Dianggap Tak Berizin, Wisata Limbah Di Mojokerto Dibubarkan Polisi

TEMPO.CO, Mojokerto: Aktivis pecinta lingkungan menyayangkan sikap aparat kepolisian yang membubarkan wisata limbah di Desa Lakardowo, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Desa Lakardowo adalah desa terdampak limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang dikelola perusahaan pengolah limbah B3 PT Putra Restu Ibu Abadi (PRIA). Wisata limbah ini digagas masyarakat Desa Lakardowo yang tergabung dalam Pendowo Bangkit dan Perempuan Peduli Lakardowo didampingi Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah atau Ecological Observation and Wetland Conservation (Ecoton). Peserta wisata adalah mahasiswa, konsultan, dan peneliti yang tertarik dalam bidang industri dan lingkungan. Para peserta wisata limbah semula mendatangi rumah warga dan mencari informasi tentang pencemaran air di sumur warga. Pencemaran ini diduga akibat rembesan limbah B3 yang ditimbun PT PRIA dan mencemari air tanah. Di tengah peserta berdialog dengan warga, aparat desa mendatangi mereka dan menanyakan izin atau pemberitahuan ke desa. Aparat kepolisian juga mendatangi dan meminta peserta menghentikan kegiatan mereka. Salah satu peserta wisata limbah B3, Mujiati, menyayangkan aparat kepolisian yang menurutnya berlebihan. Konsultan pemberdayaan masyarakat ini berharap pemangku kepentingan harus menindaklanjuti masalah di Lakardowo. Polisi meminta peserta membubarkan diri. Polisi beralasan kegiatan tersebut tidak memberitahu polisi dan dikhawatirkan ada konflik antara penyelenggara kegiatan dengan manajemen PT PRIA yang selama ini dikritik aktivis pecinta lingkungan. Manajer Program dan Penelitian Ecoton, Daru Setyorini, juga menyayangkan sikap kepolisian. Menurutnya, wisata limbah ini hanya untuk memberikan pendidikan pada peserta agar mereka tahu bahwa di Lakardowo ada sebuah perusahaan lebih mementingkan keuntungan ekonomi dan mengabaikan perlindungan lingkungan.Jurnalis Video: IshomuddinEditor/Narator: Ridian Eka Saputra