UEA Gunakan Kotoran Unta untuk Bahan Bakar Produksi Semen

Seorang pekerja mengumpulkan kotoran unta di desa Adhen, Ras al Khaimah, Uni Emirat Arab, 16 Juli 2019. UEA memanfaatkan ribuan ton kotoran unta digunakan untuk bahan bakar produksi semen. REUTERS/Christopher Pike
Seorang pekerja mengumpulkan kotoran unta di desa Adhen, Ras al Khaimah, Uni Emirat Arab, 16 Juli 2019. UEA memanfaatkan ribuan ton kotoran unta digunakan untuk bahan bakar produksi semen. REUTERS/Christopher Pike

22 Juli 2019 00:00 WIB

Seorang pekerja mengumpulkan kotoran unta di desa Adhen, Ras al Khaimah, Uni Emirat Arab, 16 Juli 2019. Kotoran unta digunakan untuk mengurangi emisi dan menjaga limbah hewan dari TPA. REUTERS/Christopher Pike
Seorang pekerja mengumpulkan kotoran unta di desa Adhen, Ras al Khaimah, Uni Emirat Arab, 16 Juli 2019. Kotoran unta digunakan untuk mengurangi emisi dan menjaga limbah hewan dari TPA. REUTERS/Christopher Pike

22 Juli 2019 00:00 WIB

Seorang pekerja membawa kotoran unta yang telah dikumpulkan di desa Adhen, Ras al Khaimah, Uni Emirat Arab, 16 Juli 2019. Kotoran unta dicampur dengan batubara untuk menyalakan boiler di pabrik semen besar. REUTERS/Christopher Pike
Seorang pekerja membawa kotoran unta yang telah dikumpulkan di desa Adhen, Ras al Khaimah, Uni Emirat Arab, 16 Juli 2019. Kotoran unta dicampur dengan batubara untuk menyalakan boiler di pabrik semen besar. REUTERS/Christopher Pike

22 Juli 2019 00:00 WIB

Pekerja memilah kotoran unta yang akan dicampur dengan batu bara di sebuah Pabrik Semen di Ghalilah, Ras al Khaimah, Uni Emirat Arab, 16 Juli 2019. REUTERS/Christopher Pike
Pekerja memilah kotoran unta yang akan dicampur dengan batu bara di sebuah Pabrik Semen di Ghalilah, Ras al Khaimah, Uni Emirat Arab, 16 Juli 2019. REUTERS/Christopher Pike

22 Juli 2019 00:00 WIB

Sebuah truk menuangkan kotoran unta di sebuah Pabrik Semen di Ghalilah, Ras al Khaimah, Uni Emirat Arab, 16 Juli 2019. REUTERS/Christopher Pike
Sebuah truk menuangkan kotoran unta di sebuah Pabrik Semen di Ghalilah, Ras al Khaimah, Uni Emirat Arab, 16 Juli 2019. REUTERS/Christopher Pike

22 Juli 2019 00:00 WIB