Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto, saat debat capres sesi tiga yang diselenggarakan di Hotel holiday Inn Kemayoran, Jakarta (22/06). Dalam Debat Capres Sesi 3 kali ini mengangkat tema ketahanan nasional dan politik internasional. TEMPO/Dasril Roszandi
TEMPO.CO, Bandung - Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung Deddy Ismatullah mengatakan akan segera mengambil tindakan terhadap salah satu dosen yang melakukan berpolitik praktis di dalam kampus. Hal tersebut terlontar setelah salah satu pegawai di UIN Bandung kedapatan melakukan paksaan terhadap mahasiswa untuk mendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
Ia mengatakan akan segera membentuk tim khusus untuk menggali kebenaran kejadian tersebut. "Kasihanlah mahasiswa. Kalau itu memang terbukti, kita akan segera memberi sanksi," ujarnya.
Guru besar hukum tata negara ini pun menuturkan hal tersebut sudah jelas diatur dalam undang-undang. Jadi, menurut Deddy, PNS yang melakukan tindakan seperti itu harus diberi sanksi.
Kasus tersebut berawal dari seorang PNS di UIN Bandung yang diketahui sebagai Ketua Laboratorium Fakultas Dakwah dan Komunikasi Wiryo Setiana kedapatan melakukan kampanye terselubung di dalam kampus.
Hal tersebut dilakukannya dengan cara memaksa mahasiswa yang mengunjungi laboratorium untuk menandatangani kertas yang berisi dukungan terhadap pasangan Prabowo-Hatta Rajasa.
Seorang mahasiswi Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Bandung, Metta Damayanti, menuturkan kisahnya saat ia dipaksa menandatangani kertas tersebut. Ia mengatakan, saat dirinya berkunjung ke laboratorium untuk membaca skripsi, tiba-tiba ia ditawari menandatangani sebuah kertas. Sebelumnya, ia belum mengetahui isi kertas tersebut. Ia mengira kertas tersebut merupakan daftar hadir mengunjungi laboratorium.
"Tadinya saya enggak mau tanda tangan, tapi si Bapak maksa. Karena takut, ya terpaksa saya tanda tangan," ujarnya kepada Tempo beberapa hari lalu.
Menurut ia, selain disuruh menandatangani, PNS tersebut juga berkali-kali menjelek-jelekkan Jokowi di hadapan mahasiswa.
Sementara itu, Wiryo mengatakan bukan bermaksud untuk kampanye. Ia hanya ingin mengumpulkan nama-nama pendukung Prabowo untuk dikirim langsung ke tim pemenangan di Polonia.
"Saya bukan tim sukses Prabowo. Saya hanya relawan. Saya ikhlas melakukan ini," ujarnya.
DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024
22 Desember 2021
DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024
Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.