TEMPO.CO, Jakarta - Goenawan Mohamad, salah satu pendiri Partai Amanat Nasional (PAN), menyatakan mundur dari partai berlambang matahari itu. Goenawan, yang akrab dipanggil GM, menilai partai tersebut semakin terseret oportunisme setelah ketua umumnya, Hatta Rajasa, menjadi calon wakil presiden untuk Prabowo Subianto dari Partai Gerindra.
"Selama ini, meskipun dengan kekecewaan, saya tetap menjadi anggota PAN dan membayar secara teratur iuran keanggotaan. Tetapi kali ini saya tidak punya harapan lagi. Saya menyatakan berhenti dari keanggotaan partai," kata Goenawan, Rabu, 14 Mei 2014.
Menurut Goenawan, dia dan teman-temannya mendirikan PAN pada awal reformasi. Tujuannya agar ada partai yang menyumbang perbaikan semangat dan mutu kepartaian yang rusak oleh rezim Orde Baru. PAN, kata dia, didirikan untuk mengawal gerakan pro-demokrasi melawan kekuasaan otoriter.
"Semenjak Soeharto jatuh, kami ingin membangun sebuah partai yang punya platform politik yang jelas untuk diperjuangkan ke arah demokrasi yang lebih luas, kebhinekaan yang lebih hidup, dan kesejahteraan yang lebih merata," katanya.
PAN didirikan 23 Agustus 1998 oleh aktivis gerakan pro-demokrasi yang ikut menumbangkan rezim Orde Baru. Para pendiri itu antara lain Amien Rais, Goenawan Mohamad, Abdillah Toha, Rizal Ramli, Albert Hasibuan, Toety Heraty, Emil Salim, Faisal Basri, A.M. Fatwa, Zoemrotin, serta Alvin Lie Ling Piao.
Sepanjang sejarahnya, PAN empat kali mengikuti pemilu. Pada 1999, PAN mengumpulkan suara sebesar 7,12 persen. Angka ini sempat menurun saat pemilu dua periode berikutnya, yaitu 6,44 persen pada 2004 dan 6,01 persen pada 2009. Pemilu 2014, PAN meraup 7,57 persen suara--tertinggi sepanjang sejarahnya.
Kini PAN sudah mendeklarasikan dukungannya kepada Prabowo, mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus pada era Orde Baru. Prabowo memiliki sejarah kelam di dunia militer. Dia pernah diberhentikan tak hormat lantaran diduga terlibat dalam penculikan aktivis pro-demokrasi 1998. (Baca: PAN Resmi Dukung Prabowo)
Menurut Goenawan, PAN dalam sejarahnya pernah berusaha memenuhi cita-cita pro-demokrasi. Namun, pada perjalanannya, PAN dinilai tak lagi memandang politik sebagai perjuangan. Dia mengatakan hasrat mengukuhkan posisi dalam struktur yang ada dan untuk memperoleh jabatan yang empuk bagi elitenya semakin terlihat. (Baca: Hatta Beberkan Alasan Jatuh Hati ke Prabowo)
"Seharusnya PAN mencoba memperbaiki keadaan itu. Tetapi tidak," ujarnya. "Untuk itu ia bersedia mendukung kekuatan yang di masa Orde Baru ingin memadamkan gerakan pro-demokrasi, antara lain dengan kekerasan." (Baca: Prabowo Terganjal HAM, Jokowi Transjakarta)
TRI SUHARMAN
Terpopuler
Pristono: Jokowi Tahu Proses Transjakarta Berkarat
Unilever akan Ganti Kerugian Taman Kota Bandung
Bank Mandiri Ganti 2.000 Kartu ATM Nasabah
Berita terkait
PAN Punya 2 Alasan Akan Sodorkan Eko Patrio Jadi Kandidat Menteri Kabinet Prabowo
1 hari lalu
Politikus PAN Eko Hendro Purnomo atau beken sebagai komedian Eko Patrio tengah disiapkan partainya untuk membantu kabinet Prabowo Subianto. Alasannya?
Baca SelengkapnyaSidang Sengketa Pileg di MK: Ribuan Suara PPP dan PDIP Diklaim Berpindah ke Partai Lain
5 hari lalu
PDIP dan PPP mengklaim ribuan suara pindah ke partai lain dalam sidang sengketa Pileg di MK hari ini.
Baca SelengkapnyaGoenawan Mohamad Bicara Pentingnya Kepercayaan dan Etik dalam Profesi Jurnalistik
6 hari lalu
Goenawan Mohamad mengatakan etik bukanlah sesuatu yang diajarkan secara teoritis, melainkan harus dialami dan dipraktikkan sehari-hari.
Baca SelengkapnyaDies Natalis ke-3 Politeknik Tempo: Utamakan Etika di Tengah Gempuran AI
7 hari lalu
Dies Natalis Politeknik Tempo kali ini mengambil tema "Kreativitas Cerdas Tanpa Batas" dihadiri segenap civitas akademika Politeknik Tempo.
Baca SelengkapnyaKecuali Partai Gelora, Gerindra-Golkar-PAN-Demokrat Buka Peluang PKS Gabung ke Prabowo
8 hari lalu
Sejumlah partai politik yang tergabung dalam KIM membuka peluang PKS untuk bergabung ke Prabowo, kecuali Gelora. Apa alasan Gelora menolak PKS?
Baca SelengkapnyaRespons Bima Arya soal Maju Pilgub Jabar 2024, Singgung Nama Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi
13 hari lalu
Mantan Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menyatakan dirinya siap maju di Pilkada 2024 setelah mendapat arahan dari Ketum PAN, tapi...
Baca SelengkapnyaRespons KPU dan Ketum PAN soal Gugatan PDIP di PTUN
13 hari lalu
KPU dan Ketum PAN Zulkifli Hasan menanggapi gugatan PDIP di PTUN terkait pencalonan Gibran di Pilpres 2024. Begini kata mereka.
Baca SelengkapnyaMK Terima 52 Amicus Curiae Terhadap Sengketa Pilpres 2024, Berapa Amicus Curiae yang Akan Dipakai?
16 hari lalu
Hakim MK telah memutuskan hanya 14 amicus curiae, yang dikirimkan ke MK sebelum 16 April 2024 pukul 16.00 WIB yang akan didalami di sengketa Pilpres.
Baca SelengkapnyaProfil Zita Anjani, Putri Ketum PAN yang Didorong Berduet dengan Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta
25 hari lalu
Zita Anjani didorong berduet dengan Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta. Berikut profil putri Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan itu.
Baca SelengkapnyaFilm Djakarta 66, Kisahkan Kelahiran Supersemar, Hubungan Sukarno-Soeharto, dan Kematian Arif Rahman Hakim
57 hari lalu
Peristiwa Surat Perintah Sebelas Maret atau Supersemar disertai gelombang demo mahasiswa terekam dalam film Djakarta 66 karya Arifin C. Noer
Baca Selengkapnya