TEMPO.CO, Jakarta - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Partai Golongan Karya kembali menempati posisi puncak dalam hasil survei mengenai elektabilitas partai. Survei Saiful Mujani Research and Consulting menunjukkan PDI Perjuangan dan Golkar berada di posisi teratas dengan tingkat elektabilitas sebesar 16,4 persen dan 15 persen.
"Kedua partai bersaing ketat dengan margin of error sebesar 2,6 persen," kata Direktur Riset SMRC Djayadi Hanan saat pemaparan hasil survei di Jakarta, Ahad, 9 Maret 2014. Dia mengatakan tak ada partai yang dominan secara signifikan terhadap partai lainnya.
Survei SMRC dilakukan pada 10-20 Februari 2014 dengan total 1.520 responden. Jumlah responden diambil secara proporsional di 66 daerah pemilihan dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen. Djayadi menerangkan, survei ini merupakan hasil kerja sama lembaganya dengan The Indonesia Institute. Djayadi menuturkan total biaya yang diperlukan untuk sebuah survei nasional mencapai Rp 300 juta.
Dalam pertanyaan terbuka, kata Djayadi, PDIP dan Golkar juga masih menjadi juara survei yaitu dengan angka 11,4 dan 9,8 persen. Responden yang tidak menentukan pilihan sebesar 47,7 persen. Sedangkan jika responden disodori kartu yang memuat identitas partai, PDIP memperoleh suara sebesar 14,9 persen dan Golkar 13,3 persen. Angka ini meningkat dengan simulasi surat suara. PDIP meraih 16,4 persen, sementara Golkar 15 persen. Adapun sebanyak 17,7 persen belum menentukan pilihan.
Djayadi mengatakan hasil survei menunjukkan sepuluh partai politik berpeluang melenggang ke Senayan. Hanya Partai Bulan Bintang dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia yang masuk kotak. Menurut Djayadi, PBB yang elektabilitasnya 1,2 persen masih bisa lolos jika toleransi kesalahan dijadikan positif.
Djayadi menuturkan ada tiga lapisan pertarungan pada pemilu mendatang. Pertama, di level atas, PDIP bertarung dengan Golkar. Di level kedua, ada pertarungan antara Partai Demokrat, Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa. Sedangkan di level ketiga, muncul persaingan antara Partai Persatuan Pembangunan, Partai Amanat Nasional, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Hanura, dan Partai NasDem.
WAYAN AGUS PURNOMO
Berita lain:
Tersangka Pembunuh Ade Sara Tampak Tak Menyesal
KBRI Klarifikasi WNI di Malaysia Airlines Hilang
Ternyata Ahok Bisa Disuap