Ia mengatakan, nomor urut ini selaras dengan Partai Gerindra dan koalisinya yang ingin linear satu jalur dengan pemerintahan Prabowo-Gibran di pusat.
Kerap menggaungkan satu jalur dan satu komando, De Gadjah menjelaskan bahwa pemimpin daerah yang linear dengan pemerintah pusat akan berdampak positif bagi pembangunan daerah.
“Pembangunan Bali saat ini membutuhkan uluran tangan pusat, karena kita tahu APBD Bali tidak mampu untuk membangun Bali dengan proyek-proyek strategis yang dibutuhkan rakyat,” ujarnya.
Paslon yang diusung Partai Gerindra, Partai NasDem, PKS, PAN, Partai Golkar, Partai Demokrat, PKN, dan PSI ini telah merancang apabila terpilih maka APBD Bali akan difokuskan untuk mengentaskan kemiskinan, pendidikan, pertanian, dan kesehatan.
Sedangkan untuk pembangunan infrastruktur, seperti Bandara Bali Utara dan jalan tol, kata De Gadjah, hendak diserahkan ke pusat.
“Jadi itu yang kami maksud bagaimana satu jalur, satu komando, untuk satu tujuan, nantinya kami akan menjadi selain kepala daerah, juga wakil pemerintah pusat, jadi wajib satu komando dan satu linear,” ujarnya.
Adapun KPU Bali sebelumnya memulai tahapan pengundian nomor urut. Putu Agus Suradnyana terlebih dahulu mengambil nomor undian dan mendapat nomor satu. Sementara Nyoman Giri Prasta mendapat nomor undian 14.
KPU kemudian mempersilahkan nomor undian terkecil, yaitu Mulia-PAS mengambil selongsong merah marun terlebih dahulu, dan saat dibuka mereka berhasil mendapat nomor urut satu. Sementara Koster-Giri mendapatkan nomor urut dua.
Pilihan Editor: Tokoh Gereja Sebut Operasi Pembebasan Pilot Susi Air Tak Lepas dari Peran Perempuan Nduga