Tinjauan Psikologi Demokrasi: Siapa Yang Sebenarnya Peduli dengan Demokrasi?

Reporter

Febyana Siagian

Editor

Dwi Arjanto

Rabu, 6 Maret 2024 17:17 WIB

Ilustrasi pemilu. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Negara yang menerapkan demokrasi kian bertambah. Distribusi kekuasaan maupun pergantiannya yang reguler, dan egaliter menjadi pilihan sebagai cara hidup bernegara manusia modern.

Mengenai tinjauan psikologi demokrasi, laman Psychology Today merilis bahwa kepedulian soal demokrasi memiliki teknik pengukuran baru yang mulai diterapkan di kalangan orang Tiongkok dan Amerika. Demokrasi merupakan cara yang baik atau sangat baik dalam menjalankan pemerintahan.

Hal ini terbukti dari Tembok Berlin yang runtuh pada tahun 1989, dengan banyaknya pengamat yang menganggap hal ini menjadi tanda demokrasi telah menang atas totalitarianisme. Setelahnya, muncullah institusi-institusi demokrasi yang kemudian berkembang pesat di Amerika Latin dan Afrika sub-Sahara.

Walau kemudian, Cina menghentikan gerakan demokrasi liberal pada tahun 1989. Bukan hanya itu, pun ada beberapa kejadian lainnya. Seperti demonstrasi kekuatan rakyat yang melawan Ferdinand Marcos di Manila pada tahun 1986, protes rakyat menjatuhkan Slobodan Milosevic dari Serbia tahun 2000, demonstrasi Revolusi Oranye pada tahun 2004, dan demonstrasi Arab Spring di Tunisia dan Mesir yang menjatuhkan orang-orang berpengaruhnya pada tahun 2011.

Pernah dilakukan survei yang diselesaikan oleh sekelompok orang di dewasa yang mewakili Tiongkok, emigran dari Cina, Hong Kong, dan Taiwan ke AS dan Kanada. Dengan hasil menang atau tidaknya ditentukan oleh keberhasilan salah satu anggota kelompok yang ditunjuk untuk bertindak sebagai otoritas, atau keberhasilan mayoritas kelompok dalam memilih satu dari dua kemungkinan yang belum diungkapkan.

Tanggapan yang didapatkan adalah kecenderungan yang mendasar untuk menghargai kekuasaan mayoritas sebagai sebuah sistem politik. Sehingga, sensor tidak menimbulkan risiko sensor yang jelas. Dengan urutan preferensi rata-rata pada demokrasi, yang tertinggi adalah sampel untuk Amerika, kemudian emigran Taiwan dan Hong Kong, dan yang paling rendah adalah warga Tiongkok daratan.

Advertising
Advertising

Hal ini menjadi penting sebagai daya tarik, seperti variasi pandangan besar di Cina pada demokrasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan emigran di negara ini yang melaporkan bahwa kebebasan politik tidak berperan dalam emigrasinya.

Pilihan editor: Prabowo Sebut Demokrasi Sangat Melelahkan, Disorot Lagi oleh Media Asing

Berita terkait

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

6 hari lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi dalam Sorotan Aksi Hari Buruh Internasional Kemarin

7 hari lalu

Presiden Jokowi dalam Sorotan Aksi Hari Buruh Internasional Kemarin

Aksi Hari Buruh Internasional pada Rabu kemarin menyoroti janji reforma agraria Presiden Jokowi. Selain itu, apa lagi?

Baca Selengkapnya

Massa Aksi May Day Bakar Baliho Jokowi dan Hakim MK Sebagai Bentuk Kekecewaan

8 hari lalu

Massa Aksi May Day Bakar Baliho Jokowi dan Hakim MK Sebagai Bentuk Kekecewaan

Peserta aksi Hari Buruh Internasional atau May Day membakar baliho bergambar Presiden Jokowi di kawasan Patung Arjuna Wijaya, Jakpus

Baca Selengkapnya

Dosen Filsafat UGM Sebut Pentingnya Partai Oposisi: Jika Tidak Ada, Maka Demokrasi Tambah Merosot Jauh

9 hari lalu

Dosen Filsafat UGM Sebut Pentingnya Partai Oposisi: Jika Tidak Ada, Maka Demokrasi Tambah Merosot Jauh

Keberadaan partai oposisi sangat penting untuk memberikan pengawasan dan mengontrol jalannya pemerintahan. Ini pendapat dosen filsafat UGM.

Baca Selengkapnya

Mengenal Fungsi Oposisi dalam Negara Demokrasi

10 hari lalu

Mengenal Fungsi Oposisi dalam Negara Demokrasi

Isu tentang partai yang akan menjadi oposisi dalam pemerintahan Prabowo-Gibran kian memanas. Kenali fungsi dan peran oposisi.

Baca Selengkapnya

Koalisi Prabowo Rangkul PKB dan Partai Nasdem Bahayakan Demokrasi

13 hari lalu

Koalisi Prabowo Rangkul PKB dan Partai Nasdem Bahayakan Demokrasi

Upaya Koalisi Prabowo merangkul rival politiknya dalam pemilihan presiden seperti PKB dan Partai Nasdem, berbahaya bagi demokrasi.

Baca Selengkapnya

Dosen Politik Universitas Udayana Sebut 5 Skenario Potensial Putusan Sengketa Pilpres oleh Hakim MK

18 hari lalu

Dosen Politik Universitas Udayana Sebut 5 Skenario Potensial Putusan Sengketa Pilpres oleh Hakim MK

Dosen Ilmu Politik Universitas Udayana (Unud) prediksi 5 skenario potensial putusan MK sengketa Pilpres 2024 yang akan di gelar Senin, 22 April 2024

Baca Selengkapnya

Kelompok Pemantau Eopa: Pemilu Turki Belum Sepenuhnya Kondusif bagi Demokrasi

37 hari lalu

Kelompok Pemantau Eopa: Pemilu Turki Belum Sepenuhnya Kondusif bagi Demokrasi

Kelompok pemantau pemilu dari Dewan Eropa mengatakan lingkungan pemilu Turki masih terpolarisasi dan belum sepenuhnya kondusif bagi demokrasi.

Baca Selengkapnya

Respons Bambang Widjojanto Soal MK Panggil 4 Menteri Jokowi Jadi Saksi Sengketa Pilpres

37 hari lalu

Respons Bambang Widjojanto Soal MK Panggil 4 Menteri Jokowi Jadi Saksi Sengketa Pilpres

Bambang Widjojanto menilai MK ingin sungguh-sungguh memeriksa setiap bukti dalam sidang sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Ketika Ganjar dan Mahfud Md Kompak Berharap MK Selamatkan Demokrasi

43 hari lalu

Ketika Ganjar dan Mahfud Md Kompak Berharap MK Selamatkan Demokrasi

Mahfud Md berharap MK mengambil langkah penting untuk menyelamatkan masa depan demokrasi dan hukum di Indonesia.

Baca Selengkapnya