Penculikan Aktivis, Prabowo: Saya Bertanggung Jawab

Reporter

Jumat, 13 Juni 2014 03:03 WIB

Prabowo Subianto. Tempo/Dian Triyuli Handoko

TEMPO.CO, Jakarta - Calon presiden dari poros Partai Gerindra Prabowo Subianto terus dirongrong kasus penculikan aktivis 1998 ketika dia masih aktif berdinas di militer. Beberapa pekan terakhir, di media sosial beredar surat bernomor KEP/03/VIII/1998/DKP yang menyebut sebelas pertimbangan yang menjadi latar belakang rekomendasi pemecatan Prabowo di militer. Pertimbangan itu antara lain, penyalahgunaan wewenang dan pelanggaran prosedur, seperti pengabaian sistem operasi, hierarki, serta disiplin hukum di lingkungan ABRI.

Surat rekomendasi pemecatan Prabowo ditandatangani Ketua Dewan Kehormatan Perwira Jenderal Subagyo Hadi Siswoyo dan enam anggota berpangkat letnan jenderal, yaitu Djamari Chaniago, Fachrul Razi, Yusuf Kartanegara, Agum Gumelar, Arie J. Kumaat, serta Susilo Bambang Yudhoyono. Belakangan, kepada Tempo, Fachrul Razi dan Agum Gumelar, mengatakan surat itu valid, bukan rekayasa.

Setelah beredarnya surat itu, Tempo dalam beberapa kesempatan meminta Prabowo untuk diwawancarai soal itu. Namun, dia belum memberikan respon. Sebelumnya pada 3 November 2013, kepada Tempo, Prabowo sudah menjelaskan soal tuduhan penculikan tersebut. Berikut ini kutipan wawancara dengan Prabowo ketika itu.

Bagaimana Anda menjelaskan kasus penculikan aktivis ke pemerintah asing?

Ya, saya katakan, kadang dalam pemerintahan, kita sebagai alat pemerintah menjalankan misi yang dianggap benar. Begitu ada pergantian pemerintah, pemerintah baru menganggapnya tidak benar. Saya kan hanya petugas saat itu. Tapi setelah pergantian, nilai-nilai yang lama dibilang salah. Pembunuhan Munir, masak Prabowo disuruh tanggung jawab? Penembakan Theys Hiyo Eluay, masak Prabowo lagi? Saya kira Amerika sudah paham.

Dalam penculikan aktivis, Anda cuma melaksanakan tugas?

Ya. Sesuatu yang dibilang benar pada saat itu, begitu ada pergantian rezim, lalu dinyatakan salah. Saya tidak ke mana-mana, saya bertanggung jawab, saya tidak ngumpet. Persoalannya apa?

Benarkah ada tim lain di luar Tim Mawar Kopassus yang melakukan penculikan pada 1997-1998?

Mungkin banyak tim, tapi saya tidak tahu. Saya hanya salah satu, kan ada beberapa belas panglima. Dari segi hukum, saya tidak bisa bicara. Kan, saya tidak punya bukti. Ini masalah hukum. Apa yang menjadi porsi saya, saya sudah bertanggung jawab. Saya tidak ke mana-mana, ada di sini. Orang yang dulu saya culik malah datang ke saya, berterima kasih ke saya. Malah mereka memperjuangkan saya jadi presiden. Sebagian besar sudah bergabung dengan Gerindra, sebagian sudah ada yang jadi DPR, calon anggota DPR, atau jadi anggota biasa.

Bagaimana Anda mendekati mereka?

Pakai akal sehat, jurus akal sehat. Setelah kita lihat, duduk, nilai yang kita perjuangkan sama: keadilan sosial.

FEBRIANA FIRDAUS|MAJALAH TEMPO





Berita Lain
Anak Tukang Becak Ini Terima Beasiswa ke Inggris
Sumbangan untuk Jokowi-JK Capai Rp 35 Miliar
Moderatori Debat Capres, Erani Ungguli Tiga Ekonom






Berita terkait

Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

27 Desember 2021

Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

Dalam survei tersebut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar hanya dipilih 0,1 persen responden.

Baca Selengkapnya

DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

22 Desember 2021

DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.

Baca Selengkapnya

Ditugaskan Prabowo Jadi Jurkam ke Jateng, Ini Janji Sandiaga Uno

5 Maret 2018

Ditugaskan Prabowo Jadi Jurkam ke Jateng, Ini Janji Sandiaga Uno

Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno mengatakan telah mendapat izin Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menjadi juru kampanye di Pilkada tiap hari Minggu.

Baca Selengkapnya

Fadli Zon Akui Ada Utusan Ajak Prabowo Jadi Cawapres Jokowi

2 Maret 2018

Fadli Zon Akui Ada Utusan Ajak Prabowo Jadi Cawapres Jokowi

Fadli Zon mengatakan tawaran agar Prabowo menjadi cawapres Jokowi ditolak karena akan menimbulkan oligarki.

Baca Selengkapnya

Ketika Prabowo Hati-hati Tanggapi Usulan Jadi Cawapres Jokowi

1 Maret 2018

Ketika Prabowo Hati-hati Tanggapi Usulan Jadi Cawapres Jokowi

Prabowo mengatakan dirinya akan mendengarkan suara partai soal pencalonannya maju dalam pemilihan presiden dan wakil presiden.

Baca Selengkapnya

Pilkada 2018, Prabowo Bakal Berkampanye untuk Sudrajat-Syaikhu

1 Maret 2018

Pilkada 2018, Prabowo Bakal Berkampanye untuk Sudrajat-Syaikhu

Prabowo mengatakan akan mendatangi kampanye sebanyak mungkin di Pilkada 2018 Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Soal Deklarasi Prabowo Jadi Capres, Fadli Zon: Masih Lama

27 Februari 2018

Soal Deklarasi Prabowo Jadi Capres, Fadli Zon: Masih Lama

Meski Gerindra sudah bergerilya, Prabowo masih belum menyatakan diri akan maju kembali di pilpres 2019.

Baca Selengkapnya

Gerindra Masih Cari Tanggal Deklarasi Prabowo sebagai Capres

26 Februari 2018

Gerindra Masih Cari Tanggal Deklarasi Prabowo sebagai Capres

Fadli Zon juga menuturkan pencalonan Prabowo sebagai capres merupakan harga mati bagi Partai Gerindra.

Baca Selengkapnya

Bambang Soesatyo: Jokowi-Prabowo Pasangan Ideal

26 Februari 2018

Bambang Soesatyo: Jokowi-Prabowo Pasangan Ideal

Menurut Bambang Soesatyo, pertarungan antara Jokowi dan Prabowo pada pemilihan presiden 2014 sempat menimbulkan gangguan dalam kinerja pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Diprediksi Melenggang jika Head to Head dengan Prabowo

24 Februari 2018

Jokowi Diprediksi Melenggang jika Head to Head dengan Prabowo

Pemilihan presiden 2019 diperkirakan akan membentuk dua poros, yaitu poros Jokowi dan Prabowo.

Baca Selengkapnya