Jokowi: Politik Indonesia Kurang Beradab  

Reporter

Editor

Zed abidien

Jumat, 20 Juni 2014 16:18 WIB

Jokowi dalam acara debat calon presiden di Jakarta, 15 Juni 2014. ANTARA/Andika Wahyu

TEMPO.CO, Surakarta - Calon presiden dari koalisi PDIP, Nasdem, PKB, Hanura dan PKPI, Joko Widodo, menilai kondisi politik yang terjadi selama kampanye pemilu presiden kurang beradab.

"Politik kita sekarang politik yang kurang beradab. Mestinya ini kan yang menjalankan orang-orang yang berpendidikan. Sebenarnya politik kita ini mau dibawa ke mana," katanya saat berdialog dengan tokoh Muhammadiyah di Solo, Jumat, 20 Juni 2014.

Menurut dia, pemilu presiden dan seluruh prosesnya seharusnya diliputi kegembiraan, bukan cacian dan kampanye hitam seperti yang sekarang ini banyak bermunculan. "Politik itu seharusnya sebuah kegembiraan, ada pilgub gembira, pilpres gembira. Tapi yang terjadi sekarang, apalagi di media sosial, bahasanya kasar semua," katanya. (Baca: Wiranto Kampanye Hitam? Jokowi: Dia Hanya Saksi).

Gubernur DKI Jakarta nonaktif ini mengatakan demokrasi menurut konsepnya adalah demokrasi yang partisipatif. Ia mengatakan implementasi demokrasi versinya adalah turun ke bawah untuk mendengar aspirasi masyarakat.

"Demokrasi yang saya jalankan adalah demokrasi jalanan karena tiap hari di pasar, jalan raya, bantaran kali. Menurut saya, demokrasi itu mendengar dan menyejahterakan," katanya. Jokowi mengatakan percuma rajin berorasi, tapi tidak mendengar dan menyejahterakan rakyat. "Tujuan akhir demokrasi ya itu, kesejahteraan rakyat," katanya. (Lihat pula: Tuduhan Transkrip Mega-Basrief, Ini Kata Jokowi).

Ke depan, Jokowi mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia harus memiliki agenda khusus pemerataan ekonomi. Menurut dia, selama ini pertumbuhan ekonomi Indonesia memang salah satu yang tertinggi di Asia. Namun, ia menyayangkan belum ada pemerataan di seluruh wilayah.

ANANDA TERESIA




Berita utama
Khotbah Jumat, Prabowo Didoakan Jadi Presiden
BEI Tak Kenali 'Tanoesoedibjo Prabowo-Hatta'
Projo: Prabowo Harus Jelaskan Dana Ganjil di Bursa




Berita terkait

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

1 jam lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

3 jam lalu

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

Timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff Olimpiade Paris 2024 pada Kamis, 9 Mei mendatang.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

14 jam lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

14 jam lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

16 jam lalu

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

Salah satu poin penting dalam UU Desa tersebut adalah soal masa jabatan kepala desa selama 8 tahun dan dapat dipilih lagi untuk periode kedua,

Baca Selengkapnya

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

19 jam lalu

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

Beleid itu menyatakan uang pensiun sebagai salah satu hak kepala desa. Namun, besaran tunjangan tersebut tidak ditentukan dalam UU Desa.

Baca Selengkapnya

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

20 jam lalu

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

Panel Barus, mengatakan setelah Ganjar-Mahfud meraih suara paling rendah, PDIP cenderung menyalahkan Jokowi atas hal tersebut.

Baca Selengkapnya

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

23 jam lalu

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

Jokowi mengatakan dia dan pihak lain boleh ikut berpendapat jika dimintai saran soal susunan kabinet Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Sorotan Media Asing Soal Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora , Apa Alasan dan Syaratnya?

1 hari lalu

Sorotan Media Asing Soal Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora , Apa Alasan dan Syaratnya?

Menkomarinves Luhut Pandjaoitan buka kemungkinan kewarganegaraan ganda untuk diaspora. Apa saja alasan dan syaratnya?

Baca Selengkapnya

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

1 hari lalu

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

Pemerintah akhirnya mengesahkan UU Desa terbaru yang telah diteken Jokowi dan diwacanakan perubahannya sejak Mei 2022. Apa saja aturan barunya?

Baca Selengkapnya