TEMPO.CO, Jakarta - Elite Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang dipecat kini melakukan perlawanan. Mereka akan menuntut Suryadharma Ali, Ketua Umum PPP, lantaran sewenang-wenang mengeluarkan kebijakan. (Baca: Penentu Koalisi PPP, Rapimnas atau Suryadharma?)
"Kami akan menempuh mekanisme partai, baik melalui mahkamah partai, mendorong Muktamar Luar Biasa, maupun melalui jalur hukum," kata Rahmat Yasin, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah PPP Jawa Barat yang juga menjabat sebagai Bupati Bogor melalui sambungan telepon, Jumat, 18 April 2014. (Baca: PPP Sudah Sampaikan Dukungan Resmi ke Jokowi)
Langkah tersebut, kata Rahmat, ditempuh bila Suryadharma tidak memberi waktu untuk mengklarifikasi musabab pemecatan tersebut. Sesuai dengan mekanisme partai, kata dia, kader yang bakal dipecat harus diberi ruang untuk melakukan klarifikasi. "Sehingga tidak bisa seorang ketua umum semena-mena melakukan pemecatan," ujarnya.
Kedatangan Suryadharma dalam kampanye Partai Gerakan Indonesai Raya (Gerindra) memicu kemarahan elite PPP. Para pengurus wilayah menyebut langkah Suryadharma merendahkan martabat partai. Mereka lantas meminta digelar rapat pleno dengan agenda memberi sanksi kepada Menteri Agama itu. (Baca: Suryadharma Dianggap Bikin Kader PPP Galau)
Namun sikap mereka langsung mendapat reaksi keras dari Suryadharma. Sebanyak enam elite PPP dipecat dari jabatannya. Mereka adalah Ketua Badan Pemenangan Pemilu PPP Suharso Monoarfa, Ketua PPP Jawa Barat Rahmat Yasin, Ketua PPP Jawa Timur Musyaffa Noe, Ketua PPP Sulawesi Selatan Amir Uskara, Ketua PPP Sumatera Utara Fadli Nurizal, dan Sekretaris PPP Kalimantan Tengah Awaluddin.
"Kami tidak berniat menggulingkan beliau, kami hanya ingin diberi penjelasan, tetapi malah dipecat, partai macam apa ini?" kata Rahmat kembali menyampaikan penyesalannya terhadap sikap Suryadharma. (Baca: Kubu Suryadharma: Pecat Suharso Tak Langgar Aturan)
TRI SUHARMAN
Topik terhangat:
Pelecehan Siswa JIS | Pemilu 2014 | Jokowi | Pesawat Kepresidenan | Prabowo
Berita terpopuler:
Ini Alasan Mahasiswa ITB Tolak Jokowi Masuk Kampus
Anas Siapkan Laporan Kampanye Fiktif SBY
Rahasia Madrid Kalahkan Barcelona
Berita terkait
PPP Ajukan Gugatan PHPU ke MK: Sebut Hilang Suara di Sejumlah Dapil dan Keyakinan Sandiaga Uno
40 hari lalu
PPP resmi mendaftarkan PHPU ke MK. Berikut pernyataan Ketua DPP PPP Achmad Baidowi dan keyakinan Ketua Bappilu PPP Sandiaga Uno.
Baca SelengkapnyaAlasan PPP Belum Bersikap soal Hak Angket Kecurangan Pemilu 2024
43 hari lalu
Partai Persatuan Pembangunan menyatakan masih fokus untuk mencermati perolehan suara yang ditengarai terdapat selisih hasil.
Baca SelengkapnyaPartai Persatuan Pembangunan Tidak Lolos Ambang Batas Parlemen
43 hari lalu
Partai Persatuan Pembangunan tidak lolos syarat ambang batas parlemen sebesar 4 persen. Mengapa bisa terjadi?
Baca SelengkapnyaPPP Sebut Hak Angket Pemilu Cuma Wacana di DPR
43 hari lalu
Ketua Fraksi PPP Amir Uksara mengatakan belum ada pergerakan untuk menggulirkan hak angket di DPR.
Baca SelengkapnyaCatatan Perolehan Suara Peserta Pemilu Pasca Reformasi, Siapa Jawaranya?
19 Februari 2024
Pelaksanaan pemilu dalam era reformasi telah dilakukan enam kali, yaitu Pemilu 1999, Pemilu 2004, Pemilu 2009, Pemilu 2014, Pemilu 2019 dan Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaSelama 3 Periode Pemilu, 3 Partai Politik Ini Peringkat Atas Pemilihan Legislatif
18 Februari 2024
Sejak Pemilu 2014 sampai Pemilu 2024, terdapat tiga besar partai politik yang selalu memuncaki pemilihan legislatif (Pileg). Apa saja?
Baca SelengkapnyaPejuang PPP Dukung Prabowo, Ketua DPP: Kami Solid
30 Desember 2023
Ketua DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Achmad Baidowi atau Awiek menegaskan bahwa partainya solid.
Baca SelengkapnyaPolitik Makan Siang Jokowi Bersama Capres, SBY Pernah Buka Puasa Bersama Capres-Cawapres Pemilu 2014
1 November 2023
Jokowi mengundang makan siang 3 capres. Langkah yang sebelumnya pernah dilakukan SBY pada 2014, mengundang buka puasa bersama capres-cawapres.
Baca SelengkapnyaRelawan Jokowi se Jatim Dukung Prabowo Dinilai Hanya Manuver Murahan
7 Agustus 2023
Relawan Jokowi yang mendukung Prabowo di Jatim dianggap tak memiliki jejak rekam mendukung Jokowi di Pemilu 2019.
Baca SelengkapnyaSandiaga Uno Sebut Kesamaan Visi dengan Ganjar Pranowo: Ciptakan 4,4 Juta Lapangan Kerja Baru
23 Juli 2023
Sandiaga Uno mengatakan memiliki visi yang sama dengan Ganjar Pranowo yaitu menciptakan 4,4 juta lapangan kerja baru.
Baca Selengkapnya