Trip ke Desa Pelangi, Daerah Penangguhan Militer yang Penuh Warna

Editor

Pengunjung berpose untuk foto di desa pelangi, bekas desa tanggungan militer yang telah menjadi objek wisata di Taichung, Taiwan, 3 November 2017. REUTERS
Pengunjung berpose untuk foto di desa pelangi, bekas desa tanggungan militer yang telah menjadi objek wisata di Taichung, Taiwan, 3 November 2017. REUTERS

4 November 2017 00:00 WIB

Pengunjung berpose untuk foto di desa pelangi, bekas desa tanggungan militer yang telah menjadi objek wisata di Taichung, Taiwan, 3 November 2017. REUTERS
Pengunjung berpose untuk foto di desa pelangi, bekas desa tanggungan militer yang telah menjadi objek wisata di Taichung, Taiwan, 3 November 2017. REUTERS

4 November 2017 00:00 WIB

Seorang pengunjung berpose untuk foto di desa pelangi, bekas desa tanggungan militer yang telah menjadi objek wisata di Taichung, Taiwan, 3 November 2017. REUTERS
Seorang pengunjung berpose untuk foto di desa pelangi, bekas desa tanggungan militer yang telah menjadi objek wisata di Taichung, Taiwan, 3 November 2017. REUTERS

4 November 2017 00:00 WIB

Pengunjung berpose untuk foto di desa pelangi, bekas desa tanggungan militer yang telah menjadi objek wisata di Taichung, Taiwan, 3 November 2017. REUTERS
Pengunjung berpose untuk foto di desa pelangi, bekas desa tanggungan militer yang telah menjadi objek wisata di Taichung, Taiwan, 3 November 2017. REUTERS

4 November 2017 00:00 WIB

Pengunjung berkunjung ke desa pelangi, bekas desa tanggungan militer yang telah menjadi objek wisata di Taichung, Taiwan, 3 November 2017. REUTERS
Pengunjung berkunjung ke desa pelangi, bekas desa tanggungan militer yang telah menjadi objek wisata di Taichung, Taiwan, 3 November 2017. REUTERS

4 November 2017 00:00 WIB

Pengunjung berpose saat berkunjung ke desa pelangi, bekas desa tanggungan militer yang telah menjadi objek wisata di Taichung, Taiwan, 3 November 2017. REUTERS
Pengunjung berpose saat berkunjung ke desa pelangi, bekas desa tanggungan militer yang telah menjadi objek wisata di Taichung, Taiwan, 3 November 2017. REUTERS

4 November 2017 00:00 WIB