Jualan Soeharto, Golkar Dianggap Putus Asa  

Reporter

Editor

Anton Septian

Rabu, 19 Maret 2014 08:25 WIB

TEMPO/ Santirta M

TEMPO.CO, Jakarta - Partai Golongan Karya dikritik karena mengusung nama mantan penguasa Orde Baru, Soeharto, dalam kampanye Aburizal Bakrie. Selain dinilai tidak kreatif, pengamat menyebut langkah Golkar sebagai strategi putus asa. (Baca: Aburizal Jualan Soeharto dan Orde Baru di Kampanye)

"Golkar sudah kehilangan prestasi dan mereka memang tidak punya prestasi, maka butuh sesuatu yang bisa dijual. Apalagi mereka tidak punya figur," kata Ketua Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (Kontras), Haris Azhar, saat dihubungi, Selasa, 18 Maret 2014.

Pemilihan simbol Soeharto, kata Haris, juga kontroversial karena sosok yang pernah berkuasa selama 32 tahun di Tanah Air ini masuk dalam daftar presiden terkorup abad XX oleh Stollen Asset Recovery (STAR).

"Kalau Golkar mengangkat nama Soeharto sebagai simbol pembangunan, tentu saja tidak memenuhi syarat pemberantasan korupsi yang menjadi bagian dari pembangunan," ujar Haris. "Dugaan saya, mereka tidak tahu apa yang harus mereka kerjakan lagi. Mereka tidak tahu mau ngapain, tidak punya inovasi, akhirnya mengklaim 'sukses' di masa lalu." (Baca: Giliran Ical Klaim Dana Desa Rp 1 M Gagasan Golkar)

Pengamat dari Charta Politika, Yunarto Wijaya, mengatakan bahwa pemilihan simbol Soeharto dalam kampanye Aburizal tidak akan efektif. Pada Pemilu 2004, Siti Hardianti Rukmana yang merupakan putri Soeharto pernah mendirikan partai dan mengusung Soeharto sebagai simbol. "Toh, partai ini tidak menjadi besar.”

Ini membuktikan, kata Yunarto, pemilih tidak terpengaruh dengan jargon-jargon Orde Baru yang mengusung nama Soeharto. Justru, penggunaan jargon ini malah akan membangkitkan sentimen anti-Soeharto. "Jadi, ini strategi putus asa," katanya.

Yunarto menyarankan Aburizal berfokus pada janji pembangunan yang riil. "Misalnya ekonomi di atas 7 persen, implementasi program KB, swasembada pangan," katanya.

Sekretaris Umum Badan Pemenangan Pemilu Partai Golkar Rully Charis Azwar, mengklaim bahwa penggunaan jargon Soeharto dalam kampanye Aburizal terinsiprasi dari masyarakat. "Karena banyak aspirasi yang kami kumpulkan dari masyarakat saat Pak Aburizal road show," katanya.

Ical dan partainya, kata Rully, bukan ingin kembali ke Orde Baru. "Kami hanya ingin mengembalikan suasana Orde Baru pada zaman Pak Harto di mana mereka (masyarakat) merasa nyaman," katanya. Rully membantah pemilihan jargon karena keluarga Cendana merapat kembali ke Golkar. (Baca juga: Jokowi Nyapres, Ical: Masak Nggak Bisa Dikalahkan?)




FEBRIANA FIRDAUS

Baca juga:

Follow Akun Porno, Tifatul Sembiring Di-bully

Kenapa Akil Mochtar Sebut Jaksa Goblok?

Puing di Selat Malaka, Malaysia Airlines?







Advertising
Advertising

Berita terkait

Gibran Hadiri Halalbihalal Golkar Solo

7 hari lalu

Gibran Hadiri Halalbihalal Golkar Solo

"Ya semuanya teman, halalbihalal yo ditekani kabeh (ya didatangi semua)," ujar Gibran.

Baca Selengkapnya

Momen Idul Fitri Keluarga Jokowi ke Medan: Buat Amankan Peluang Bobby Nasution?

17 hari lalu

Momen Idul Fitri Keluarga Jokowi ke Medan: Buat Amankan Peluang Bobby Nasution?

Setelah hari pertama Idul Fitri di Jakarta, Jokowi terbang ke Medan untuk merayakan hari ke-2 Lebaran. Buat amankan tiket Bobby Nasution ke Pilgub?

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Pilkada 2024 Jadi Batu Loncatan Golkar untuk Pemilu 2029

26 hari lalu

Pengamat Sebut Pilkada 2024 Jadi Batu Loncatan Golkar untuk Pemilu 2029

Ujang pun menyampaikan bahwa para tokoh itu memiliki modal yang cukup untuk dikatakan sebagai calon unggulan di Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Airlangga Klaim Didukung Seluruh DPD untuk Jadi Ketum Golkar Lagi

26 hari lalu

Airlangga Klaim Didukung Seluruh DPD untuk Jadi Ketum Golkar Lagi

Menurut Airlangga, dukungan dari ormas merupakan salah satu kunci agar dirinya dapat kembali terpilih untuk menjadi Ketua Umum Partai Golkar.

Baca Selengkapnya

Airlangga Bicara Peluang Aklamasi Pemilihan Ketua Umum di Munas Golkar

27 hari lalu

Airlangga Bicara Peluang Aklamasi Pemilihan Ketua Umum di Munas Golkar

Airlangga menyatakan dukungan itu merupakan amanah yang harus dijaga.

Baca Selengkapnya

Airlangga Targetkan Partai Golkar Menang 60 Persen di Pilkada 2024

27 hari lalu

Airlangga Targetkan Partai Golkar Menang 60 Persen di Pilkada 2024

Ketua Umum Golkar menargetkan partainya mampu menang lebih dari 50 persen dalam kontestasi Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Disebut Sempat Ingin Rebut Kursi Ketua Umum PDIP, Apa Tanggapan Presiden Jokowi?

30 hari lalu

Disebut Sempat Ingin Rebut Kursi Ketua Umum PDIP, Apa Tanggapan Presiden Jokowi?

Presiden Jokowi membantah dirinya sempat ingin merebut posisi Ketua Umum Partai Golkar maupun Ketua Umum PDI Perjuangan.

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingin Bentuk Kepemimpinan Kolegial Terdiri dari Para Sahabat

36 hari lalu

Prabowo Ingin Bentuk Kepemimpinan Kolegial Terdiri dari Para Sahabat

Menurut Prabowo, keinginan itu bisa dilakukan bila ada dukungan untuk memberi nasihat. Prabowo meminta Golkar mendukungnya membangun pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Prabowo Sebut Golkar Punya Peran Besar di Pilpres 2024

36 hari lalu

Prabowo Sebut Golkar Punya Peran Besar di Pilpres 2024

Prabowo meminta maaf karena belum sempat mendatangi semua kader-kader Golkar di daerah dalam tahapan kampanye pemilu.

Baca Selengkapnya

Partai Golkar Menang di Sumut, Peran Musa Rajekshah Disorot

42 hari lalu

Partai Golkar Menang di Sumut, Peran Musa Rajekshah Disorot

Partai Golkar dan kadernya mengambil langkah tepat memilih Ijeck

Baca Selengkapnya