Pengamat Menilai Pencalonan Anies-Sohibul Iman oleh PKS di Pilkada Jakarta sebagai Fait Accompli
Reporter
Tempo.co
Editor
Kukuh S. Wibowo
Rabu, 26 Juni 2024 19:58 WIB
TEMPO.CO, Surabaya - Pengamat politik sekaligus Wakil Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) Kacung Marijan menilai banyak partai politik yang tertarik mengusung Anies Baswedan sebagai calon gubernur Jakarta. Ketertarikan itu, menurut Kacung, masuk akal karena dari hasil survei, elektabilitas Anies masih yang tertinggi dibandingkan figur-figur lain yang mengemuka dalam pilgub Jakarta.
Meski demikian sejauh ini baru Partai Kebangkitan Bangsa dan Partai Keadilan Sejahtera yang secara tegas menyatakan dukungannya. Adapun PDI Perjuangan maupun NasDem, kendati juga memberi sinyal positif kepada Anies, tapi belum mengutarakan dukungannya secara terbuka.
Namun, ujar Kacung, sikap PKS yang buru-buru memasangkan Anies dengan Wakil Ketua Majelis Syura mereka,Sohibul Iman, dianggap sebagai fait accompli. “Karena suara PKS sendiri untuk mengusung cagub masih kurang kan,” kata Kacung saat dihubungi, Rabu, 26 Juni 2024.
Tetapi dari sisi kepantasan, Kacung melihat wajar-wajar saja PKS meminta jatah wakil gubernur karena dalam Pemilu 2024 perolehan suara partai tersebut paling banyak di DKI Jakarta dengan 18 kursi DPRD. Hanya yang jadi soal adalah kewajaran itu mestinya didiskusinya terlebih dahulu dengan partai politik lain yang kemungkinan juga berminat mengusung Anies.
“Ini kan fait accompli-nya enggak ada angin enggak ada hujan PKS yang awalnya menyatakan mengusung Sohibul Iman sebagai calon gubernur, tiba-tiba banting stir menyatakan sebagai cawagubnya Anies. Menurut saya kurang eloknya di sini,” tutur Kacung.
Di sisi lain, kata dia, tak ada yang mungkiri bahwa irisan pemilih Anies dan pemilih PKS pada pemilu kemarin kuat. Sehingga kalau ingin dapat suara yang lebih besar lagi pada Pilgub Jakarta, harusnya PKS mencari irisan pendukung di luar partainya.
Namun gara-gara PKS mendahului, Kacung melihat pembicaraan mengenai koalisi partai politik calon pendukung Anies sudah hangat duluan. Kecuali bila Anies memang anggota PKS, partai tersebut lebih enak dalam bersikap.
Tetapi karena sampai saat ini Anies belum bersedia menjadi anggota partai mana pun, kata Kacung, sekarang tergatung pada PKS melakukan komunikasi kepada partai-partai yang lain untuk meminimalisasi agar situasi hangat tersebut tidak memanas. “Karena kalau situasinya jadi panas, bisa kacau. PKS yang belum dapat mengusung calon sendiri ini bisa kesulitan nanti,” ucap Kacung.
Dalam analisa Kacung, PKS sengaja buru-buru memagari posisi cawagub karena khawatir Anies memilih pendamping dari kader partai lain. Sebab pada Pilkada DKI Jakarta 2017, PKS tidak mendapat apa-apa saat Anies memenangkan pilkada bersama Sandiaga Uno yang saat itu masih kader Gerindra. “Pada 2017 sudah enggak dapat, masak tahun ini enggak dapat lagi, mungkin begitu kira-kira kekhawatiran PKS. Meskipun ini kekhawatiran yang berlebihan,” kata dia.
Mestinya, ujar Kacung, sebagai pemenang pemilu di ibu kota, PKS harus percaya diri dan memiliki posisi tawar tinggi. Sehingga bia PKS mencalonkan Sohibul Iman yang kader sendiri sebagai cagub, menurut Kacung, pantas-pantas saja.
Sebelumnya Dewan Pengurus Tingkat Pusat (DPTP) PKS resmi mengusung Anies dan Sohibul menjadi pasangan calon gubernur dan wakil gubernur dalam kontestasi Pilkada Jakarta 2024. Pernyataan ini diungkapkan Presiden PKS Ahmad Syaikhu dalam pidato pembukaan Sekolah Kepempimpinan Partai PKS pada Selasa, 25 Juni 2024.
"DPTP PKS melakukan rapat pada Kamis lalu dan telah memutuskan Anies Rasyid Baswedan sebagai bakal calon gubernur dan Sohibul Iman sebagai calon wakil gubernur," kata Syaikhu dalam pidato yang dipantau lewat kanal YouTube PKS.
Usulan pasangan Anies-Sohibul disampaikan melalui surat dari Dewan Perwakilan Wilayah atau DPW PKS DKI Jakarta kepada DPTP PKS. Surat tersebut meminta agar menyetujui Anies dan Sohibul Iman sebagai calon gubernur dan wakil gubernur Daerah Khusus Jakarta.
DPTP PKS meyakini pasangan Anies-Sohibul sudah memiliki kualifikasi yang mumpuni dan serasi untuk memimpin Jakarta. "Rekam jejaknya terlihat baik. Memiliki kredibilitas dan ada kapasitas peluang untuk menang besar," kata Syaikhu.
Sekretaris Umum DPW PKS DKI Abdul Aziz mengakui partainya tidak bisa mencalonkan kandidat sendiri di pemilihan gubernur Jakarta. Namun ia menilai langkah PKS mengusung Anies dan kadernya sendiri, Sohibul Iman, logis.
“PKS punya argumen, kursi di DPRD paling besar. Jadi wajar wakilnya harus dari PKS. Pak Anies nggak punya partai, bisa diusung semua partai sebagai calon non partai,” kata Aziz ditemui di kawasan Cipinang, Jakarta Timur pada Selasa, 25 Juni 2024.
Aziz mengatakan Anies dan Sohibul belum final sampai pendaftaran pilkada serentak pada 27 Agustus 2024. PKS terbuka untuk bernegosiasi untuk koalisi dengan semua pihak. “PKS maunya wakil. Yang lain-lain akan dibicarakan secara teknis lainnya nanti,” katanya.
DANIEL A. FAJRI | TAMARA AULIA
Pilihan Editor: Respons PKB usai PKS Deklarasikan Anies Baswedan - Sohibul Iman di Pilkada Jakarta