokowi-JK, yakni Nusron Wahid, Agus Gumiwang Kartasasmita, dan Poempida Hidayatullah.
Sebelumnya, tiga kader Golkar mengundurkan diri dari jabatan mereka di kepengurusan karena menyokong Jokowi-JK. Luhut Panjaitan meninggalkan kursi Wakil Ketua Dewan Pertimbangan, Indra J. Piliang dari Ketua Badan Penelitian dan Pengembangan, dan Fahmi Idris dari anggota Dewan Pertimbangan.
Pada April silam, Dewan Pertimbangan Golkar mengumumkan skenario cadangan apabila Ical, nama panggilan Aburizal, gagal maju menjadi calon presiden. Skenario itu adalah menyerahkan pencalonan kepada kader Golkar yang lain untuk menjadi calon wakil presiden berpasangan dengan calon presiden dari partai lain. "Kami membiarkan kalau ada kader seperti Pak JK dan Akbar maju sebagai cawapres," ucap anggota Dewan Pertimbangan, Mahadi Sinambela.
Belakangan Ical mengarahkan dukungan Golkar kepada Prabowo-Hatta. Ini dilakukan setelah tak ada tokoh yang mau menjadi calon wakil presiden mendampingi Ical. Di sisi lain, Golkar tak bisa mengajukan sendiri kadernya dalam pemilihan presiden karena perolehan suaranya dalam pemilu legislatif tak mencukupi.
ANANDA TERESIA
Berita Terpopuler:
Merasa Tak Dihargai, Ayu Azhari Pindah ke Jokowi
Penipuan Investasi, Dua Petinggi Cipaganti Ditahan
8 Jam, Api Masih Mengamuk di Mal King's Bandung
Dukung Jokowi, Anwar Fuady Tak Takut Dipecat
Berita terkait
Gibran Hadiri Halalbihalal Golkar Solo
6 hari lalu
"Ya semuanya teman, halalbihalal yo ditekani kabeh (ya didatangi semua)," ujar Gibran.
Baca SelengkapnyaMomen Idul Fitri Keluarga Jokowi ke Medan: Buat Amankan Peluang Bobby Nasution?
17 hari lalu
Setelah hari pertama Idul Fitri di Jakarta, Jokowi terbang ke Medan untuk merayakan hari ke-2 Lebaran. Buat amankan tiket Bobby Nasution ke Pilgub?
Baca SelengkapnyaPengamat Sebut Pilkada 2024 Jadi Batu Loncatan Golkar untuk Pemilu 2029
25 hari lalu
Ujang pun menyampaikan bahwa para tokoh itu memiliki modal yang cukup untuk dikatakan sebagai calon unggulan di Pilkada 2024.
Baca SelengkapnyaAirlangga Klaim Didukung Seluruh DPD untuk Jadi Ketum Golkar Lagi
26 hari lalu
Menurut Airlangga, dukungan dari ormas merupakan salah satu kunci agar dirinya dapat kembali terpilih untuk menjadi Ketua Umum Partai Golkar.
Baca SelengkapnyaAirlangga Bicara Peluang Aklamasi Pemilihan Ketua Umum di Munas Golkar
26 hari lalu
Airlangga menyatakan dukungan itu merupakan amanah yang harus dijaga.
Baca SelengkapnyaAirlangga Targetkan Partai Golkar Menang 60 Persen di Pilkada 2024
27 hari lalu
Ketua Umum Golkar menargetkan partainya mampu menang lebih dari 50 persen dalam kontestasi Pilkada 2024.
Baca SelengkapnyaDisebut Sempat Ingin Rebut Kursi Ketua Umum PDIP, Apa Tanggapan Presiden Jokowi?
30 hari lalu
Presiden Jokowi membantah dirinya sempat ingin merebut posisi Ketua Umum Partai Golkar maupun Ketua Umum PDI Perjuangan.
Baca SelengkapnyaPrabowo Ingin Bentuk Kepemimpinan Kolegial Terdiri dari Para Sahabat
36 hari lalu
Menurut Prabowo, keinginan itu bisa dilakukan bila ada dukungan untuk memberi nasihat. Prabowo meminta Golkar mendukungnya membangun pemerintahan.
Baca SelengkapnyaPrabowo Sebut Golkar Punya Peran Besar di Pilpres 2024
36 hari lalu
Prabowo meminta maaf karena belum sempat mendatangi semua kader-kader Golkar di daerah dalam tahapan kampanye pemilu.
Baca SelengkapnyaPartai Golkar Menang di Sumut, Peran Musa Rajekshah Disorot
42 hari lalu
Partai Golkar dan kadernya mengambil langkah tepat memilih Ijeck
Baca Selengkapnya