TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara tim pemenangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, Tantowi Yahya, mengatakan pernyataan mundur yang diucapkan Prabowo saat pernyataan sikap di Rumah Polonia hari ini bukan mundur dari posisi calon presiden. "Prabowo bukan mundur dari capres tapi mundur dari proses rekapitulasi yang sedang berlangsung di KPU," kata Tantowi sesaat setelah Prabowo meninggalkan Rumah Polonia, Selasa, 22 Juli 2014.
Menurut Tantowi, pihak Prabowo dan partai Koalisi Merah Putih mundur dari proses rekapitulasi suara yang saat ini masih berjalan karena kecewa pada KPU. "Kami mundur karena kami mencermati dari berbagai fakta di lapangan telah terjadi kejanggalan," kata dia. (Baca: Saksi Prabowo-Hatta Walk-Out dari Sidang Pleno KPU)
Kejanggalan-kejanggalan ini diperoleh dari kesaksian dan data yang diperoleh saksi Prabowo-Hatta selama ada di lokasi pemungutan dan penghitungan suara. "Di Indonesia ini, pada pemilu kali ini ada 479 ribu TPS di 77 daerah pemilihan di Indonesia. 685 ribu saksi dari Prabowo-Hatta, artinya tidak ada satu pun pos yang tidak dijaga. Ini data sahih, asli," ujar Tantowi sembari mengacungkan gulungan kertas berisi fakta kecurangan pemilu yang ditemukan oleh timnya. (Baca: Ini Lima Poin Penolakan Prabowo)
Tantowi menyatakan timnya sudah mengkonfirmasi dan mendapati ada kejanggalan suara di 52 ribu TPS di seluruh Indonesia. Data tersebut hasil penyederhanaan dari data awal sebanyak 125 ribu TPS. Banyaknya kejanggalan yang terjadi rata-rata berupa kasus jumlah surat suara yang tidak sama dengan jumlah yang mencoblos. Logikanya, kata Tantowi, jika surat suara ada 100 tetapi yang mencoblos ada 50 hal itu masih mungkin. Tapi tentu akan aneh jika surat suara awalnya 100 tapi waktu penghitungan ada 170 surat suara yang dicoblos.
Tantowi pun menyampaikan alasan mengapa Prabowo menyatakan mundur tepat di hari pengumuman hasil penghitungan suara. Ia mengatakan dari pemungutan suara timnya sudah mengumpulkan bentuk-bentuk kecurangan yang ada. Hari ini disampaikan karena mau tidak mau harus disampaikan hari ini, kata Tantowi. "Ini hari terakhir, kami segera merekap bentuk kecurangan tersebut," kata Tantowi lagi. (Baca: Prabowo-Hatta Tolak Pelaksanaan Pilpres 2014)
Politikus Partai Golkar itu menyebutkan gugatan yang dibacakan Prabowo pada KPU bukan sekadar gugatan menang atau kalah. Kata dia, Prabowo siap menerima kekalahan jika pemilu berlangsung adil dan independen. "Kami mengkritisi kerja KPU yang tidak menyelenggarakan pemilu yang adil dan independen," ujar Tantowi.
AISHA SHAIDRA
Berita terpopuler
SBY Berhentikan Kepala Staf TNI AD
Berita Potong Kelamin, Ahmad Dhani ke Dewan Pers
Saran Ahok Buat Jokowi Usai Pengumuman Pilpres
Umat Kristen Irak Diminta Pindah Agama
Begini Kantor Jokowi Sebelum Pengumuman Pilpres