Prabowo Diminta Jelaskan Maksud Kebocoran Anggaran  

Kamis, 19 Juni 2014 03:45 WIB

Calon Presiden Prabowo Subianto memaparkan visi dan misi dalam acara Debat Capres 2014 yang berlangsung di Hotel Grand Melia, Jakarta Selatan, 15 Juni 2014. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO , Jakarta: Calon Presiden dari poros Partai Gerindra, Prabowo Subianto, dan tim ekonominya diminta untuk menjelaskan apa yang dimaksud dengan kebocoran anggaran Rp 1.000 triliun yang terjadi tiap tahun.

“Bila yang dimaksud adalah kebocoran potensi pendapatan negara, hitung-hitungannya harus jelas,” ujar Direktur Eksekutif dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Enny Sri Hartati, ketika dihubungi, Rabu, 18 Juni 2014.

Menurut dia, penjelasan dari tim ekonomi tersebut mutlak diberikan terlebih karena sebelumnya pernyataan tersebut disampaikan dalam ajang debat calon presiden yang disaksikan oleh mayoritas calon pemilih. "Debat ini kan forum penting. Seharusnya ditampilkan secara akurat," kata Enny. (Baca: Prabowo Sebut Anggaran Bocor, Menkeu Emoh Tanggapi)

Sebelumnya, dalam debat calon presiden yang disiarkan langsung oleh Metro TV itu, Prabowo Subianto menekankan penghentian kebocoran kekayaan ekonomi bangsa. "Tim pakar Prabowo menilai kekayaan Indoesia yang bocor mencapai Rp 1.000 triliun per tahun," kata Prabowo pada Ahad lalu.

Prabowo menggunakan data Komisi Pemberantasan Korupsi yang mencatat kebocoran kekayaan negara mencapai Rp 7.200 triliun per tahun. "Rp 1.000 triliun yang kami gunakan saja sudah besar," katanya saat itu. Nah, untuk menghindari kebocoran kekayaan tersebut, Prabowo mengatakan akan berhemat, memangkas dan mengalirkan ekonomi yang bersifat kerakyatan. (Baca: Bocor Rp 1.000 Triliun, Jokowi Sindir Hatta Rajasa)

Lebih jauh, Enny menilai kebocoran anggaran sebesar Rp 1000 triliun tak masuk akal. Pasalnya, anggaran pendapatan negara tiap tahun hanya sekitar Rp 1.800 triliun.
"Persoalannya ini yang ngomong politisi," tuturnya.

Enny menduga yang dimaksud Prabowo dengan kebocoran anggaran adalah kebocoran potensi penerimaan negara. "Potensi kehilangan penerimaan dari pajak dan pengelolaan sumber daya alam iya. Walaupun saya belum setuju angkanya," ucapnya.

Saat ini, menurut dia, penerimaan pajak negara memang belum optimal karena rasio pajaknya hanya 12 persen. Padahal Indonesia mempunyai instrumen pajak yang rumit dari pajak pertambahan nilai, pajak penghasilan, sampai pajak bumi bangunan.

Pembayaran royalti kurang dari 5 persendalam pengelolaan sumber daya alam dan kontrak sharing yang rendah juga jadi sumber hilangnya potensi pendapatan negara per tahun. "Penerimaan pajak perorangan hanya 30 persen dari pendapatan pajak kita," kata Enny.

Menurut Enny, orang-orang kaya Indonesia yang penghasilannya di atas Rp 500 juta per bulan seharusnya dikenakan pajak penghasilan progresif hingga 30 persen. Mereka, kata Enny, aset kekayaannya kebanyakan tak bisa dihitung.
"Tapi pendapatan pajak perorangan hanya Rp 100 triliun.”

KHAIRUL ANAM

Berita terpopuler:
Utang Luar Negeri RI Naik Jadi Rp 3.300 Triliun

Urus Pengembang Nakal, Kemenpera Gaet Polisi

15 Mal Jakarta Gelar Midnight Sale di Akhir Pekan

191 Pengembang Nakal Dilaporkan ke Polisi


Berita terkait

Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

27 Desember 2021

Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

Dalam survei tersebut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar hanya dipilih 0,1 persen responden.

Baca Selengkapnya

DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

22 Desember 2021

DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.

Baca Selengkapnya

Ditugaskan Prabowo Jadi Jurkam ke Jateng, Ini Janji Sandiaga Uno

5 Maret 2018

Ditugaskan Prabowo Jadi Jurkam ke Jateng, Ini Janji Sandiaga Uno

Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno mengatakan telah mendapat izin Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menjadi juru kampanye di Pilkada tiap hari Minggu.

Baca Selengkapnya

Fadli Zon Akui Ada Utusan Ajak Prabowo Jadi Cawapres Jokowi

2 Maret 2018

Fadli Zon Akui Ada Utusan Ajak Prabowo Jadi Cawapres Jokowi

Fadli Zon mengatakan tawaran agar Prabowo menjadi cawapres Jokowi ditolak karena akan menimbulkan oligarki.

Baca Selengkapnya

Ketika Prabowo Hati-hati Tanggapi Usulan Jadi Cawapres Jokowi

1 Maret 2018

Ketika Prabowo Hati-hati Tanggapi Usulan Jadi Cawapres Jokowi

Prabowo mengatakan dirinya akan mendengarkan suara partai soal pencalonannya maju dalam pemilihan presiden dan wakil presiden.

Baca Selengkapnya

Pilkada 2018, Prabowo Bakal Berkampanye untuk Sudrajat-Syaikhu

1 Maret 2018

Pilkada 2018, Prabowo Bakal Berkampanye untuk Sudrajat-Syaikhu

Prabowo mengatakan akan mendatangi kampanye sebanyak mungkin di Pilkada 2018 Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Soal Deklarasi Prabowo Jadi Capres, Fadli Zon: Masih Lama

27 Februari 2018

Soal Deklarasi Prabowo Jadi Capres, Fadli Zon: Masih Lama

Meski Gerindra sudah bergerilya, Prabowo masih belum menyatakan diri akan maju kembali di pilpres 2019.

Baca Selengkapnya

Gerindra Masih Cari Tanggal Deklarasi Prabowo sebagai Capres

26 Februari 2018

Gerindra Masih Cari Tanggal Deklarasi Prabowo sebagai Capres

Fadli Zon juga menuturkan pencalonan Prabowo sebagai capres merupakan harga mati bagi Partai Gerindra.

Baca Selengkapnya

Bambang Soesatyo: Jokowi-Prabowo Pasangan Ideal

26 Februari 2018

Bambang Soesatyo: Jokowi-Prabowo Pasangan Ideal

Menurut Bambang Soesatyo, pertarungan antara Jokowi dan Prabowo pada pemilihan presiden 2014 sempat menimbulkan gangguan dalam kinerja pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Diprediksi Melenggang jika Head to Head dengan Prabowo

24 Februari 2018

Jokowi Diprediksi Melenggang jika Head to Head dengan Prabowo

Pemilihan presiden 2019 diperkirakan akan membentuk dua poros, yaitu poros Jokowi dan Prabowo.

Baca Selengkapnya