Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto bersalaman dengan Ketua Umum PPP Suryadharma Ali saat menghadiri Istighosah Kubro di Istora Senayan, Jakarta, (4/4). Acara ini diikuti ribuan umat muslim bertujuan untuk Indonesia damai. Tempo/Dian Triyuli Handoko
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Gerindra Suhardi mengatakan partainnya tak terlalu kaget mengetahui pembatalan dukungan dari Partai Persatuan Pembangunan terhadap Prabowo Subianto sebagai calon presiden. Sejak awal partainya memang sudah mengetahui dukungan dari partai Ka'bah itu belum bulat. “Tapi tak ada salahnya kami tetap bangun penjajakan,” kata Suhardi saat dihubungi, Rabu, 23 April 2014.
Menurut Suhardi, partainya bisa memahami perbedaan pendapat di internal PPP. Pembatalan itu pun, kata dia, tak akan mempengaruhi pencalonan Prabowo. Dia yakin Gerindra bisa membangun koalisi dengan partai lainnya.
Meski begitu, Suhardi mengakui, sikap mendua PPP ini sudah dua kali dirasakan Gerindra. Sebelumnya, saat menghadapi pemilihan presiden 2009, Prabowo yang maju sebagai calon wakil presiden mendampingi Megawati Soekarnoputri juga ditinggal PPP. “Ini peristiwa yang terulang. Ini kejadian kedua.” (Baca: Pengalaman Pahit Gerindra dengan PPP)
Pada pemilihan presiden 2009, PPP yang diketuai Suryadharma Ali sempat menyatakan dukungan terhadap pasangan Mega-Prabowo. Dukungan itu pun sudah dideklarasikan. Namun belakangan, menjelang hari terakhir pendaftaran capres, PPP mendaftarkan dukungan untuk pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono.
Pada pemilu kali ini, PPP yang telah mengumumkan akan mendukung Prabowo sebagai capres kembali menarik dukungan. Pencabutan itu didasarkan fatwa Ketua Majelis Syariah yang diumumkan Selasa sore. Dalam fatwa itu, Maimun Zubair menyatakan PPP belum menentukan sikap soal arah koalisi sehingga menganulir dukungan dari kubu SDA terhadap Prabowo yang diumumkan Jumat pekan lalu.
Catatan Perolehan Suara Peserta Pemilu Pasca Reformasi, Siapa Jawaranya?
19 Februari 2024
Catatan Perolehan Suara Peserta Pemilu Pasca Reformasi, Siapa Jawaranya?
Pelaksanaan pemilu dalam era reformasi telah dilakukan enam kali, yaitu Pemilu 1999, Pemilu 2004, Pemilu 2009, Pemilu 2014, Pemilu 2019 dan Pemilu 2024.