Demokrat Sukses Jual SBY, Golkar Usung Soeharto

Reporter

Selasa, 1 April 2014 06:09 WIB

Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono bersama Ani Yudhoyono melemparkan bola saat menjadi juru kampanye terbuka di Lapang Tegalega, Bandung, Jawa Barat (30/3). Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyampaikan tujuh kabar di depan sekitar para kader, simpatisan dan warga, yaitu soal Pembangunan jalan wilayah selatan Jawa Barat, Pembangunan rel ganda kereta api, Waduk Jatigede, Bandara Kertajati, Universitas Siliwangi Tasikmalaya dan Politeknik Subang, 86,4 juta orang sudah bisa mendapatkan jaminan kesehatan, dan Undang-undang Desa. TEMPO/Aditya Herlambang Putra

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Indobarometer Muhammad Qodari mengatakan saat ini setiap partai habis-habisan menjual keunggulan, saling klaim keberhasilan, hingga mengganti materi kampanye.

Misalnya, Partai Golkar yang bernostalgia pada masa orde baru di bawah kepemimpinan Soeharto, atau Partai Gerindra yang mengungkit-ungkit perjanjian lama dengan PDI Perjuangan. "Kalau lihat dari sudut pandang partai, semuanya sah-sah saja dilakukan, meskipun saling bertentangan," kata Qodari saat dihubungi Tempo, Senin, 31 Maret 2014.

Menurut Qodari, wajar adanya jika terjadi pergeseran-pergeseran materi kampanye, seperti Partai Demokrat yang tak mungkin lagi mengusung jargon antikorupsi. "Jika mereka lakukan itu, akan menjadi blunder," kata dia.

Oleh karena itu, kampanye Demokrat sekarang lebih banyak mengusung kesuksesan dan pencapaian pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. "Mengusung keberhasilan pemerintahan ini merupakan pendekatan yang logis, rasional, dan efektif, masyarakat masih bisa lihat hasil dari pemerintahan SBY," kata dia.

Kemudian soal kampanye Golkar yang mengingatkan pada masa pemerintahan orde baru, menurut Qodari juga efektif karena menurut hasil riset, sebagian besar masyarakat kecewa dengan pemerintahan saat ini. "Kalau kecewa kan pilihannya dua, maju atau mundur, ternyata banyak yang lebih suka pemerintahan Soeharto," katanya.

Untuk suara, menurut Qodari, suara PDI Perjuangan berpotensi pindah ke Gerindra karena mereka menyasar kelas yang sama, yakni kelas menengah ke bawah. "Tinggal bagaimana tokoh-tokoh kedua partai tersebut mempengaruhi pemilih," ujar dia.

Kemudian, Gerindra dan PDI Perjuangan juga berpotensi merebut suara Demokrat yang kecewa dengan pemerintahan saat ini. "Golkar juga bisa mendapat suara Demokrat, dulu kan suara Demokrat berasal dari Golkar, karena kecewa, mereka bisa balik lagi," katanya.

TIKA PRIMANDARI

Terpopuler:
Yenny Wahid: Ubah Kata Cina Tak Hapus Diskriminasi
Agnes Monica Kalahkan Miley Cyrus di MTV
Cari MH370, TNI AU Menyisir Pulau Rondo Aceh

Berita terkait

Demokrat Klaim Ide Presidential Club Sudah Ada Sejak era SBY

4 hari lalu

Demokrat Klaim Ide Presidential Club Sudah Ada Sejak era SBY

Demokrat menyatakan ide pembentukan presidential club sebetulnya sudah tercetus sejak 2014.

Baca Selengkapnya

Catatan Perolehan Suara Peserta Pemilu Pasca Reformasi, Siapa Jawaranya?

19 Februari 2024

Catatan Perolehan Suara Peserta Pemilu Pasca Reformasi, Siapa Jawaranya?

Pelaksanaan pemilu dalam era reformasi telah dilakukan enam kali, yaitu Pemilu 1999, Pemilu 2004, Pemilu 2009, Pemilu 2014, Pemilu 2019 dan Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Selama 3 Periode Pemilu, 3 Partai Politik Ini Peringkat Atas Pemilihan Legislatif

18 Februari 2024

Selama 3 Periode Pemilu, 3 Partai Politik Ini Peringkat Atas Pemilihan Legislatif

Sejak Pemilu 2014 sampai Pemilu 2024, terdapat tiga besar partai politik yang selalu memuncaki pemilihan legislatif (Pileg). Apa saja?

Baca Selengkapnya

Politik Makan Siang Jokowi Bersama Capres, SBY Pernah Buka Puasa Bersama Capres-Cawapres Pemilu 2014

1 November 2023

Politik Makan Siang Jokowi Bersama Capres, SBY Pernah Buka Puasa Bersama Capres-Cawapres Pemilu 2014

Jokowi mengundang makan siang 3 capres. Langkah yang sebelumnya pernah dilakukan SBY pada 2014, mengundang buka puasa bersama capres-cawapres.

Baca Selengkapnya

Kalah dari AHY, Ini Jejak Pendidikan dan Karier Moeldoko Alumnus FISIP UI

10 Agustus 2023

Kalah dari AHY, Ini Jejak Pendidikan dan Karier Moeldoko Alumnus FISIP UI

rekam jejak karier dan pendidikan Moeldoko yang selalu kalah melawan kubu AHY soal pengajuan gugatan kepengurusan Partai Demokrat

Baca Selengkapnya

Relawan Jokowi se Jatim Dukung Prabowo Dinilai Hanya Manuver Murahan

7 Agustus 2023

Relawan Jokowi se Jatim Dukung Prabowo Dinilai Hanya Manuver Murahan

Relawan Jokowi yang mendukung Prabowo di Jatim dianggap tak memiliki jejak rekam mendukung Jokowi di Pemilu 2019.

Baca Selengkapnya

PPP Menilai Andika Perkasa Penuhi Kualifikasi Jadi Ketua Tim Pemenangan Ganjar Pranowo

27 Juni 2023

PPP Menilai Andika Perkasa Penuhi Kualifikasi Jadi Ketua Tim Pemenangan Ganjar Pranowo

Ketua DPP PPP Ahmad Baidowi alias Awiek menilai kualifikasi diri mantan Panglima TNI Andika Perkasa cocok sebagai ketua pemenangan Ganjar Pranowo

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Perjanjian Batu Tulis Megawati dan Prabowo, Begini 7 Poin Janji Belum Ditepati Itu

24 April 2023

Kilas Balik Perjanjian Batu Tulis Megawati dan Prabowo, Begini 7 Poin Janji Belum Ditepati Itu

Megawati punya janji terhadap Prabowo sejak 2009, perjanjian Batu Tulis namanya. Begini isi 7 poin perjanjian tersebut.

Baca Selengkapnya

Anwar Hafid Raih Gelar Doktor, Tawarkan Integrasi Nilai Religius dan Kearifan Lokal

13 April 2023

Anwar Hafid Raih Gelar Doktor, Tawarkan Integrasi Nilai Religius dan Kearifan Lokal

Agama tidak hanya hadir sebagai ritualitas pada individu, akan tetapi memiliki dampak yang jauh lebih luas

Baca Selengkapnya

4 Petinggi NasDem Bakal Dampingi Surya Paloh dalam Pertemuan dengan Prabowo di Hambalang

5 Maret 2023

4 Petinggi NasDem Bakal Dampingi Surya Paloh dalam Pertemuan dengan Prabowo di Hambalang

Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh pagi ini akan bertemu Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Padepokan Garuda Yaksa, Hambalang, Kabupaten Bogor

Baca Selengkapnya