Hitung Cepat Pilpres, Puskaptis Siap Diaudit

Reporter

Kamis, 10 Juli 2014 11:38 WIB

Direktur Eksekutiv Puskaptis, Hussin Yasid. Tempo/Parliza Hendrawan

TEMPO.CO, Jakarta -- Direktur Eksekutif Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis Husin Yazid mengatakan lembaga survei yang dia pimpin bersikap independen di pemilihan presiden 2014.

Menurut Yazid, Puskaptis merogoh koceknya sendiri sebesar Rp 750 juta untuk mendanai hasil pemungutan suara. "Saya malah menantang lembaga-lembaga lain membuka diri, independen atau tidak," kata Yazid ketika dihubungi Kamis, 10 Juli 2014. (Baca:Sekjen Persepi: Puskaptis Punya Rekam Jejak Buruk)




Yazid mengatakan Puskaptis terkenal dengan akurasinya di pemilihan kepala daerah sampai nasional. Dia mencontohkan saat pemilihan kepala daerah DKI Jakarta lalu, hanya lembaganya yang yakin Joko Widodo-Basuki Tjahja Purnama yang menang, sedangkan lembaga lain mengunggulkan Fauzi Bowo. Begitu pula yang terjadi di Jawa Barat dan Sumatera Utara.

Yazid mempersilakan Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia mengaudit lembaga surveinya asalkan dilakukan oleh Dewan Etik Persepi yang independen. "Jangan seperti sekarang, ada anggota Dewan Etik yang punya lembaga survei juga," ujar Yazid. Dia menantang lembaga survei lain untuk berani diaudit juga.

Terkait metode yang digunakan Puskaptis, Yazid mengatakan sudah menggunakan cara yang benar. Puskaptis menggunakan metode multistage random sampling dengan tingkat kesalahan 1-1,2 persen dan memantau 1.250 tempat pemungutan suara di daerah-daerah. Tingkat kepercayaan mencapai 95 persen. TPS contoh diambil di 130-135 kabupaten/kota.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi) Yunarto Wijaya menilai lembaga survei Puskaptis memang bermasalah. Menurut dia, kredibilitas lembaga survei itu memang tidak dapat dipercaya hasil hitung cepatnya. (Baca:Selisih Quick Count Tipis, Menko Minta Siaga Satu)
"Satu lembaga survei yang berada di bawah Persepi, yaitu Puskaptis memberikan hasil hitung cepat pemilukada di Palembang pada 2013," kata Yunarto, di Balai Kartini, Rabu, 9 Juli 2014. "Dan kebetulan nama lembaga survei itu juga kini ada dan kontroversial."

Yunarto menuturkan pada saat pemilihan umum kepala daerah di Palembang tahun 2013 lalu, hasil hitung cepat Puskaptis menuai kisruh. Salah seorang peneliti Puskaptis bahkan sempat diamankan di Polresta Palembang.

SUNDARI

Berita lainnya:
Jokowi-JK Menang, Munas Golkar Lebih Dinamis
Aburizal Klaim Koalisi Permanen Positif
PKB Jawa Tengah: Jokowi Menang di Semua Basis NU
Jokowi Menang, Indeks Bisa Tembus 5.200



Advertising
Advertising

Berita terkait

Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

27 Desember 2021

Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

Dalam survei tersebut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar hanya dipilih 0,1 persen responden.

Baca Selengkapnya

DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

22 Desember 2021

DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.

Baca Selengkapnya

Setya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019  

27 Maret 2017

Setya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019  

Setya Novanto mengungkap hitung-hitungan apabila Jokowi kembali berhadapan dengan Prabowo dalam pilpres 2019.

Baca Selengkapnya

Gagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019

22 Maret 2017

Gagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019

Qodari mengatakan masyarakat cukup mengenal figur Agus Yudhoyono atau AHY ini

Baca Selengkapnya

Tiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses

16 Januari 2017

Tiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses

RUU Permilu Diperkirakan selesai sekitar bulan empat ke depan.

Baca Selengkapnya

Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?

10 September 2015

Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?

Ada spekulasi bahwa Demokrat memunculkan sindrom I Want SBY Back untuk mempersiapkan Ani Yudhoyono.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tak Butuh, Relawan Bakal Membubarkan Diri

28 Oktober 2014

Jokowi Tak Butuh, Relawan Bakal Membubarkan Diri

Sampai saat ini mereka masih menunggu kepastian dari Jokowi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dilantik, Relawan Jokowi-JK Berevolusi

13 Oktober 2014

Jokowi Dilantik, Relawan Jokowi-JK Berevolusi

Relawan Jokowi-JK turut mengontrol realisasi program pemerintah di pedesaan.

Baca Selengkapnya

Fahri: Koalisi Pro-Prabowo Tidak Berencana Pilpres MPR  

9 Oktober 2014

Fahri: Koalisi Pro-Prabowo Tidak Berencana Pilpres MPR  

"Enggak ada agenda itu. Makanya, tidak perlu ditanyakan,"
kata


Fahri Hamzah soal agenda mengubah pemilihan presiden dari



langsung menjadi lewat MPR.

Baca Selengkapnya

Giman Membawa Ratusan Pesan untuk Jokowi

30 September 2014

Giman Membawa Ratusan Pesan untuk Jokowi

Dalam perjalanannya, pria yang kesehariannya berjualan kue putu keliling itu membawa buku catatan yang berisi ratusan pesan ditulis tangan.

Baca Selengkapnya