Haters Jokowi-Prabowo Terancam Pikun Lebih Dini

Reporter

Senin, 9 Juni 2014 10:39 WIB

Sejumlah wisatwan lokal membilas tubuhnya setelah mandi air panas di kota Sarein, Iran (11/9). AP/Ebrahim Noroozi

TEMPO.CO, Jakarta - Para pembenci calon presiden, baik dari kubu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa maupun Joko Widodo-Jusuf Kalla, disarankan untuk segera kembali "hidup sehat". Sebuah penelitian mengungkapkan mereka yang bersikap sinis lebih mudah terkena penyakit demensia alis pikun. Demensia adalah keadaan di mana pengidapnya mengalami penurunan fungsi otak sehingga kehilangan kemampuan berpikir jernih dan berujung pada pudarnya memori.

Belakangan ini media sosial cenderung menjadi alat pagi para haters melampiaskan kemarahannya terkait pemilihan presiden Juli mendatang. Twitter, Facebook dan media sosial lainnya dibanjiri pernyataan-pernyataan yang sarat sinisme, penuh kebencian, dan saling memojokkan (Apakah Anda Haters? klik di sini untuk memeriksa).

Sikap sinis, menurut psikolog, adalah bentuk kemarahan kronis yang berkembang seiring dengan waktu. Sikap ini telah lama diasosiasikan dengan masalah kesehatan, seperti serangan jantung.

Anna-Maija Tolppanen, peneliti dari University of Eastern Finland yang terlibat dalam riset soal sinisme dan demensia, mengatakan sudah ada studi yang menyebut orang yang mudah sinis lebih cepat meninggal atau kesehatannya buruk. "Belum ada (pula) yang menghubungkan sikap sinis dengan demensia. Namun, ada studi yang menyebutkan orang yang terbuka dan optimistis punya risiko lebih rendah terserang demensia," kata Tolppanen.

Laporan riset Tolppanen dan koleganya di jurnal Neurology milik American Academy of Neurology, 28 Mei 2014, menyebutkan ada hubungan antara sikap sinis dan demensia. Tolppanen mengatakan studi tersebut membuktikan bahwa pandangan seseorang terhadap hidup dan personalitas orang lain mempengaruhi kesehatannya. "Adanya hubungan antara pengaruh sinisme pada demensia bisa membantu kita untuk mengurangi risiko penyakit itu," kata Tolppanen.

Dalam studinya, peneliti memberikan tes demensia dan kuesioner untuk mengukur tingkat sinisme terhadap 1.449 orang dengan usia rata-rata 71 tahun. Soal yang dihadapi partisipan antara lain "Banyak orang akan berbohong supaya bisa maju", "Lebih aman untuk tak percaya pada siapa pun", dan "Kebanyakan orang akan sedikit curang untuk mendapatkan keuntungan daripada kehilangan kesempatan".

Dari 622 orang yang melengkapi tes demensia, rata-rata delapan tahun setelah studi dimulai, 46 di antaranya didiagnosis menderita penyakit itu. Darah tinggi, kadar kolesterol tinggi, dan kebiasaan merokok memperbesar risiko terkena demensia. Peneliti menemukan bahwa mereka yang punya sikap sinis dalam kadar tinggi ada kemungkinan tiga kali lebih besar terkena demensia. Dari 164 orang yang kadar sinisnya tinggi, 14 di antaranya terkena demensia. Sedangkan dari 212 orang yang kadar sinisnya rendah, hanya sembilan yang menderita demensia.

NEWSWISE | CNN | GABRIEL WAHYU TITIYOGA

Terpopuler
Warga Heboh Saksikan Meteor di Langit Jabodetabek
Lukisan Buaya Djoko Pekik Dibanderol Rp 6 Miliar
Nurul: Keaslian Dokumen Pemecatan Prabowo Diragukan


Berita terkait

Aksi Romy PPP di Kubu Jokowi: Dekati Ulama, Tepis Isu Obor Rakyat

17 Maret 2019

Aksi Romy PPP di Kubu Jokowi: Dekati Ulama, Tepis Isu Obor Rakyat

Pada pertengahan Desember 2018, Romy PPP menguak fakta-fakta di balik terbitnya tabloid Obor Rakyat pada pilpres 2014.

Baca Selengkapnya

Siapa Konsultan Asing Prabowo? Kubu Jokowi Sebut Nama Ini

6 Februari 2019

Siapa Konsultan Asing Prabowo? Kubu Jokowi Sebut Nama Ini

Badan Pemenangan Nasional Prabowo - Sandiaga Uno membantah tengara kubu Jokowi soal keterlibatan konsultan asing dalam pemilihan presiden kali ini.

Baca Selengkapnya

Angka Keramat Nawacita

28 April 2015

Angka Keramat Nawacita

Pemilihan Presiden Juli 2014 lalu menjadi etos baru bagi rakyat untuk menentukan calon pemimpinnya. Bagi saya dan sebagian pemilih Jokowi, yang untuk pertama kalinya memilih dalam pemilihan, karena sebelumnya golongan putih, ada motif yang menggerakkan kami. Salah satu motif itu adalah janji kampanye Jokowi yang bertitel Nawacita.

Baca Selengkapnya

Pemilu 2014 Berlalu, Ini Daftar Pelanggarannya  

17 Desember 2014

Pemilu 2014 Berlalu, Ini Daftar Pelanggarannya  

Kemitraan menemukan suap dalam pemungutan suara.

Baca Selengkapnya

Konflik Golkar dan PPP Bawa Efek Berantai  

14 Desember 2014

Konflik Golkar dan PPP Bawa Efek Berantai  

Perebutan legitimasi ini juga berpeluang merembet.

Baca Selengkapnya

Kubu Prabowo: Pemerintah Intervensi Konflik Partai  

9 Desember 2014

Kubu Prabowo: Pemerintah Intervensi Konflik Partai  

Konflik terjadi di PPP dan Golkar.

Baca Selengkapnya

Prabowo Sanjung Ical-Akbar sebagai Dwi Tunggal  

4 Desember 2014

Prabowo Sanjung Ical-Akbar sebagai Dwi Tunggal  

Prabowo juga mengucapkan selamat.

Baca Selengkapnya

Alasan Koalisi Prabowo Bernafsu Tolak Perpu Pilkada

4 Desember 2014

Alasan Koalisi Prabowo Bernafsu Tolak Perpu Pilkada

Tidak terlepas dari perseteruan antara Koalisi Merah Putih dan Koalisi Indonesia Hebat.

Baca Selengkapnya

Koalisi Prabowo Boikot Paripurna Kubu Jokowi

4 November 2014

Koalisi Prabowo Boikot Paripurna Kubu Jokowi

Anggota DPR koalisi Prabowo diundang, tapi tidak datang.

Baca Selengkapnya

Harapan Prabowo kepada Presiden Jokowi  

20 Oktober 2014

Harapan Prabowo kepada Presiden Jokowi  

"Ke depan, semua yang ada (bisa) menjadi lebih baik."

Baca Selengkapnya