Pengamat: Pemilu Serentak Tak Bisa pada 2014  

Reporter

Sabtu, 25 Januari 2014 08:25 WIB

Ilustrasi Pemilu 2014. ANTARA/Widodo S. Jusuf

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari mengatakan pemilu serentak tahun ini bisa saja dilakukan jika putusan Mahkamah Konstitusi dibacakan sejak 2013. Namun dengan kondisi sekarang, Qodari mengatakan bisa terjadi kekisruhan dalam pemilu.

"Seandainya digelar serentak pada April 2014, akan timbul kerumitan pelaksanaan seperti penyediaan logistik. Kalaupun ditunda jadi Juli 2014, akan menimbulkan ketegangan politik," kata Qodari, Sabtu, 25 Januari 2014.

Pada Kamis, 23 Januari 2014, Mahkamah Konstitusi memutuskan membatalkan sebagian pasal dalam Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden. Keputusan Mahkamah ini berakibat pada penyelenggaraan serentak Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dengan Pemilu Legislatif. Namun MK memberi catatan bahwa hal ini baru berlaku pada 2019. (Baca Pemilu Serentak Mulai 2019)

Qodari mengatakan kendala teknis menjadi hambatan utama jika pemilu serentak digelar pada 2014. Soalnya, dengan waktu yang hanya sekitar 2 bulan, perlu menyediakan surat suara dengan jumlah yang sangat besar.

Sementara, menurut Qodari jika jadwal pemilu legislatif tahun ini diundur agar tetap bisa dilakukan serentak, maka ini partai berkuasa mendapat ruang untuk meningkatkan elektabilitas lagi. Qodari mengatakan dengan kondisi Partai Demokrat yang popularitasnya sedang melorot, interpretasi memberikan waktu bagi Demokrat ini bisa menimbulkan ketegangan politik.

"Apalagi sekarang orang-orang sudah punya harapan dan posisi masing-masing," kata Qodari.

BERNADETTE CHRISTINA MUNTHE

Topik terhangat:
Banjir Jakarta Banjir Manado BBM Akil Anas Ditahan Buku SBY

Berita lain:
Harga Rumah Mewah Sutan Ditaksir Rp 15 Miliar
Akil Pasang Tarif Miliaran Urus Sengketa
Mahfud Md. Mengakui Bertemu Atut
Coba Rute Baru, Bus Jokowi 'Nyasar' ke Rumah Makan
Akil Diduga Amankan 11 Sengketa Pilkada



Berita terkait

Kubu Rachmawati Baru Tahu MA Unggah Hasil Uji Materi Pilpres

7 Juli 2020

Kubu Rachmawati Baru Tahu MA Unggah Hasil Uji Materi Pilpres

Kubu Rachmawati terkejut lantaran uji materi Pilpres ditindaklanjuti oleh MA. "Kami pikir pada saat itu nothing to lose," kata seorang penggugat.

Baca Selengkapnya

Legal Standing Perindo di Gugatan Jabatan Cawapres Dipertanyakan

6 Agustus 2018

Legal Standing Perindo di Gugatan Jabatan Cawapres Dipertanyakan

Perindo belum mempunyai kursi di parlemen.

Baca Selengkapnya

Pakar: Perindo Tak Punya Legal Standing Gugat Masa Jabatan Wapres

27 Juli 2018

Pakar: Perindo Tak Punya Legal Standing Gugat Masa Jabatan Wapres

Gugatan Perindo diperkirakan bakal ditolak MK.

Baca Selengkapnya

Presidential Threshold 20 Persen, Pengamat: Jokowi Tidak Pede

1 November 2017

Presidential Threshold 20 Persen, Pengamat: Jokowi Tidak Pede

Kebijakan presidential threshold 20 persen kursi parlemen dan 25 persen suara nasional akan membatasi jumlah calon presiden di Pilpres 2019.

Baca Selengkapnya

Pernah Gagal, Yusril Berharap Uji Materi UU Pemilu Dikabulkan

5 September 2017

Pernah Gagal, Yusril Berharap Uji Materi UU Pemilu Dikabulkan

Setelah gagal 4 kali, Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra kembali mengajukan uji materi terhadap UU Pemilu.

Baca Selengkapnya

Yusril Ihza Mahendra: PBB Uji Materi Pasal Presidential Threshold

5 September 2017

Yusril Ihza Mahendra: PBB Uji Materi Pasal Presidential Threshold

Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra dan Sekjen PBB Afriansyah Noor mengajukan uji materi Pasal 222 UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu ke MK.

Baca Selengkapnya

Zulkifli Bantah Akan Kembalikan Pilpres ke MPR  

10 Oktober 2014

Zulkifli Bantah Akan Kembalikan Pilpres ke MPR  

Kata Zulkifli Hasan, MPR memang pernah berkuasa memilih dan memberhentikan presiden.

Baca Selengkapnya

Eks Hakim MK: Presiden Pilihan MPR Bakal Diktator

1 Oktober 2014

Eks Hakim MK: Presiden Pilihan MPR Bakal Diktator

Jika pilpres kembali ke MPR, akan melahirkan diktator baru lagi.

Baca Selengkapnya

Kasus Obor Rakyat Tinggal Tunggu Keterangan Jokowi

24 Agustus 2014

Kasus Obor Rakyat Tinggal Tunggu Keterangan Jokowi

Saat Jokowi siap, ya, langsung dilakukan berita acara
pemeriksaan.

Baca Selengkapnya

Relawan Prabowo dari Bandung Siap Kepung MK Besok  

20 Agustus 2014

Relawan Prabowo dari Bandung Siap Kepung MK Besok  

"Kami menginstruksikan supaya tidak ada yang membawa senjata tajam. Tapi kalau orang dorong, ya, kita dorong lagi."

Baca Selengkapnya