Tentara Filipina Manfaatkan Peluru Bekas jadi Sovenir

Caloy Vergara (39), seorang tentara pemerintah, menggunakan peluru-peluru kosong yang akan dibuatnya menjadi replika pesawat militer dan dijual sebagai suvenir di markas militer di kota Marawi, Filipina, 25 Oktober 2017. REUTERS/Romeo Ranoco
Caloy Vergara (39), seorang tentara pemerintah, menggunakan peluru-peluru kosong yang akan dibuatnya menjadi replika pesawat militer dan dijual sebagai suvenir di markas militer di kota Marawi, Filipina, 25 Oktober 2017. REUTERS/Romeo Ranoco

26 Oktober 2017 00:00 WIB

Caloy Vergara, seorang tentara pemerintah Filipina menggunakan selongsong peluru dari pertempurannya dengan militan pro-ISIS atau Maute yang akan dibuat menjadi teplika tank dan pesawat di markas militer di kota Marawi, Filipina, 25 Oktober 2017. REUTERS/Romeo Ranoco
Caloy Vergara, seorang tentara pemerintah Filipina menggunakan selongsong peluru dari pertempurannya dengan militan pro-ISIS atau Maute yang akan dibuat menjadi teplika tank dan pesawat di markas militer di kota Marawi, Filipina, 25 Oktober 2017. REUTERS/Romeo Ranoco

26 Oktober 2017 00:00 WIB

Caloy Vergara (39), seorang tentara pemerintah, memotong selongsong peluru yang akan dibuatnya menjadi replika pesawat militer dan dijual sebagai suvenir di markas militer di kota Marawi, Filipina, 25 Oktober 2017. REUTERS/Romeo Ranoco
Caloy Vergara (39), seorang tentara pemerintah, memotong selongsong peluru yang akan dibuatnya menjadi replika pesawat militer dan dijual sebagai suvenir di markas militer di kota Marawi, Filipina, 25 Oktober 2017. REUTERS/Romeo Ranoco

26 Oktober 2017 00:00 WIB

Sejumlah tentara pemerintah Filipina menunjukan replika tank yang dibuat dari selongsong peluru dari pertempurannya dengan militan pro-ISIS atau Maute di markas militer di kota Marawi, Filipina, 25 Oktober 2017. REUTERS/Romeo Ranoco
Sejumlah tentara pemerintah Filipina menunjukan replika tank yang dibuat dari selongsong peluru dari pertempurannya dengan militan pro-ISIS atau Maute di markas militer di kota Marawi, Filipina, 25 Oktober 2017. REUTERS/Romeo Ranoco

26 Oktober 2017 00:00 WIB