AJI Kecam Media Pendukung Capres-Cawapres  

Reporter

Rabu, 4 Juni 2014 16:48 WIB

TV One

TEMPO.CO, Jakarta - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) mengecam praktek jurnalisme yang memihak pada calon presiden dan wakil presiden tertentu dalam pemberitaan. "Paling mencolok adalah keberpihakan media televisi yang dimiliki pimpinan partai politik yang menjadi bagian pendukung calon presiden," tulis AJI dalam siaran pers yang diterima Tempo, Rabu, 4 Juni 2014.

AJI menyebutkan dukungan terhadap calon presiden tertentu itu membuat ruang redaksi tak ubahnya markas tim sukses. Menurut AJI, hal itu melanggar hak publik atas informasi yang obyektif, akurat, dan berimbang. (Baca:SBY: Pers dan Media Terbelah Hadapi Pilpres)

"Praktek jurnalisme partisan itu mengingatkan kita pada praktek jurnalisme masa Orde Baru di mana pers acap dijadikan corong propaganda penguasa politik dan gagal menjalankan fungsinya sebagai elemen kontrol sosial," kata AJI. "Pemilik dan wartawan partisan semakin dianggap wajar dalam praktek bermedia."

Pada Mei 2014, Komisi Penyiaran Indonesia telah memperingatkan lima stasiun televisi yang dinilai tak netral dalam soal pemilihan presiden, yakni TV One, RCTI, Global TV, MNCTV, dan Metro TV. Pada April 2014, lima stasiun televisi itu dan empat lainnya, yakni TransTV, Trans7, Indosiar, dan TVRI, mendapat teguran lantaran menyiarkan iklan kampanye yang tak sesuai dengan batas maksimum waktu siaran. (Baca:Soal Berita Pemilu, Dewan Pers Soroti Empat Stasiun TV)

Seperti diketahui, beberapa stasiun televisi di Indonesia memang berafiliasi dengan partai politik tertentu. TV One, misalnya, dimiliki Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie, Metro TV dimiliki Ketua Umum Partai NasDem, sedangkan RCTI, Global TV, dan MNCTV dimiliki Hary Tanoesoedibjo yang sempat bergabung dengan Partai Hanura. Bahkan KPI secara khusus pernah menegur RCTI dan Global TV karena menyiarkan program Kuis Kebangsaan dan Kuis Indonesia Cerdas yang kental dengan nuansa iklan politik.

Namun imbauan, peringatan, dan teguran yang datang bertubi-tubi terbukti tidak membuat pimpinan stasiun televisi ataupun pemiliknya berubah. Publik menilai pemilik dan pengelola stasiun televisi tersebut melecehkan aturan, bahkan meremehkan KPI sebagai regulator penyiaran. Karena itu, AJI merekomendasikan pencabutan izin frekuensi stasiun televisi yang berulang kali melanggar netralitas atas persetujuan KPI dan Dewan Pers. (Baca:KPI Dituding Tak Tegas Tertibkan Iklan Politik)

NURUL MAHMUDAH

Terpopuler:
SBY Sebut Kinerja Sepuluh Kementerian Buruk
PKB Bangkalan Bantah Dukung Prabowo
Gelar 'Revolusi Wangi' Trio Lestari Tanpa Jokowi







Berita terkait

Nany Afrida dan Bayu Wardhana Terpilih Jadi Ketua dan Sekjen AJI Periode 2024-2027

2 hari lalu

Nany Afrida dan Bayu Wardhana Terpilih Jadi Ketua dan Sekjen AJI Periode 2024-2027

Nany Afrida dan Bayu Wardhana terpilih menjadi Ketua dan Sekjen AJI yang baru dalam Kongres XII AJI.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

4 hari lalu

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

Berita tentang kenaikan UKT di ITB masih mengisi Top 3 Tekno Berita Terkini.

Baca Selengkapnya

7 Tahun Berdiri, AMSI Dorong Ekosistem Media Digital yang Sehat

7 hari lalu

7 Tahun Berdiri, AMSI Dorong Ekosistem Media Digital yang Sehat

Selama tujuh tahun terakhir, AMSI telah melahirkan sejumlah inovasi untuk membangun ekosistem media digital yang sehat dan berkualitas di Indonesia.

Baca Selengkapnya

AJI Gelar Indonesia Fact Checking Summit dan Press Freedom Conference

7 hari lalu

AJI Gelar Indonesia Fact Checking Summit dan Press Freedom Conference

AJI menilai kedua acara ini jadi momentum awal bagi jurnalis di Indonesia dan regional untuk mempererat solidaritas.

Baca Selengkapnya

3 Anggota TNI AL di Halmahera Selatan Lakukan Penganiayaan Jurnalis, Begini Kecaman dari Dewan Pers, AJI, dan KontraS

36 hari lalu

3 Anggota TNI AL di Halmahera Selatan Lakukan Penganiayaan Jurnalis, Begini Kecaman dari Dewan Pers, AJI, dan KontraS

Penganiayaan jurnalis oleh 3 anggota TNI AL terjadi di Halmahera Selatan. Ini respons Dewan Pers, AJI, dan KontraS. Apa yang ditulis Sukadi?

Baca Selengkapnya

AJI Ternate Kecam Penganiayaan terhadap Jurnalis di Bacan

41 hari lalu

AJI Ternate Kecam Penganiayaan terhadap Jurnalis di Bacan

Kekerasan yang dilakukan anggota TNI Angkatan Laut itu merupakan bentuk penghalangan terhadap kerja jurnalistik yang tidak sepatutnya terjadi.

Baca Selengkapnya

Indeks Keselamatan Jurnalis 2023: Ormas dan Polisi Paling Berpotensi Lakukan Kekerasan

41 hari lalu

Indeks Keselamatan Jurnalis 2023: Ormas dan Polisi Paling Berpotensi Lakukan Kekerasan

Ormas dan kepolisian dianggap paling berpotensi melakukan kekerasan terhadap jurnalis.

Baca Selengkapnya

Respons AJI dan LBH Pers terhadap Perpres Publisher Rights yang Diteken Jokowi

22 Februari 2024

Respons AJI dan LBH Pers terhadap Perpres Publisher Rights yang Diteken Jokowi

AJI dan LBH Pers meminta Perpres Publisher Rights yang telah disahkan Presiden Jokowi dijalankan secara akuntabel.

Baca Selengkapnya

AJI dan Monash University Imbau Pentingnya Penghapusan Ujaran Kebencian di Masa Pemilu 2024

14 Februari 2024

AJI dan Monash University Imbau Pentingnya Penghapusan Ujaran Kebencian di Masa Pemilu 2024

Ujaran kebencian berpotensi memicu perselisihan sosial. Ujaran kebencian juga dapat berujung pada stigma, persekusi, dan kekerasan.

Baca Selengkapnya

Respons Ketua BEM UGM Soal 3 Pakar Hukum dan Sutradara Dirty Vote Dilaporkan ke Polisi

13 Februari 2024

Respons Ketua BEM UGM Soal 3 Pakar Hukum dan Sutradara Dirty Vote Dilaporkan ke Polisi

Ketua BEM UGM tanggapi pelaporan ke polisi terhadap sutradara dan 3 pakar hukum pemeran di film Dirty Vote. Ia khawatir terhadap kebebasan berpendapat

Baca Selengkapnya