TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Cirus Surveyors Group Andrinof Chaniago menyatakan salah satu alasan elektabilitas calon presiden Partai Golkar Aburizal Bakrie atau Ical terus merosot adalah karena masyarakat masih tak memaafkan dosa masa lalunya. (Baca: SBY Akan Paksa Lapindo Bayar Korban Lumpur).
Semua langkah pencitraan Ical melalui iklan dan media tak berhasil karena masyarakat telanjur tak suka. "Partai jangan memaksakan pencalonan kalau sudah jelas dibenci. Kasihan uang dan tenaga partai," kata Andrinof di Jakarta, Ahad, 6 April 2014.
Ical kerap dikaitkan dengan semburan Lumpur Lapindo. Dalam kasus ini PT Minarak Lapindo Jaya, anak perusahaan Grup Bakrie, masih menunggak pembayaran ganti rugi korban lumpur sekitar Rp 785 miliar. Sejumlah elite Golkar menganggap Lapindo menjadi beban bagi partai dan Ical. (Baca: Dipaksa SBY Bayar, Lapindo: Tidak Bisa Segera).
Direktur Eksekutif Jaringan Suara Indonesia, Widdi Aswindi, dalam kesempatan yang sama mengatakan Golkar seharusnya lebih baik mulai memikirkan koalisi dengan PDI Perjuangan dalam pemilihan presiden pada Juli mendatang agar suaranya tak sia-sia. (Baca: Agung Laksono Dukung Evaluasi Pencapresan Ical).
Menurut dia, meskipun Golkar tak memajukan Ical, partai berlambang beringin itu tak punya kader lain yang mampu menandingi elektabilitas capres PDI Perjuangan Joko Widodo alias Jokowi. "Sudah telat untuk pemilu legislatif, tapi bisa dipikirkan sejak sekarang untuk pemilu presiden," kata Widdi. (Baca: Akur, Aburizal Sapa Akbar Lewat Telekonferensi).
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar Lalu Mara Satriawangsa pernah mengatakan kasus Lapindo tak akan berdampak pada elektabilitas partainya. Buktinya, kata Lalu Mara, adalah elektabilitas Partai Golkar di berbagai survei. "Kalau Lapindo berdampak, Golkar tak akan leading di berbagai lembaga survei," kata Lalu Mara, 6 Januari 2014.
Lalu Mara mengatakan, semakin kasus ini terbuka, maka publik akan semakin tahu apa yang terjadi mengenai kasus Lapindo. Adapun Ical mengklaim telah memenuhi kewajibannya membayar. "Keputusan Mahkamah Agung, Lapindo tak bersalah," katanya usai kampanye Partai Golkar di Malang, Kamis, 27 Maret 2014.
Pada Ahad, 6 April 2014, JSI menggelar hasil survei pada 24-30 Maret 2014 dengan 1.200 responden dan margin error sebesar 2,9 persen. Survei dengan teknik multistage random sampling ini memiliki tingkat kepercayaan mencapai 95 persen. Survei tersebut menunjukkan elektabilitas Ical merosot ke posisi empat dengan 7,0 persen.
Posisi Ical tersalip calon presiden Partai Hanura Wiranto yang menempati posisi ketiga dengan 9,4 persen. Di posisi pertama Jokowi memimpin jauh dengan 37,3 persen, disusul calon presiden Partai Gerindra Prabowo dengan 13,2 persen. (Baca juga: Kampanye Golkar, Anak Soeharto: Enak Jamanku Tho?).
Selain Ical, petinggi Golkar lain juga tidak ada yang memiliki elektabilitas tinggi. Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla hanya menempati posisi kedelapan dengan 1,7 persen, disusul politikus senior Akbar Tandjung di posisi 23 dengan 0,1 persen.
FRANSISCO ROSARIANS