Kalla Dipilih karena Pengalaman  

Reporter

Senin, 19 Mei 2014 10:19 WIB

Ketua Umum partai Nasdem, Surya Paloh (kiri) berbincang dengan Jusuf Kalla ketika menghadiri acara ulang tahun Mantan Wakil Presiden tersebut di Jakarta, Kamis (15/5). Jusuf Kalla yang merayakan ulang tahunnya yang ke 72 disebut-sebut sebagai salah satu kandidat calon wakil presiden pendamping Joko Widodo yang diusung partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. TEMPO/Seto Wardhana

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh mengatakan politikus senior Golkar, Jusuf Kalla, dipilih mendampingi Joko Widodo karena dinilai berpengalaman, terutama dalam bidang ekonomi. Menurut dia, Jokowi dan Jusuf Kalla adalah kombinasi yang tepat dan saling melengkapi.

"Pasangan yang ideal, jam terbang Pak Jusuf Kalla sudah sangat berpengalaman," kata Surya ketika ditemui di kediaman Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat, Senin, 19 Mei 2014. (Baca: Projo Jawa Timur Pilih JK Jadi Cawapres Jokowi)

Partai koalisi yang dipimpin PDI Perjuangan mendeklarasikan pasangan Jokowi-JK sebagai calon presiden dan wakil presiden hari ini. Menurut Surya, keputusan itu disepakati empat partai pengusung, yakni Partai Nasional Demokrat, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Kebangkitan Bangsa, dan Partai Hati Nurani Rakyat.

Surya yakin Kalla tak akan mendominasi pemerintahan nantinya jika pasangan ini menang. Jokowi dan Jusuf Kalla, kata Surya, akan saling membantu demi kepentingan rakyat.

Ihwal bergabungnya NasDem dengan PDI Perjuangan karena permintaan Kalla, Surya membantahnya. Menurut dia, dukungan partai karena melihat sosok Jokowi yang dianggap membawa perubahan. "NasDem mendukung terhadap calon yang memberi harapan baru bagi semua rakyat," kata Surya. (Baca: NasDem Akui Sorongkan Kalla Jadi Cawapres Jokowi)

Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat Wiranto menuturkan Jusuf Kalla sangat menentukan elektabilitas dalam pemilu presiden. "Juga bisa menjamin kepada publik pemerintah yang akan datang," kata Wiranto.

Pasangan Jokowi-Jusuf Kalla akan dideklarasikan di Gedung Joang 45, Jalan Menteng Raya, Jakarta Pusat, siang ini. Setelah deklrasi, mereka akan mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum pukul 13.30 dengan mengendarai sepeda ontel. (Baca: Golkar Sulawesi Barat Ingin JK Cawapres Jokowi)

SUNDARI



Terpopuler:
Poros Ketiga Gagal, Demokrat Merapat ke Gerindra
Cinta Laura Lulus Cum Laude
Kabar Cawapres Jokowi Dianggap Manuver Belaka
Ahok Minta Presiden Terpilih Tuntaskan Tragedi Mei 1998

Berita terkait

Top 3 Dunia: Jusuf Kalla Bertemu Hamas Hingga AS-Israel Diduga Langgar Hukum Internasional

1 hari lalu

Top 3 Dunia: Jusuf Kalla Bertemu Hamas Hingga AS-Israel Diduga Langgar Hukum Internasional

Berita Top 3 Dunia pada Selasa 7 Mei 2024 diawali oleh kabar Ketua Umum PMI Jusuf Kalla meminta kelompok Palestina Hamas untuk bersatu dengan Fatah

Baca Selengkapnya

Bertemu di Malaysia, Jusuf Kalla Minta Hamas Bersatu dengan Fatah

1 hari lalu

Bertemu di Malaysia, Jusuf Kalla Minta Hamas Bersatu dengan Fatah

Ketua PMI Jusuf Kalla meminta Hamas untuk bersatu dengan Fatah ketika bertemu perwakilan kelompok tersebut di Kuala Lumpur.

Baca Selengkapnya

Hamas Minta Bantuan Jusuf Kalla untuk Mediasi dengan Israel

2 hari lalu

Hamas Minta Bantuan Jusuf Kalla untuk Mediasi dengan Israel

Hamas meminta bantuan dari Jusuf Kalla agar menjadi mediator guna mengakhiri perang dengan Israel.

Baca Selengkapnya

Koalisi Prabowo Rangkul PKB dan Partai Nasdem Bahayakan Demokrasi

12 hari lalu

Koalisi Prabowo Rangkul PKB dan Partai Nasdem Bahayakan Demokrasi

Upaya Koalisi Prabowo merangkul rival politiknya dalam pemilihan presiden seperti PKB dan Partai Nasdem, berbahaya bagi demokrasi.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

13 hari lalu

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.

Baca Selengkapnya

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

14 hari lalu

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

Pendeta Gilbert Lumoindong dilaporkan ke polisi atas ceramahnya yang dianggap menghina sejumlah ibadah umat Islam.

Baca Selengkapnya

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

16 hari lalu

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

Presiden Jokowi mendiskusikan rencana pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya dengan Menlu Cina, pernah akan dibangun pada 2018.

Baca Selengkapnya

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

17 hari lalu

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

"Saya tidak ada niat, saya mencintai umat Muslim. Saya minta maaf," kata Gilbert Lumoindong

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

28 hari lalu

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

Open house yang diadakan oleh JK dihadiri oleh Anies Baswedan, Hamdan Zoelva, hingga Tom Lembong selaku perwakilan koalisi perubahan.

Baca Selengkapnya

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

28 hari lalu

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

Jusuf Kalla menilai positif kunjungan Roeslan Roeslani ke rumah Megawati Soekarnoputri. Soal rekonsiliasi nasional, ia menilai ada banyak waktu lain.

Baca Selengkapnya