Plus-Minus Mahfud dan Jusuf Kalla untuk Jokowi

Reporter

Senin, 5 Mei 2014 09:48 WIB

Anggota Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Akbar Tandjung, Mahfud MD dan Jusuf Kalla serta Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dalam Pelantikan Majelis Nasional KAHMI periode 2012-2017 di Jakarta, Selasa (5/2). Acara pelantikan sendiri mengambil tema Memenangkan Masa Depan Indonesia dengan Mahfud MD sebagai ketua Presidium. TEMPO/Seto Wardhana

TEMPO.CO, Jakarta - Mahfud Md. dan Jusuf Kalla menjadi kandidat paling kuat untuk mendampingi calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Joko Widodo, dalam pertarungan pemilihan presiden 2014. Hasil survei Saiful Mujani Research and Consultan menyebutkan keduanya bila dipasangkan dengan Jokowi bisa mengungguli calon presiden lain pada pemilihan presiden 9 Juli mendatang, dengan tingkat elektabilitas 46-47 persen.

Menurut peneliti Saiful Mujani Research and Consultan, Djayadi Hanan, keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan. Menurut Djayadi, Jokowi membutuhkan pendamping yang memenuhi tiga kriteria. "Memiliki kapasitas di makro ekonomi, bidang hukum, dan pergaulan internasional," katanya saat dihubungi Tempo, Senin, 5 Mei 2014.

Sejumlah kalangan internal, misalnya, menyebutkan calon wakil presiden pendamping Jokowi harus punya pengetahuan ekonomi, punya jaringan luar negeri yang kuat, dan berpengalaman di bidang pemerintahan. Sokongan dari partai dan basis massa, terutama para kiai, juga penting. Adapun Mahfud dan JK didukung sejumlah kiai.

Mahfud, kata Djayadi, mempunyai pengalaman di bidang hukum. Rekam jejak pria asal Madura, Jawa Timur, itu selama memimpin Mahkamah Konstitusi juga bagus. "Namun belum punya pengalaman di ekonomi makro dan pergaulan internasional," tutur Djayadi. "Tapi kekurangan itu bisa ditutupi."

Adapun Jusuf Kalla, menurut Djayadi, memiliki keunggulan di bidang ekonomi. Sebab, pria kelahiran Sulawesi Selatan itu memiliki latar belakang pengusaha. "Meski bergerak di ekonomi makro, dia tahu persoalan ekonomi pada umumnya dibandingkan Mahfud," ujarnya.

Namun, Djayadi meneruskan, mantan wakil presiden itu tidak memiliki kemampuan di bidang hukum. "Tapi Jusuf Kalla mempunyai pengalaman saat membantu proses perdamaian di Aceh dan Thailand," ujar Djayadi.

Berdasarkan dukungan pemilih, kata Djayadi, Mahfud masih lebih unggul dibanding Jusuf Kalla. Mahfud, kata Djayadi, memiliki basis dukungan dari Partai Kebangkitan Bangsa. "Jusuf Kalla belum diketahui apakah mendapat dukungan dari Golkar," ujar Djayadi.

Djayadi menambahkan, Jusuf Kalla cukup populer di Sulawesi Selatan. Bahkan hampir di seluruh Sulawesi. "Kecuali di Sulawesi Utara," tutur Djayadi.

SINGGIH SOARES




Berita Terpopuler:
Terkait MH370, Malaysia Tangkap 11 Teroris
Forensik: Rekaman Percakapan MH370 Diedit
Jokowi Hanya Sehari Sewa Boeing 737-900
Di Jombang, Jokowi Ngaji Kitab Kuning
Ini Pengakuan Senior yang Membuat Renggo Meninggal

Berita terkait

Hamas Minta Bantuan Jusuf Kalla untuk Mediasi dengan Israel

11 jam lalu

Hamas Minta Bantuan Jusuf Kalla untuk Mediasi dengan Israel

Hamas meminta bantuan dari Jusuf Kalla agar menjadi mediator guna mengakhiri perang dengan Israel.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

11 hari lalu

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.

Baca Selengkapnya

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

12 hari lalu

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

Pendeta Gilbert Lumoindong dilaporkan ke polisi atas ceramahnya yang dianggap menghina sejumlah ibadah umat Islam.

Baca Selengkapnya

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

14 hari lalu

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

Presiden Jokowi mendiskusikan rencana pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya dengan Menlu Cina, pernah akan dibangun pada 2018.

Baca Selengkapnya

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

15 hari lalu

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

"Saya tidak ada niat, saya mencintai umat Muslim. Saya minta maaf," kata Gilbert Lumoindong

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

26 hari lalu

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

Open house yang diadakan oleh JK dihadiri oleh Anies Baswedan, Hamdan Zoelva, hingga Tom Lembong selaku perwakilan koalisi perubahan.

Baca Selengkapnya

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

26 hari lalu

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

Jusuf Kalla menilai positif kunjungan Roeslan Roeslani ke rumah Megawati Soekarnoputri. Soal rekonsiliasi nasional, ia menilai ada banyak waktu lain.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Silaturahmi ke Rumah Jusuf Kalla: Banyak Foto-Foto

26 hari lalu

Anies Baswedan Silaturahmi ke Rumah Jusuf Kalla: Banyak Foto-Foto

Anies Baswedan bersamuh dengan Jusuf Kalla pada hari pertama Lebaran. Mengaku tak bicara soal politik.

Baca Selengkapnya

Usai Salat Id di Masjid Al Azhar, JK Terima Kunjungan Tokoh di Rumahnya Besok

27 hari lalu

Usai Salat Id di Masjid Al Azhar, JK Terima Kunjungan Tokoh di Rumahnya Besok

Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) akan merayakan hari raya Idul Fitri 1445 H atau 2024 M di Jakarta. Rencananya, JK juga akan menerima kunjungan para kolega di kediaman pribadinya di Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya

Lebaran, Anies Baswedan Gelar Open House di Rumahnya hingga Sowan ke JK

27 hari lalu

Lebaran, Anies Baswedan Gelar Open House di Rumahnya hingga Sowan ke JK

Calon presiden nomor urut satu, Anies Baswedan, bakal merayakan lebaran tahun ini di Jakarta. Rencananya, Anies akan salat id di masjid dekat rumahnya di Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Setelah itu, mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut akan bersilaturahmi dengan tokoh-tokoh partai politik pengusungnya dan para politikus senior.

Baca Selengkapnya