Sebut Demokrat ke Prabowo, Mubarok Terancam Sanksi  

Reporter

Kamis, 29 Mei 2014 06:42 WIB

Calon presiden Partai Gerindra Prabowo Subianto bersama Calon Wakil Presiden Hatta Rajasa, seusai mengikuti upacara Hari Kebangkitan Nasional dan ziarah makam, di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan, (20/5). TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Harian Partai Demokrat Sjarifuddin Hasan mengatakan pernyataan Ahmad Mubarok, anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, yang mengaku memilih pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, bukan mencerminkan sikap Partai Demokrat. "Pernyataan itu hanya individu," kata Sjarifuddin di kediamannya Rabu, 28 Mei 2014.

Sjarifuddin mengatakan seharusnya kader partai meminta izin dahulu ke partai atau tidak membawa embel-embel partai jika menyatakan dukungannnya terhadap salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden. Bila ada kader yang mengatasnamakan partai dalam mendukung pasangan calon, kata dia, Demokrat akan menjatuhkan sanksi kepada mereka. "Kini sedang didalami komisi pengawas ke dewan kehormatan," ujar dia.

Sebelumnya, Selasa, 27 Mei 2014, Mubarok hadir dalam acara Deklarasi Guru Besar Emeritus dan Cendikiawan bersama mendukung calon presiden Prabowo Subianto dan calon wakil presiden Hatta Rajasa. Mubarok menegaskan bahwa kedatangannya ini merupakan bentuk dukungannya sebagai salah satu guru besar di Indonesia. Sedangkan arahan Partai Demokrat kepada kadernya, baru akan disampaikan pada 1 Juni mendatang.

Kendati belum mendapatkan arahan langsung dari partai, politisi Partai Demokrat ini mengisyaratkan bahwa partainya mendukung Prabowo-Hatta. Sebab, dalam Rapimnas Partai Demokrat lalu, sebanyak 22 persen peserta menyatakan dukungannya pada capres dan cawapres yang diusung koalisi Partai Gerindra tersebut.

Menurut Sjarifuddin, partainya akan akan menentukan sikap bila mendapatkan visi dan misi calon presiden yang sama dengan partai Demokrat. "Kami akan condong ke pasangan calon presiden yang segaris dengan partai kami," ujar dia. Sjarifuddin menjelaskan sikap yang akan diambil partainya bukan berdasarkan pada musyawarah nasional yang telah memilih opsi 22 persen ke pasangan calon presiden Prabowo-Hatta.

Partai Demokrat sejauh ini baru menerima surat dari pasangan calon Prabowo-Hatta dengan agenda pemaparan visi-misi, sedangkan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla belum melakukan hal itu. "Kami akan melihat pada 1 Juni 2014 dan baru akan menentukan sikap," ujar Sjarifuddin. (Baca: Enam Alasan Marzuki Alie Merapat ke Prabowo-Hatta)

SAID HELABY

Terpopuler

Di KPK, Airin Matikan Rokok Wartawan
Purdi Chandra Ditahan, Primagama Tak Goyang
Buka Kantor di Jakarta, Apple Tawarkan Lowongan

Berita terkait

Kalah dari AHY, Ini Jejak Pendidikan dan Karier Moeldoko Alumnus FISIP UI

10 Agustus 2023

Kalah dari AHY, Ini Jejak Pendidikan dan Karier Moeldoko Alumnus FISIP UI

rekam jejak karier dan pendidikan Moeldoko yang selalu kalah melawan kubu AHY soal pengajuan gugatan kepengurusan Partai Demokrat

Baca Selengkapnya

Anwar Hafid Raih Gelar Doktor, Tawarkan Integrasi Nilai Religius dan Kearifan Lokal

13 April 2023

Anwar Hafid Raih Gelar Doktor, Tawarkan Integrasi Nilai Religius dan Kearifan Lokal

Agama tidak hanya hadir sebagai ritualitas pada individu, akan tetapi memiliki dampak yang jauh lebih luas

Baca Selengkapnya

Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

27 Desember 2021

Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

Dalam survei tersebut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar hanya dipilih 0,1 persen responden.

Baca Selengkapnya

DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

22 Desember 2021

DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.

Baca Selengkapnya

Jelang Pilpres 2024, Beberapa Parpol Ini Potensial Jadi Rumah Ridwan Kamil

7 Oktober 2021

Jelang Pilpres 2024, Beberapa Parpol Ini Potensial Jadi Rumah Ridwan Kamil

Moncernya karier dan tingginya popularitas Ridwan membuat sejumlah partai mendekatinya. Berikut jejak kedekatan Ridwan Kamil dan sejumlah parpol

Baca Selengkapnya

Mengurai Kasus Dokumen Palsu JR Saragih

19 Maret 2018

Mengurai Kasus Dokumen Palsu JR Saragih

Kasus dokumen palsu yang menjerat bakal calon Gubernur Sumatera Utara Jopinus Ramli Saragih atau JR Saragih terus bergulir.

Baca Selengkapnya

Partai Demokrat Siapkan AHY sebagai Pemimpin Baru Setahun Lalu

12 Maret 2018

Partai Demokrat Siapkan AHY sebagai Pemimpin Baru Setahun Lalu

Pada acara puncak Rapimnas Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhono atau AHY mengajak generasi muda bergabung dengannya.

Baca Selengkapnya

AHY Berpidato, Demokrat: Kami Tawarkan AHY sebagai Pemimpin Baru

12 Maret 2018

AHY Berpidato, Demokrat: Kami Tawarkan AHY sebagai Pemimpin Baru

Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan optimistis pidato politik AHY mampu mendorong elektabilitasnya sebagai pemimpin.

Baca Selengkapnya

Pengamat: Demokrat Akan Diuntungkan Jika Bergabung dengan Jokowi

12 Maret 2018

Pengamat: Demokrat Akan Diuntungkan Jika Bergabung dengan Jokowi

Partai Demokrat menyatakan akan mengusung capres dan cawapres dalam pilpres 2019.

Baca Selengkapnya

Kala AHY Sampaikan Pidato Politik Tanpa Baca Naskah

12 Maret 2018

Kala AHY Sampaikan Pidato Politik Tanpa Baca Naskah

Dalam pidato politiknya, AHY menyatakan kesiapannya menjadi pemimpin muda Partai Demokrat.

Baca Selengkapnya