SBY: Jokowi Ajak Demokrat Berkoalisi, Mega Tidak

Reporter

Minggu, 18 Mei 2014 17:39 WIB

Ketua Umum partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono melemparkan bola kepada simpatisan saat berlangsung kampanye terbuka partai Demokrat di Stadion Luar Kanjuruhan Malang, Jawa Timur (22/3). TEMPO/Aris Novia Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono memaparkan empat pilihan sikap politik partainya untuk menghadapi pemilihan presiden 9 Juli mendatang dalam Rapat Kerja Nasional Demokrat di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu, 18 Mei 2014. Pemaparan ini disampaikan SBY dalam sesi rapat yang tertutup dari media massa.

"Beliau (SBY) memaparkan pilihan yang tersedia beserta kondisi yang ada," kata sumber Tempo yang ikut dalam rapat. Opsi pertama, kata sumber ini, adalah bergabung ke gerbong koalisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan mendukung Joko Widodo alias Jokowi sebagai calon presiden.

"Beliau menyampaikan bahwa Pak Jokowi secara langsung sudah menawarkan Demokrat untuk bekerja sama, tapi Ibu Mega (Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri) tidak menawarkan," kata sumber itu. Opsi kedua, bergabung dengan Partai Gerakan Indonesia Raya dan mengusung Prabowo Subianto sebagai calon presiden. (Baca: Demokrat Kalah, SBY Persilakan Kadernya Hengkang)

"Di pilihan ini, sudah ada tawaran dari Pak Prabowo untuk mengajak Demokrat bekerja sama," kata si sumber menirukan SBY. Opsi berikutnya adalah membentuk poros baru dan mengusung calon presiden sendiri.

Menurut sumber ini, SBY mengatakan opsi poros baru ini mungkin terjadi jika Demokrat berkoalisi dengan Golkar. Namun Golkar mengajukan syarat agar Aburizal Bakrie, Ketua Umum Golkar, diusung menjadi calon presiden jika Demokrat-Golkar resmi berkoalisi. (Baca: Demokrat Yakin Poros Ketiga Jaring Banyak Suara)

"Kami tidak mau karena Pak Aburizal elektabilitasnya segitu-gitu saja. Kalau mengusung Pak Aburizal, pasti kalah," ujar si sumber. Hingga saat ini, posisi Golkar masih tetap menawarkan Aburizal jika ingin berkoalisi dengan Demokrat. Adapun opsi terakhir adalah bersikap netral, yakni menentukan dukungan ke calon presiden tertentu pada 9 Juli mendatang.

SBY lantas meminta 318 peserta Rapimnas mengisi angket yang berisi empat opsi sikap politik partainya. Setelah direkapitulasi, pilihan terbanyak akan menjadi rujukan bagi SBY, selaku Ketua Majelis Tinggi Demokrat, untuk menentukan arah politik partainya. "Sekarang angketnya sedang direkap. Pukul 19.00 diumumkan." (Baca: SBY Akui Pilihan Demokrat Terbatas)

PRIHANDOKO




Terpopuler:
Pekan Depan, KPK Tentukan Tersangka Korupsi Haji
Ahok Minta Presiden Terpilih Tuntaskan Tragedi Mei 1998
Aburizal Ketemu Jokowi-Mega, Sinyal Kuat Koalisi

Berita terkait

Catatan Perolehan Suara Peserta Pemilu Pasca Reformasi, Siapa Jawaranya?

19 Februari 2024

Catatan Perolehan Suara Peserta Pemilu Pasca Reformasi, Siapa Jawaranya?

Pelaksanaan pemilu dalam era reformasi telah dilakukan enam kali, yaitu Pemilu 1999, Pemilu 2004, Pemilu 2009, Pemilu 2014, Pemilu 2019 dan Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Selama 3 Periode Pemilu, 3 Partai Politik Ini Peringkat Atas Pemilihan Legislatif

18 Februari 2024

Selama 3 Periode Pemilu, 3 Partai Politik Ini Peringkat Atas Pemilihan Legislatif

Sejak Pemilu 2014 sampai Pemilu 2024, terdapat tiga besar partai politik yang selalu memuncaki pemilihan legislatif (Pileg). Apa saja?

