Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai Amanat Nasional(PAN) Hatta Rajasa diapit (ki-ka) Ketua umum Gerindra, Suhardi, Ketua Dewan Pembina PAN Amien Rais dan Wakil Ketua Umum PAN Drajat Wibowo mengangkat tangannya dalam deklarasi Capres-cawapres di Rapat kerja Nasional PAN 2014 di Jakarta (14/5). TEMPO/Seto Wardhana.
TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah, Syafii Maarif meminta seluruh pengurus dan kader mentaati keputusan Tanwir Muhammadiyah di Samarinda akhir pekan lalu. Dalam Tanwir itu Muhammadiyah memutuskan bersikap netral pada pemilihan presiden 9 Juli mendatang. “Siapapun secara organisasi tak boleh memberi pengarahan dukungan,” kata Syafii saat dihubungi, Senin, 26 Mei 2014.
Menurut Syafii sikap netral Muhammadiyah harus diartikan seluruh elit untuk tak mengumumkan dukungan pada salah satu pasangan calon presiden. Organisasi harus memberi kebebasan kepada warga Muhammadiyah dan masyarakat luas untuk menentukan sendiri pasangan calon presiden dan wakil presiden yang diinginkan. “Biarkan saja rakyat memilih sebagai warga negara, itu hak konstitusi.”
Sikap netral Muhammadiyah ini kata Syafii sejalan dengan putusan yang diambil pada muktamar di Ujung Pandang pada 1971 lalu. Dalam muktamar itu Muhammadiyah menegaskan akan menjaga jarak dari politik praktis. Muhammadiyah kata dia hanya akan terlibat dalam politik kebangsaan yang lebih luas.
Meski meminta warga Muhammadiyah netral, Syafii enggan mengomentari sikap Amien Rais pada Tanwir Sabtu lalu. “Tidak enak saya tanggapi itu.” Namun menurut Syafii seharusnya seluruh petinggi Muhammadiyah tak menunjukkan dukungan. “Biar rakyat menjadi hakim.” Pada pemilihan presiden nanti terdapat dua pasangan calon presiden dan wakil presiden yaitu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Pada pertemuan itu Amien secara terbuka menyatakan dukungan untuk pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa. Dalam pertemuan itu Amien berteriak "Hidup Prabowo" dan dilanjutkan dengan takbir. Setelah itu, Ketua Majelis Pertimbangan Pusat Partai Amanat Nasional itu bernyanyi, "Prabowo siapa yang punya? Prabowo siapa yang punya", yang diikuti oleh tim sukses Prabowo.