TEMPO.CO, Yogyakarta - Bank Indonesia Solo mencatat ada kenaikan kebutuhan uang pecahan kecil menjelang masa kampanye yang berlangsung pada 16 Maret hingga 5 April 2014. “Kebutuhan uang tunai para caleg pasti meningkat jelang dan selama kampanye. Baik uang pecahan besar atau kecil,” kata Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Solo Tigor Silalahi di sela sosialisasi penukaran uang di kawasan Gladag Surakarta, Ahad, 23 Maret 2014.
Hal itu terlihat dari jumlah uang yang keluar dari Bank Indonesia Solo pada Januari 2014 tercatat Rp 355 miliar. Tapi pada Februari naik menjadi Rp 460 miliar. Sebaliknya uang yang masuk ke BI Solo pada Januari Rp 2 triliun dan pada Februari turun jadi Rp 1,3 triliun.
Khusus untuk uang pecahan kecil, yaitu nominal Rp 20 ribu ke bawah, dia mengatakan juga ada peningkatan. Untuk Januari dan Februari 2014, nilai penukaran uang pecahan Rp 20 ribu lebih dari Rp 8 miliar dan pecahan Rp 10 ribu menembus Rp 6 miliar. “Kebutuhan uang kecil meningkat tajam. Mungkin caleg bagi-bagi uang misalnya untuk ongkos transportasi pendukungnya saat kampanye,” ujarnya.
Dia pernah mendapati beberapa orang yang menukarkan uang Rp 180 juta menjadi uang pecahan kecil. Dalam obrolan singkat antara penukar dengan petugas BI Solo, diketahui bahwa penukaran uang pecahan kecil atas permintaan caleg.
Tigor memperkirakan jumlah uang yang beredar di masyarakat akan terus bertambah selama masa kampanye pemilu legislatif dan disambung pemilu presiden. “Kebutuhan uang tunai pasti meningkat untuk keperluan kampanye,” katanya.
Adapun soal peredaran uang palsu yang biasanya meningkat saat pemilu, Bank Indonesia Solo tidak khawatir. “Faktanya uang palsu hampir tidak ada, meski jelang pemilu,” kata Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Solo Tigor Silalahi.
Dia mengatakan persentase uang palsu hanya 0,0028 persen atau dari seribu lembar uang, hanya ditemukan 2-3 lembar uang palsu. Begitu juga saat jelang pemilu, persentase tersebut tetap sama. “Tidak ada lonjakan signifikan,” ucapnya.
UKKY PRIMARTANTYO
Berita terkait
Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI
16 menit lalu
Kenaikan suku bunga acuan atau BI rate menarik aliran modal asing masuk ke Indonesia.
Baca SelengkapnyaBank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR
6 jam lalu
Bank Danamon Indonesia belum berencana menaikkan suku bunga KPR meski suku bunga acuan BI naik menjadi 6,25 persen
Baca SelengkapnyaCadangan Devisa RI Akhir April 2024 Anjlok Menjadi USD 136,2 Miliar
15 jam lalu
Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Baca SelengkapnyaTak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah
5 hari lalu
Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.
Baca SelengkapnyaBos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya
5 hari lalu
Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.
Baca SelengkapnyaInflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya
5 hari lalu
BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.
Baca SelengkapnyaEkonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat
7 hari lalu
Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.
Baca SelengkapnyaMeski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit
8 hari lalu
PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.
Baca SelengkapnyaBRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay
8 hari lalu
Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.
Baca SelengkapnyaSuku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti
9 hari lalu
BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.
Baca Selengkapnya