Capres dan Cawapres Prabowo Subianto (ketiga kanan), Hatta Rajasa (kedua kanan) bersama Joko Widodo (ketiga kiri) dan Jusuf Kalla (kedua Kiri) menghadiri Deklarasi Pemilu Berintegritas dan Damai di Hotel Bidakara, Jakarta (3/6). TEMPO/Dhemas Reviyanto
TEMPO.CO, Jakarta - Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan, Haris Azhar, menyebut rencana Prabowo Subianto untuk menjadikan mantan presiden Soeharto sebagai pahlawan nasional tidak tepat. Menurut dia, apa yang terjadi pada masa Orde Baru sudah cukup menjadi alasan Soeharto tidak layak dianggap pahlawan. (Baca: Prabowo Janjikan Soeharto Jadi Pahlawan Nasional)
Harris juga heran kenapa tagline "piye kabare, isih penak jamanku toh?" kembali marak terpampang di berbagai tempat. Menurut dia, tagline tersebut merupakan salah satu cara untuk mengingatkan masyarakat pada masa kepemimpinan Soeharto. Cara tersebut, kata Haris, merupakan hal-hal yang sengaja dijaga oleh pihak pro-Soeharto.
Haris mengingatkan bahwa orang yang merasa masa Orba lebih nyaman jangan hanya memunculkan alasan bahwa saat itu stabilitas harga murah. Haris menuding pihak yang memelihara isu seperti itu sebagai pihak yang tidak punya gagasan ke depan. (Baca: Jika Datang ke Komnas HAM, Prabowo Dinilai Kesatria)
“Padahal, pada masa Orba, seluruh media dikontrol, televisi yang ada hanya TVRI, penculikan dan kriminalisasi dihalalkan," katanya.
Menurut dia, Orba sarat dengan praktek kontrol yang mengekang masyarakat. “Orang melihat mungkin kontrol ini dan itu bagus, tapi itu hanya untuk menguntungkan keluarga dan kroni.”