Ketua Umum yang juga calon presiden Partai Golkar, Aburizal Bakrie dicecar pertanyaan oleh awak media ketika tiba untuk melakukan pertemuan dengan Ketua Dewan Pembina dan calon presiden Partai Gerindra, Prabowo Subianto di kediamannya di Jl. Mangunsarkoro, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (29/4). TEMPO/Dhemas Reviyanto
TEMPO.CO, Jakarta - Pendiri Partai Golongan Karya, Suhardiman, menyarankan Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie mundur sebagai calon presiden. Suhardiman beralasan, dari faktor sejarah dan sosiologis, Presiden Indonesia adalah orang Jawa.
"Siapa pun yang menjadi presiden adalah orang Jawa," kata Suhardiman setelah bertemu dengan Ketua Umum Majelis Kekeluargaan Gotong Royong Priyo Budi Santoso di rumahnya, Jumat, 2 Mei 2014. Aburizal merupakan politikus yang berasal dari Lampung.
Suhardiman menyarankan Aburizal sebaiknya menjadi king maker di Golkar. Menurut pendiri Sentral Organisasi Karyawan Swadiri ini--ormas pendiri Golkar, Aburizal akan lebih terhormat jika menjadi dalang. Dia justru menyorongkan nama lain sebagai calon wakil presiden, yaitu Priyo Budi Santoso. (Baca: Koalisi, Aburizal Bersedia Jadi Cawapres Prabowo)
Priyo sendiri enggan menanggapi dorongan menjadi calon wakil presiden. Dia menjelaskan, keputusan rapimnas sejauh ini belum berubah, yaitu menetapkan Aburizal sebagai calon presiden. "Belum ada perubahan karena belum ada rapimnas lagi."
Rapimnas mendatang akan mencermati dinamika politik, termasuk arah koalisi Partai Golkar. Dia mengatakan saran Suhardiman, selaku sesepuh partai, harus didengar. Menurut Priyo, keputusan rapimnas berada di tangan DPD tingkat provinsi. "Apakah tetap mempertahankan Aburizal sebagai capres atau ada opsi lain," tuturnya.