Baca Selengkapnya

Politik Makan Siang Jokowi Bersama Capres, SBY Pernah Buka Puasa Bersama Capres-Cawapres Pemilu 2014

1 November 2023

Politik Makan Siang Jokowi Bersama Capres, SBY Pernah Buka Puasa Bersama Capres-Cawapres Pemilu 2014

Jokowi mengundang makan siang 3 capres. Langkah yang sebelumnya pernah dilakukan SBY pada 2014, mengundang buka puasa bersama capres-cawapres.

Baca Selengkapnya

Kalah dari AHY, Ini Jejak Pendidikan dan Karier Moeldoko Alumnus FISIP UI

10 Agustus 2023

Kalah dari AHY, Ini Jejak Pendidikan dan Karier Moeldoko Alumnus FISIP UI

rekam jejak karier dan pendidikan Moeldoko yang selalu kalah melawan kubu AHY soal pengajuan gugatan kepengurusan Partai Demokrat

Baca Selengkapnya

Relawan Jokowi se Jatim Dukung Prabowo Dinilai Hanya Manuver Murahan

7 Agustus 2023

Relawan Jokowi se Jatim Dukung Prabowo Dinilai Hanya Manuver Murahan

Relawan Jokowi yang mendukung Prabowo di Jatim dianggap tak memiliki jejak rekam mendukung Jokowi di Pemilu 2019.

Baca Selengkapnya

PPP Menilai Andika Perkasa Penuhi Kualifikasi Jadi Ketua Tim Pemenangan Ganjar Pranowo

27 Juni 2023

PPP Menilai Andika Perkasa Penuhi Kualifikasi Jadi Ketua Tim Pemenangan Ganjar Pranowo

Ketua DPP PPP Ahmad Baidowi alias Awiek menilai kualifikasi diri mantan Panglima TNI Andika Perkasa cocok sebagai ketua pemenangan Ganjar Pranowo

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Perjanjian Batu Tulis Megawati dan Prabowo, Begini 7 Poin Janji Belum Ditepati Itu

24 April 2023

Kilas Balik Perjanjian Batu Tulis Megawati dan Prabowo, Begini 7 Poin Janji Belum Ditepati Itu

Megawati punya janji terhadap Prabowo sejak 2009, perjanjian Batu Tulis namanya. Begini isi 7 poin perjanjian tersebut.

Baca Selengkapnya

Anwar Hafid Raih Gelar Doktor, Tawarkan Integrasi Nilai Religius dan Kearifan Lokal

13 April 2023

Anwar Hafid Raih Gelar Doktor, Tawarkan Integrasi Nilai Religius dan Kearifan Lokal

Agama tidak hanya hadir sebagai ritualitas pada individu, akan tetapi memiliki dampak yang jauh lebih luas

Baca Selengkapnya

4 Petinggi NasDem Bakal Dampingi Surya Paloh dalam Pertemuan dengan Prabowo di Hambalang

5 Maret 2023

4 Petinggi NasDem Bakal Dampingi Surya Paloh dalam Pertemuan dengan Prabowo di Hambalang

Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh pagi ini akan bertemu Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Padepokan Garuda Yaksa, Hambalang, Kabupaten Bogor

Baca Selengkapnya

Menjelang 7 Tahun, Pakar Sebut Jokowi Dibayangi Janji-janji Politik

18 Oktober 2021

Menjelang 7 Tahun, Pakar Sebut Jokowi Dibayangi Janji-janji Politik

Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya mengatakan ada kompleksitas luar biasa yang dihadapi Presiden Jokowi di periode kedua ini.

Baca Selengkapnya