Sebelumnya, Ketua DPP PAN Saleh Partaonan Daulay juga menyatakan hal serupa. Dia menyatakan bahwa dalam pertemuan kemarin memang telah terjadi sejumlah kesepakatan. Diantaranya adalah soal menjaga Pemilu 2024 berjalan dengan damai dan baik.
Dia menyatakan kedua partai sepakat untuk tak menggunakan politik identitas yang berpotensi memecah belah bangsa.
"Kesepakatan-kesepakatan seperti ini diharapkan akan menjaga keteduhan dan kedamaian dalam Pemilu 2024. Tidak ada lagi yang saling menjelekkan dan menjatuhkan, tidak ada lagi ungkapan 'kampret' dan 'cebong'. Itu yang berpotensi memecah belah selama ini," ujar dia.
Sementara soal pengusungan Ganjar Pranowo Subianto sebagai Capres, Saleh menyatakan belum ada kesepakatan. Sama seperti Zulkifli Hasan, Saleh menyatakan hal itu akan mereka bicarakan terlebih dahulu secara internal.
Sinyal dukungan PAN kepada Ganjar
Jauh sebelum PDIP mendeklarasikan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden, Zulkifli Hasan telah memberikan sinyal dukungan kepada Gubernur Jawa Tengah itu. Pria yang juga menjabat sebagai Menteri Perdagangan itu bahkan tampak telah menyiapkan calon wakil presiden bagi Ganjar, yaitu Menteri BUMN Erick Thohir.
Sinyal itu disampaikan Zulhas saat Rapat Koordinasi Nasional PAN di Semarang, Jawa Tengah pada Februari lalu. Dihadapan Presiden Jokowi, Zulhas menyatakan duet Ganjar dan Erick Thohir akan membuat Indonesia semakin jaya.
"Jalan jalan ke Simpang Lima. Jangan lupa membeli lunpia. Kalau Pak Ganjar dan Pak Erick sudah bersama. Insya Allah Indonesia tambah Jaya," kata Zulhas saat berpidato.
Akan tetapi, setelah Ganjar Pranowo dipastikan sebagai Capres dari PDIP, PAN belakangan disebut juga membuka peluang mengusung Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto. Bahkan, mereka juga membuka opsi menjadi poros keempat pada Pilpres 2024 bersama Partai Golkar untuk mengusung pasangan Airlangga Hartarto - Zulkifli Hasan.