Calon presiden Partai Gerindra Prabowo Subianto bersama Calon Wakil Presiden Hatta Rajasa, seusai mengikuti upacara Hari Kebangkitan Nasional dan ziarah makam, di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan, (20/5). TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Harian Partai Demokrat Sjarifuddin Hasan mengatakan pernyataan Ahmad Mubarok, anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, yang mengaku memilih pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, bukan mencerminkan sikap Partai Demokrat. "Pernyataan itu hanya individu," kata Sjarifuddin di kediamannya Rabu, 28 Mei 2014.
Sjarifuddin mengatakan seharusnya kader partai meminta izin dahulu ke partai atau tidak membawa embel-embel partai jika menyatakan dukungannnya terhadap salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden. Bila ada kader yang mengatasnamakan partai dalam mendukung pasangan calon, kata dia, Demokrat akan menjatuhkan sanksi kepada mereka. "Kini sedang didalami komisi pengawas ke dewan kehormatan," ujar dia.
Sebelumnya, Selasa, 27 Mei 2014, Mubarok hadir dalam acara Deklarasi Guru Besar Emeritus dan Cendikiawan bersama mendukung calon presiden Prabowo Subianto dan calon wakil presiden Hatta Rajasa. Mubarok menegaskan bahwa kedatangannya ini merupakan bentuk dukungannya sebagai salah satu guru besar di Indonesia. Sedangkan arahan Partai Demokrat kepada kadernya, baru akan disampaikan pada 1 Juni mendatang.
Kendati belum mendapatkan arahan langsung dari partai, politisi Partai Demokrat ini mengisyaratkan bahwa partainya mendukung Prabowo-Hatta. Sebab, dalam Rapimnas Partai Demokrat lalu, sebanyak 22 persen peserta menyatakan dukungannya pada capres dan cawapres yang diusung koalisi Partai Gerindra tersebut.
Menurut Sjarifuddin, partainya akan akan menentukan sikap bila mendapatkan visi dan misi calon presiden yang sama dengan partai Demokrat. "Kami akan condong ke pasangan calon presiden yang segaris dengan partai kami," ujar dia. Sjarifuddin menjelaskan sikap yang akan diambil partainya bukan berdasarkan pada musyawarah nasional yang telah memilih opsi 22 persen ke pasangan calon presiden Prabowo-Hatta.
Partai Demokrat sejauh ini baru menerima surat dari pasangan calon Prabowo-Hatta dengan agenda pemaparan visi-misi, sedangkan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla belum melakukan hal itu. "Kami akan melihat pada 1 Juni 2014 dan baru akan menentukan sikap," ujar Sjarifuddin. (Baca: Enam Alasan Marzuki Alie Merapat ke Prabowo-Hatta)
DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024
22 Desember 2021
DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024
Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.