Ribuan warga Nahdatul Ulama (NU) memadati Stadion Gelora Bung Karno saat peringatan Hari Lahir PBNU ke-85, Jakarta, Minggu (17/7). Peringatan tersebut diramaikan dengan parade Budaya Islam, devile Banser, atraksi Pencak Silat Pagar Nusa, dan dihadiri oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono beserta sejumlah pejabat dan menteri KIB II. TEMPO/Seto Wardhana.
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Slamet Effendi Yusuf mengatakan koalisi partai yang berbasis umat muslim justru bisa membangkitkan fobia masyarakat terhadap agama Islam. Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj pun tak setuju dengan adanya dikotomi antara kaum nasionalis dan islamis.
Dia menegaskan, negara Indonesia dibangun dengan asas Pancasila. "Primordialiasme bukan ciri khas Islam," katanya saat bertelekonferensi dalam diskusi "Membaca Arah Baru Politik Islam" di bilangan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu, 19 April 2014. "Anggapannya, ada kekuatan yang diam-diam ingin mendirikan negara Islam."
Arah koalisi, kata politikus Golkar ini, tak harus dibangun dengan basis Islam. Gagasan pembentukan koalisi partai Islam layak dievaluasi. "Bisa saja timbul ekslusivitas Islam dalam wacana koalisi Indonesia Raya," ucapnya. (Baca : Amien Rais: Poros Tengah Terlalu Sempit)
Pada Rabu lalu, Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj mengatakan setiap pemimpin harus memenuhi beberapa kriteria. Pemimpin harus cerdas, adil, berani serta tegas, tak boleh rakus, dan berfisik sehat. Menurut dia, itulah syarat pemimpin islami. Karena itu, pemimpin tak perlu datang dari partai berlatar Islam. "Poros tengah cukup sekali terjadi dalam sejarah," katanya.
Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin mengatakan koalisi partai Islam tak bermaksud membuat garis pemisah antara kelompok nasionalis dan islamis. "Yang penting, partai Islam take a lead koalisi," katanya. Dari pengalaman pada 2004 dan 2009, meski partai Islam tergabung dalam satu koalisi, kepentingan umat Islam dipinggirkan. "Koalisi partai Islam saat ini diperlukan untuk menjamin keberlangsungan nilai mayoritas penduduk Indonesia," katanya.
Ia menilai semakin lama nilai-nilai Islam di Indonesia justru tergerus. "Kapitalisme di segala lini, termasuk pendidikan, yang sedang marak bertentangan dengan sistem Islam." (Baca : Jusuf Kalla: Tak Mudah Bentuk Koalisi Partai Islam)
Catatan Perolehan Suara Peserta Pemilu Pasca Reformasi, Siapa Jawaranya?
19 Februari 2024
Catatan Perolehan Suara Peserta Pemilu Pasca Reformasi, Siapa Jawaranya?
Pelaksanaan pemilu dalam era reformasi telah dilakukan enam kali, yaitu Pemilu 1999, Pemilu 2004, Pemilu 2009, Pemilu 2014, Pemilu 2019 dan Pemilu 2024.
4 Petinggi NasDem Bakal Dampingi Surya Paloh dalam Pertemuan dengan Prabowo di Hambalang
5 Maret 2023
4 Petinggi NasDem Bakal Dampingi Surya Paloh dalam Pertemuan dengan Prabowo di Hambalang
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh pagi ini akan bertemu Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Padepokan Garuda Yaksa, Hambalang, Kabupaten Bogor