TEMPO.CO, Bogor - Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Komarudin Watubun, mengatakan partainya telah menentukan kriteria calon wakil presiden yang akan mendampingi Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dalam pemilihan umum presiden dan wakil presiden Juli mendatang.
“Kami ingin cawapres yang tegas,” kata Komarudin dalam acara rembuk desa, di Bogor, Jawa Barat, Rabu, 12 Maret 2014. Menurut Komarudin, kriteria tegas yang dimaksud bukan berarti figur tersebut harus punya latar belakang militer. (Baca: Tanggal Berapa Capres Jokowi Dideklarasikan?).
Sumber Tempo di PDI Perjuangan mengatakan, kriteria calon presiden pendamping Jokowi diprioritaskan berasal dari kalangan eksternal PDI Perjuangan dan mengutamakan figur profesional. Selain tegas, kata dia, figur itu harus memiliki jaringan luas di luar negeri dan usianya tidak melebihi usia Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Adapun Megawati lahir pada 23 Januari 1947, atau kini berusia 67 tahun.
Untuk memuluskan pencalonan Jokowi, PDI Perjuangan menargetkan menjadi pemenang pemilu legislatif pada 9 April nanti. Salah satu strateginya, kata Komarudin, mendeklarasikan pencalonan Jokowi sebelum pemilu legislatif. “Dilakukan sebelum pencoblosan, jelas untuk menarik suara,” kata dia. (Baca: Mega Minta Kader Stop Bicara Deklarasi Jokowi).
Dampak pengumuman Jokowi sebagai calon presiden sebelum pemilu legislatif diprediksi bisa mendongkrak elektabilitas PDI Perjuangan. Menurut hasil sigi Indo Barometer yang dilansir Januari lalu, jika PDIP memasang Jokowi sebagai calon presiden sebelum pemilu legislatif, elektabilitas partai itu bisa melejit ke angka 35,8 persen.
<!--more-->
Di sisi lain, jika Jokowi tak dicalonkan atau pengumumannya setelah pemilu legislatif, elektabilitas partai itu hanya sekitar 19,6 persen. Menurut hasil sigi setahun terakhir, elektabilitas Jokowi sebagai calon presiden kerap nangkring di urutan puncak. (Baca: Ahok Jawab Wacana Calon Wakil Presiden).
Hasil survei Indo Barometer bekerja sama dengan Laboratorium Psikologi Politik Universitas Indonesia yang dilansir kemarin, misalnya, menempatkan Jokowi sebagai calon presiden pilihan dengan elektabilitas 30,3 persen. Urutan kedua ditempati calon presiden dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto, dengan elektabilitas 15,8 persen.
Akhir pekan lalu, Cirus Surveyors Group melansir hasil survei yang mensimulasikan Jokowi dengan sejumlah nama calon pendampingnya. Dari empat nama yang dipilih, yaitu mantan Ketua MK Mahfud Md., Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani, Gubernur BI Agus Martowardojo, dan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, pasangan Jokowi-Jusuf Kalla mempunyai elektabilitas paling tinggi.
Kepada Tempo, Jusuf Kalla mengatakan akan menyambut baik jika PDI Perjuangan meminangnya sebagai calon wakil presiden pendamping Jokowi. “Kami menunggu apa saja yang akan diputuskan Ibu Mega,” kata Kalla.
Di lain pihak, Partai Gerindra akan mencari calon wakil presiden yang bisa melengkapi Prabowo dan punya elektabilitas tinggi. “Deklarasinya akan kami lakukan setelah pemilu legislatif,” kata Ketua Umum Gerindra, Suhardi.
SUNDARI SUDJIANTO | WAYAN AGUS PURNOMO | HARI TRI WASONO | TRI SUHARMAN | IRA GUSLINA SUFA | ANTON APRIANTO | BC
Topik terhangat:
Ade Sara | Malaysia Airlines | Kasus Century | Jokowi | Anas Urbaningrum
Terkait
PDIP Jakarta: Jokowi Peluang Terbesar Kami
Nyekar Bung Karno, Jokowi Absen Makan dengan SBY
Jokowi Mengaku Ziarah ke Bung Karno Mendadak